Dark/Light Mode

Prof. Tjandra Yoga Aditama

69 Sirup Obat Dicabut Izin Edarnya, Yang Kadung Minum Tolong Diperhatikan

Selasa, 8 November 2022 16:50 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Khairizal Anwar/RM)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Khairizal Anwar/RM)

 Sebelumnya 
Tentu, tidak mudah mencari siapa saja, dan berapa banyak anak-anak yang sudah meminum obat ini, tetapi tidak sakit.

Namun, data peredaran 69 obat sirup itu dapat dijadikan acuan, untuk mengidentifikasi.

Karena penting bagi kita, untuk menjaga kesehatan anak-anak, yang ternyata sudah terlanjur meminum 69 obat dengan cemaran "berbahaya" itu.

"Meski saat ini tidak tercatat sebagai pasien gagal ginjal, tapi harus diketahui, apakah ada dampak lain yang mereka alami. Baik itu jangka pendek atau jangka panjang," ucap Prof. Tjandra.

Menurutnya, yang paling baik sekarang ini adalah memfasilitasi pemeriksaan kesehatan semua anak, yang mengkonsumsi sirup obat berbahaya itu.

Baca juga : Cek Di Sini, 49 Sirup Obat PT Afi Farma, Yang Dicabut Izin Edarnya

"Karena 69 obat ini sudah diumumkan ke publik, maka para orang tua yang anaknya mengkonsumsi obat-obatan tersebut, diimbau membawa anaknya untuk diperiksa di fasilitas kesehatan. Tentu dengan memudahkan pelayanannya," usul Prof. Tjandra.

Sisi lainnya, 69 obat melebihi ambang batas untuk EG dan atau DEG ini, tentu tidak hanya diminum oleh 324 orang yang kini dilaporkan jatuh sakit.

Kalau ada ratusan lagi (apalagi kalau ribuan atau lebih banyak lagi) anak yang juga meminum obat ini, dan kemudian ternyata baik-baik saja, maka tentu harus dianalisis mendalam.

Harus dapat dijelaskan  kenapa banyak (atau mungkin lebih banyak) anak-anak yang minum obat yang sama, tetapi tidak sakit.

Apakah memang karena faktor daya tahan anak yang berbeda  atau jangan-jangan ada faktor penyebab lain yang perlu dicari mendalam?

Baca juga : Prof. Tjandra Soroti 5 Kejadian Gagal Ginjal Akut Di India, Terkait Dietilen Glikol

"Artinya, di satu sisi, pembuktian harus dapat menjelaskan, kenapa banyak anak yang meminum obat di atas ambang batas, tetapi tidak tercatat sebagai 324 kasus gagal ginjal akut. Di sisi lain, mereka yang tetap sakit walaupun tidak meminum obat ini, tetap harus diteliti,"  beber Prof. Tjandra.

Baik juga jika disampaikan ke publik, jumlah anak yang mengkonsumsi sedikitnya satu dari 69 obat yang disebut tinggi kadar EG dan DEG, dari total 324 kasus. Atau dari 194 yang meninggal.

"Kalau semua atau sebagian besar memang mengkonsumsinya  maka hubungan antara konsumsi obat dan kejadian penyakit  menjadi lebih pasti. Tetapi, kalau dari 324 pasien (dan 194 yg meninggal) hanya sedikit yang minum obat sirup itu, hubungan sebab akibatnya menjadi sulit dibuktikan dengan pasti," terangnya.

Untuk itu, kata Prof. Tjandra, kita harus menunggu pengumuman resmi tentang jumlah anak, dari total 324 yang sakit, yang mengkonsumsi obat dengan kadar EG dan DEG tinggi.

Datanya tentu  bisa didapatkan, karena pemerintah telah melakukan penyelidikan epidemiologik (PE) yang mendalam, terhadap 324 anak itu.

Baca juga : Ini 7 Masalah Kesehatan Di 77 tahun Kemerdekaan RI

Termasuk, obat-obat apa saja yang mereka minum, dan mungkin juga ada faktor-faktor penyebab penyakit lainnya.!

Di era evidence-based sekarang ini, hasil penelitian ilmiah adalah dasar penentuan kebijakan publik.

"Semoga, semua anak-anak Indonesia yang sudah telanjur meminum 69 obat yang tercemar itu, dapat dilindungi negara. Semoga, analisis ilmiah dapat segera menjawab, kenapa terjadi tragedi hampir 200 anak Indonesia meninggal dalam beberapa bulan terakhir, karena gagal ginjal akut," pungkas Prof. Tjandra. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.