Dark/Light Mode

5 Peserta Kritis, Aksi Mogok Makan Korban PT Amman Mineral Jalan Terus

Minggu, 18 Desember 2022 14:57 WIB
Dokter sedang mengecek peserta aksi mogok makan dari Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang (AMANAT), di kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). (Foto: Ist)
Dokter sedang mengecek peserta aksi mogok makan dari Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang (AMANAT), di kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebanyak lima dari 16 peserta aksi mogok makan dari Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang (AMANAT) tumbang. Mereka dilarikan ke rumah sakit ketika mereka beraksi di kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sejak Selasa (13/12).

Aksi mogok makan ini dilakukan oleh warga Sumbawa Barat, yang mengaku sebagai korban perusahaan tambang emas dan tembaga PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Baca juga : Tite Ogah Minta Maaf

Tim dokter dari RS Pena 98, Rudolf Usmany yang memeriksa massa aksi mengatakan, lima orang peserta mogok makan yang harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lanjutan.

"Karena kami merasa bahwa sesuai dengan kondisi saat ini, mereka tidak bisa melanjutkan aksi dan ini terkait kondisi potensial ancaman jiwa sehingga kami mengambil inisiatif secara medis untuk membawa kelima sahabat kami ini ke RS Pena 98 di Kabupaten Bogor," ujar Rudolf di Kantor Komnas HAM, Minggu (18/12).

Baca juga : Angkasa Pura I Pastikan Penerbangan di Bandara Juanda Tak Terganggu Erupsi Semeru

Rudolf menyebut, 11 massa aksi lainnya dalam kondisi for the line, alias tidak bisa dikatakan baik atau tidak, tetapi masih bisa melanjutkan aksi dengan catatan akan dimonitor secara berkala.

Ia menjelaskan, pihaknya melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan gula darah. Untuk pemeriksaan fisik dilakukan dengan mengecek tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, nadi, dan suhu tubuh.

Baca juga : Jiang Zemin, Mantan Pemimpin China Meninggal Dalam Usia 96

"Yang kami pantau dari buang air kecilnya ada yang kemarin terakhir, ada yang hari ini, pagi dini hari. Jadi kami melihat sudah ada tanda-tanda dehidrasi," tutur Rudolf.

Ada juga salah satu massa aksi yang tidak sanggup berjalan dan harus diangkat ke mobil ambulans menggunakan ranjang. Menurut Rudolf, kondisi tersebut disebabkan karena kurangnya asupan gula ke tubuh.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.