Dark/Light Mode

Hadapi Serangan Hacker

Badan Siber Dan Sandi Negara, Tolong Jangan Takabur Deh!

Kamis, 15 September 2022 06:35 WIB
Badan Siber dan Sandi Negara. (Foto: Istimewa).
Badan Siber dan Sandi Negara. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menilai serangan siber yang dilancarkan hacker Bjorka masih termasuk katagori rendah. Dengan kata lain, masih belum berbahaya.

Kepala BSSN Hinsa Siburian me­nyebut ada beberapa katogori serangan siber, mulai dari paling rendah sampai berbahaya. Menurutnya, serangan siber yang dilakukan Bjorka tersebut termasuk katogori paling rendah.

“Kalau dilihat, kategori atau serangan yang bersifat pencurian data itu masih intensitas rendah sebenarnya,” ujar Hinsa dalam keterangannya, kemarin.

Baca juga : Standar Masuk PTN Jangan Turun Dong

Adapun serangan siber dengan inten­sitas tinggi, menurut Hinsa, yaitu ketika peretas dapat melumpuhkan sistem atau infrastruktur negara.

“Ada yang sampai intensitas tinggi (yaitu) melumpuhkan sistem elektronik atau infrastruktur informasi vital kita,” kata Hinsa.

Menurut Hinsa, tidak ada satupun negara di dunia yang kebal dari serangan siber. Untuk itu, masyarakat diminta tetap tenang namun tetap waspada.

Baca juga : Bamsoet Tegaskan, Bela Negara Tanggung Jawab Seluruh WNI

Netizen menyindir BSSN. Dengan se­rangan intensitas rendah saja banyak data yang dibobol. Apalagi dengan serangan tingkat tinggi. Netizen meminta BSSN tidak usah menantang.

“Serangan ringan saja, data banyak yang bobol. Apalagi kalau yang main tingkat dewa. Ini sengaja yang keluar lebih dulu hacker ilmu rendah buat nge­bobol,” ujar @Soebandrio.

Akun @kutu_kupret menyambung. Dia bilang, dengan serangan rendah saja BSSN tidak bisa mengatasi, bagaimana yang serangan intensitaa tinggi. “Payah dah,” imbuhnya.

Baca juga : Sandiaga Dorong Kemandirian Ekonomi Pesantren

Akun @Theodorus_K heran. Kata dia, dengan serangan intensitas rendah saja BSSN kebobolan. “Bagaimana bila serangan intensitas tinggi. Sebenarnya kinerja BSSN apa sih?” tanya dia. “Yang rendah itu bukan hackernya, tapi kinerja BSSN-nya,” tuding @Ncim_melia.

Menurut @Iwan_juniawan, yang jadi fokus bahasan bukan masalah intensi­tasnya, tapi keamanan siber negara yang dengan mudah dibobol hacker. Kata dia, peristiwa tersebut memalukan karena ketahuan security negara abal-abal dan gampang dibobol.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.