Dark/Light Mode

Prof. Tjandra Yoga Aditama

69 Sirup Obat Dicabut Izin Edarnya, Yang Kadung Minum Tolong Diperhatikan

Selasa, 8 November 2022 16:50 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Khairizal Anwar/RM)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Khairizal Anwar/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan kesedihan mendalam, atas meninggalnya 194 anak dari total 324 yang terkena gagal ginjal akut per 5 November 2022.

Berbagai penjelasan mengaitkan kejadian tragis ini dengan konsumsi obat yang diminum anak-anak. Meski sebenarnya itu adalah obat resmi yang beredar.

Pada 2 November 2022, WHO sudah mengeluarkan Medical Product Alert No. 7/2022 yang menegaskan, delapan obat sirup untuk anak di negara kita dinyatakan substandar (terkontaminasi).

Kedelapan obat tersebut adalah Termorex syrup (batch AUG22A06), Flurin DMP syrup, Unibebi Cough Syrup, Unibebi Demam Paracetamol Drops, Unibebi Demam Paracetamol Syrup, Paracetamol Drops (PT Afi Farma), Paracetamol Syrup (mint) (PT Afi Farma) dan Vipcol Syrup.

Baca juga : Cek Di Sini, 49 Sirup Obat PT Afi Farma, Yang Dicabut Izin Edarnya

"Penjelasan WHO ini jelas menyatakan  bahwa semua obat sirup ini mengandung etilen glikol (EG) dan/atau di etilen glikol (DEG) yang tinggi kadarnya. Ditulis sebagai unacceptable amounts, sebagai pencemar, yang sudah dikonfirmasi berdasar analisis laboratorium oleh otoritas kesehatan di Indonesia," papar Prof. Tjandra dalam keterangannya, Selasa (7/11).

Yang lebih mengejutkan lagi, BPOM mencabut izin edar 69 sirup obat. Sebagaimana diberitakan RM.id edisi 7 November 2022, https://rm.id/baca-berita/nasional/147660/bpom-cabut-izin-edar-69-sirup-obat-dari-3-industri-farmasi-nakal

"Dalam kegiatan produksinya, ketiga industri farmasi itu menggunakan bahan baku pelarut propilen glikol. Sementara produk jadinya, mengandung cemaran etilen glikol yang melebihi batas aman," demikian penjelasan BPOM melalui keterangan resminya, Senin, 7 November.

Dengan begitu, sudah ada anak-anak Indonesia yang dalam beberapa bulan belakangan ini mengkonsumsi 69 obat, yang sekarang dicabut izin edarnya oleh BPOM.

Baca juga : Prof. Tjandra Soroti 5 Kejadian Gagal Ginjal Akut Di India, Terkait Dietilen Glikol

Termasuk, 8 obat yang oleh WHO disebut substandar, terkontaminasi, dan kadar EG dan/atau DEG nya tinggi.

Ini berarti, anak-anak sudah meminum obat yang mengandung cemaran melebihi batas aman.

"Tentu, ada potensi dampak bahayanya. Kita tidak bisa mendiamkan begitu saja nasib mereka. Kita tahu, sudah ada 324 anak yang sakit dan 194 orang yang meninggal," papar Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI ini.

"Yang harus dicari sekarang, berapa banyak sebenarnya anak-anak Indonesia yang pada kenyataannya sudah mengkonsumsi 69 obat yang tidak aman itu," imbuhnya.

Baca juga : Ini 7 Masalah Kesehatan Di 77 tahun Kemerdekaan RI

Prof. Tjandra menegaskan, kita perlu tahu persis, apakah ada dampak negatif yang dialami anak-anak, karena sudah mengkonsumsi obat yang tidak aman.

Terutama, di luar 324 pasien yang sudah tercatat.

"Ini obatnya ada 69 macam. Tentu, sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Entah berapa ratus atau mungkin ribu anak yang sudah meminumnya. Katakanlah di sepanjang tahun 2022 ini saja," tutur Penerima Rakyat Merdeka Award 2022 - Edukasi dan Literasi Kesehatan Masyarakat ini.

Sebaiknya, kata Prof. Tjandra, semua anak-anak peminum 69 obat ini dicari satu persatu, diidentifikasi dan diperiksa kesehatannya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.