Dark/Light Mode

Dari Urusan BBM, Mega Sampai Depok

Hasto Dan PKS Saling Serang

Minggu, 18 September 2022 07:30 WIB
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. (Foto: Antara).
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. (Foto: Antara).

 Sebelumnya 
PKS tak tinggal diam dicibir Hasto. Jubirnya yakni Muhammad Kholid balik menjawab cibiran tersebut. Menurutnya, prestasi Depok yang ditanya Hasto jelas ada. Mereka baru menerima penghargaan sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan terendah ketiga di Indonesia. Peringkat satu dan dua masing-masing adalah Kota Sawahlunto dan Kota Tangerang Selatan, sebagaimana dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).

Dia lalu balik menyentil kepala daerah kader PDIP, salah satunya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. “Kita balik lagi apa prestasi mas Ganjar, apple to apple, komparasi aja. Kalau mainnya begitu ya...,” tantangnya balik.

Baca juga : BIN Kalbar Ingatkan Warga Waspadai Kelompok Radikal Kanan

Soal sikap PKS yang pernah mendukung kenaikan BBM saat berada di dalam pemerintahan era Presiden SBY, Kholid membenarkan. Tapi menurutnya, hanya di periode pertama. “Periode pertama, kita menerima karena saat itu harga BBM memang tinggi sekali. Periode kedua, karena argumen tidak bisa kita terima lagi, kita menolak kenaikan BBM. Coba cek deh,” lanjutnya.

Bagaimana tanggapan pengamat dengan dua partai ini? Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menilai, PDIP dan PKS tidak mungkin akur dalam perjalanan politiknya. Karena secara mazhab dan ideologi, perbedaan keduanya sudah cukup ekstrim.

Baca juga : Hari Ini, SIM Keliling Depok Hadir Di 2 Lokasi

“Apalagi pak Hasto pernah bilang PDIP mungkin berkoalisi dengan partai lain kecuali PKS dan Demokrat,” kata Adi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ia juga menyebut, peran kedua parpol juga bagaikan siklus, jika menyoal kenaikan BBM. Ibarat hanya gantian siapa yang berkuasa dan siapa yang menghujat. “PKS sebelumnya adalah bagian pendukung SBY ketika berkuasa. Pernah naik BBM juga. PKS jangan sok bersih juga, PDIP juga jangan hanya mengklaim dirinya partai wong cilik,” nilainya.

Baca juga : Di Korsel, Megawati Sebarkan Pancasila Melalui Forum Perdamaian

Lalu akankah PDIP dan PKS akur? “Enggak mungkin akur, bagus malah. Ini menunjukkan partai politik kita punya jenis kelamin berbeda,” pungkasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.