Dark/Light Mode

Muhammadiyah Resmikan Sumber Air Bersih Di Daerah Kering Di NTT

Rabu, 7 September 2022 20:41 WIB
Ketua Umum Muhammadiyah Prof Haedar Nashir (kanan) meresmikan sumber air bersih bagi warga Desa Tliu, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, Rabu (7/9). (Foto: Dok. Muhammadiyah)
Ketua Umum Muhammadiyah Prof Haedar Nashir (kanan) meresmikan sumber air bersih bagi warga Desa Tliu, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, Rabu (7/9). (Foto: Dok. Muhammadiyah)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir meresmikan sumber air bersih bagi warga Desa Tliu, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, Rabu (7/9). Haedar menerangkan, air merupakan sumber kehidupan dan kewajiban bagi semua untuk merawat dan menjaganya.

Dia menerangkan, sebagai khalifah di muka bumi, manusia diperintahkan untuk mengelola bumi, akan tetapi harus berlandaskan kerahmatan. Manusia tidak boleh berlaku ugal-ugalan dengan mengeksploitasi alam. Alam sebagai penyedia air bersih bagi kehidupan harus dijaga dan dilestarikan.

Dalam menjaga dan merawat sumber air, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah melakukannya dengan beberapa gerakan seperti Gerakan Menutup Bumi atau reboisasi. “Air adalah sumber kehidupan, tahun 2015 kami memulai dengan gerakan menanam bumi,” tutur Haedar, seperti dikutip muhammadiyah.or.id.

Baca juga : Tulis Pesan Perpisahan Di Dinding Kamar Mandi

Gerakan Tutup Bumi yang dilakukan MPM PP Muhammadiyah merupakan usaha untuk menangkap atau menjaring air tanah melalui akar-akar pohon keras yang ditanam. Dengan gerakan ini, diharapkan akan kembali menghidupan sumber mata air yang mati dan menambah debit air dari sumber mata air yang masih ada.

Persoalan air di daerah kering seperti di Pulau Timor, termasuk di Desa Tliu, merupakan masalah menahun. Dibutuhkan waktu panjang untuk menyelesaikan persoalan kesulitan air bersih di Desa Tliu.

Pada 2015, MPP PP Muhammadiyah datang melakukan pendampingan di Desa Tliu. Pendampingan dilakukan dengan menggandeng beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan Perguruan Tinggi Negeri. Meski hampir mustahil menemukan sumber air bersih, namun Muhammadiyah tetap gigih dalam berusaha.

Baca juga : Bendung Radikalisme, Tingkatkan Literasi Digital Dan Nilai Kebangsaan

“Didatangkan ahli untuk melihat kemungkinan sumber mata air, para ahli menyimpulkan ini mustahil. Namun, Muhammadiyah tidak berhenti dan terus meyakini berbuat. Alhamdulillah, pada tahun 2019 salah satu kelompok petani yang dibentuk MPM PP Muhammadiyah menemukan sumber mata air dan sumber ini setelah diteliti mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar,” ujar Haedar.

Dari proses yang panjang tersebut, kini Muhammadiyah dengan beberapa PTM-nya meresmikan sumber air bersih yang bisa digunakan semua warga desa dan sekitarnya. Haedar berpesan supaya air harus dijaga, salah satu caranya adalah dengan menyiapkan sumber daya manusia unggul dan kompeten untuk menjaga keberlangsungan sumber mata air ini ke depan.

Oleh karena itu, Muhammadiyah berencana ingin Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang diperuntukkan bagi masyarakat. Rencana pembangunan SMK ini akan dilakukan secara gotong royong oleh beberapa PTM. Selain melakukan peresmian sumber mata air, Haedar juga meresmikan gedung kuliah dan Masjid Muhammadiyah di Kupang.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.