Dark/Light Mode

Manfaat G20 Untuk Rakyat (2)

Pariwisata Dapat Durian Runtuh

Selasa, 15 November 2022 06:40 WIB
Seorang polisi berjalan melewati tanda G20 di Nusa Dua, Bali, Kamis, 7 Juli 2022. (Foto: AFP)
Seorang polisi berjalan melewati tanda G20 di Nusa Dua, Bali, Kamis, 7 Juli 2022. (Foto: AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wartawan Rakyat Merdeka Fajar Elpradianto yang saat ini berada di Bali menyaksikan manfaat yang dirasakan masyarakat Pulau Dewata atas gelaran G20. Terutama di bidang pariwisata. Pelaku pariwisata di Bali seperti mendapat durian runtuh dari gelaran G20 ini.

Setelah dua tahun mati suri dihantam pandemi Covid-19, kini pariwisata Bali kembali ramai. KTT G20 membuat sektor pariwisata di Bali semakin bergairah. Seperti yang terlihat di Pantai Kuta, yang masih ramai hingga malam hari.

Pantai yang berjarak sekitar 17 kilometer dari Hotel Apurva Kempinski, tempat penyelenggaraan KTT G20, ini banyak dikunjungi para wisatawan. Pada sore hari, sekitar pukul 16.00 WITA, di setiap sudut lokasi tempat kongkow terlihat banyak turis asing nongkrong sambil bersenda gurau dengan rekan-rekan, pasangan, atau keluarga mereka.

Di sepanjang bibir pantai, banyak wisatawan asing berbikini duduk-duduk di pasir sambil memandangi deburan ombak. Mereka bercengkrama di atas pasir sambil menikmati jajanan lokal sekitar pantai.

Baca juga : G20 Untuk Rakyat

Selama KTT G20, memang ada penyesuaian aktivitas penduduk. Namun, hal itu tidak berdampak signifikan terhadap wisata di Bali. Nusa Dua memang sepi dan steril untuk keamanan dan kelancaran forum pertemuan para pemimpin negara. Tapi 17 km dari sana ternyata pariwisata tetap hidup.

Anggota Satgas Pantai Kuta Wayan Sudite mengungkapkan, kondisi sekarang dibandingkan saat pandemi sangat jauh berbeda. Bedanya 180 derajat. Saat awal pandemi sangat sepi, kini sangat ramai.

Turis yang dominan mengunjungi Kuta berasal dari Australia, Rusia, dan India. "Kalau jumlah wisatawan asing dan lokal yang datang ke Kuta ini ada sekitar 3.000-an orang," tutur Wayan saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, di kantornya.

Dia bilang, saat penularan Covid-19 masih tinggi, kondisi Kuta sangat sunyi. Seperti tidak ada tanda kehidupan. Kini, dia bersyukur daerahnya mencari nafkah dipilih sebagai tempat pertemuan kelas dunia, sehingga ramai kembali. "Bisa sekitar 75 persen kenaikannya," kata Wayan.

Baca juga : Tukang Oleh-oleh Banjir Pesanan

Setelah event KTT G20 selesai, pria berusia 50 tahun ini yakin Kuta bisa lebih ramai dari sekarang. Dia berharap agar para pemimpin dunia yang hadir di G20 bisa memberikan informasi yang baik tentang Bali kepada rakyatnya di negara masing-masing.

"Otomatis saya pribadi berharap dan yakin masyarakat Bali akan merasakan banyak manfaat dari G20. Kunjungan pariwisata ke Bali bisa lebih meningkat," harapnya.

Masyarakat Bali, khususnya di Kuta, sangat bergantung dengan kunjungan wisatawan. Tanpa ada wisatawan, Bali tidak akan hidup. Digelarnya KTT G20 membuat ekonomi Bali lebih berdenyut.

"Sekarang ekonomi masyarakat di sini semakin baik. Kami ingin, hasil dari G20 ini kalau bisa semakin membuat Bali lebih baik lagi ekonominya," ucapnya.

Baca juga : Perhelatan G20 Dongkrak Pariwisata Pulau Dewata

Tidak hanya Kuta, di kawasan Legian juga tampak banyak turis nongkrong. Sebagian turis asing duduk-duduk santai di kafe dan banyak tempat makan di Legian.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.