Dark/Light Mode

Dibayangi Krisis Global

Sri Mul Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Membaik

Minggu, 23 Oktober 2022 06:40 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Istimewa)
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Untungnya, kondisi itu belum menyenggol perekonomian Indonesia. "Kondisi ekonomi makro domestik serta kinerja APBN yang kuat, jadi bekal yang cukup solid untuk menghadapi tahun 2023 yang penuh tekanan," yakin Sri Mul.

Anggota Komisi XI DPR Hendrawan Supratikno mengamini pemaparan Sri Mul. Diakuinya, stabilitas ekonomi makro Indonesia cukup bagus dibanding negara lain, termasuk beberapa negara maju. "Sampai dipuji-puji IMF segala," katanya, saat dihubungi, tadi malam.

Meski kondisinya baik, dia berpesan, Pemerintah tidak boleh terlena, bahkan "mabok" pujian. Mengingat, PR-nya sangat banyak. Seperti peningkatan prioritas dan kualitas belanja, disiplin fiskal, dan pengurangan agresif tingkat kebocoran.

Baca juga : Penanganan Pandemi Baik, Ekonomi Indonesia Tumbuh Sehat

"Anggaran negara yang selalu defisit, kurs rupiah yang terus melemah, yang sudah berlangsung sejak Indonesia merdeka, adalah sinyal bahwa produktivitas dan daya saing ekonomi kita kalah dibanding rival dalam panggung kontestasi global," ungkap politisi senior PDIP ini.

Karenanya, kader banteng ini memberi resep agar Indonesia bisa mengungguli para rival. Yakni, memperbaiki tata kelola dan kualitas birokrasi, etos kerja masyarakat, hilirisasi dan efisiensi industri, serta stabilitas politik yang kuat.

Peneliti Indef Sugiyono Madelan mengatakan, kondisi makro ekonomi berdasarkan laporan BPS dan Pemerintah memang menunjukkan hal positif. Sendi-sendi perekonomian berjalan sesuai yang diharapkan. Seperti banyaknya penumpang pesawat, mobilitas kendaraan, dan tempat wisata yang ramai pengunjung. Pabrik berproduksi, sekalipun ada pengurangan karyawan.

Baca juga : IKN Diyakini Dorong Pertumbuhan Ekonomi UMKM Di Kukar

Namun, di sisi lain, mobil pembeli BBM di SPBU tidak sebanyak dahulu, sebelum harga BBM tinggi. Juga adanya keluhan sulitnya omzet usaha.

"Rupanya rezeki tidak merata. Ini soal kesenjangan ekonomi. Cukup banyak keluhan ongkos belanja naik, yang kurang tertutupi oleh kenaikan gaji. Memang ada keluhan sulitnya lapangan pekerjaan yang cocok, misalnya untuk lulusan SMK," ulas Sugiyono.

Nyatanya, setiap hari pasti ada pegawai yang terkena PHK. Namun, banyak usaha baru tumbuh dan berkembang. Suka tidak suka, kondisi ini secara agregat ekonomi makro, memang sesuai yang dilaporkan Pemerintah. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.