Dark/Light Mode

Soal Biji Nikel Untuk China Viral

Video Faisal Basri Rame Diomongin Warganet

Jumat, 4 November 2022 08:00 WIB
Ekonom senior Faisal Basri. (Foto: Istimewa).
Ekonom senior Faisal Basri. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Luhut menjelaskan, pada tahun 2014, waktu masa konstruksi smelter nikel memang banyak pekerja dari China.

“Sekarang sudah banyak orang Indonesia, pergi saja lihat ke sana,” tantang Luhut.

Warganet yang sebelumnya kepo dengan saling sindir antara JK dengan Luhut, kini beralih pada pernyataan Faisal Basri. Akun @kuputarung menyinggung publik agar segera melaporkan kejadian ini.

Baca juga : Akhirnya, Irjen Fadil Imran Bebaskan Warga Pekanbaru

“Tapi kenapa nggak ada yang melaporkannya dengan pasal penipuan atau kebohongan publik,” ajaknya.

“Dipinjemin duit banyak, tapi aset negara dikuasai dengan leluasa. Teori ilmunya penjajahan ekonomi,” kritik @beli_sewa. “Terus warga +62 dapat apa?” timpal @Lantip03. “Dari nikel mestinya kita sudah bisa dapat duit gede untuk kesejahteraan rakyat, kalau diterapkan sesuai Pasal 33 Ayat 3 UUD 45, tapi faktanya gimana?” sahut @yedi_kurniahadi.

Di kesempatan berbeda, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal menerapkan pengenaan pajak untuk ekspor nikel. Pajak ekspor nikel dan feronikel sebagai langkah dukungan kebijakan dari pemerintah dalam meningkatkan hilirisasi pertambangan.

Baca juga : Sandiaga Uno Beri Alat Ukir Untuk Pengrajin Saluang dan Bansi Di Pariangan

Untuk pemberlakuan penerapan pajak ekspor nikel itu, pihaknya sedang melakukan diskusi dengan Menteri Perekonomian (Menko) dan menteri terkait.

“Karena pajak ekspor bukan hanya untuk keuangan negara tapi sebagai instrumen memperkuat struktur ekonomi Indonesia,” ungkap Sri Mulyani.

Langkah Pemerintah mengembangkan hilirisasi nikel bisa menimbulkan neraca pembayaran Indonesia. Sehingga, trade account menjadi lebih baik disebabkan ekspor yang terjadi bukan hanya barang mentah melainkan memiliki nilai tambah melalui hilirisasi. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.