Dark/Light Mode

Inovasi Nano-Adsorben Silika Sekam Padi, Solusi Limbah Cair Smelter Nikel di Sultra

Sabtu, 31 Desember 2022 08:50 WIB
Plang perbatasan Teluk Moramo, Sultra. (Foto: Istimewa)
Plang perbatasan Teluk Moramo, Sultra. (Foto: Istimewa)

Pertambahan penduduk dapat berdampak besar pada penggunaan sumber daya alam, seperti pertambangan. Hal ini dikarenakan industri pertambangan memberikan manfaat ekonomi yang dapat meningkatkan perekonomian negara. Namun demikian, pengelolaan dan eksploitasi sumber daya alam, khususnya di bidang pertambangan, dapat menimbulkan dampak fisik dan sosial terhadap lingkungan (Ali et al., 2019). Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan provinsi dengan sumber daya alam yang dapat diandalkan, salah satunya adalah pertambangan. Potensi pertambangan di Sulawesi Tenggara antara lain tambang aspal di Kabupaten Buton, tambang emas di Kabupaten Bombana, tambang nikel di Kabupaten Kolako, Konawe dan Konawe Utara, serta masih banyak potensi sumber daya alam lainnya yang tersebar di beberapa wilayah di Sulawesi Tenggara. Hal ini menunjukkan bahwa Sulawesi Tenggara memiliki potensi pertambangan yang sangat besar. Oleh karena itu, sektor pertambangan di Sulawesi Tenggara menjadi penting bagi investor pertambangan baik domestik maupun asing (Rahman et al., 2019).

Pertambangan di Sulawesi Tenggara didominasi oleh pertambangan nikel yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara. Saat ini pemerintah Indonesia sedang berusaha melakukan hilirisasi nikel dengan mengundang investor lokal dan asing untuk bekerja sama membuat smelter nikel di Sulawesi Tenggara. Ini juga merupakan keinginan dan harapan masyarakat Indonesia yang meminta pemerintah untuk tidak mengekspor produk mentah ke luar negeri namun diolah sebagai produk jadi atau produk setengah jadi terlebih dahulu hal ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian Indonesia dengan meningkatnya harga jual produk. 

Pemerintah telah memberlakukan larangan ekspor bijih nikel atau bijih nikel melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) sejak 1 Januari 2020. Keputusan ini diambil untuk menjaga cadangan nikel mengingat keberlanjutan bahan baku dari smelter yang ada. Uni Eropa menggugat Indonesia di WTO atas larangan ekspor bijih nikel. Keberatan dan gugatan Uni Eropa terhadap Indonesia didasarkan pada kenyataan bahwa Uni Eropa sangat bergantung pada ekspor bijih nikel Indonesia, karena industri konstruksi, teknologi, dan otomotif di seluruh Uni Eropa menggunakan nikel sebagai bahan baku (Rahayu dan Sugianto, 2020). Hal ini sebagai bukti bahwa nikel Indonesia memiliki nilai jual yang tinggi sehingga perlu dikembangkan dan dikelola dengan baik yang dimana salah satu usaha pengembangan nikel dengan dijadikannya sebagai salah satu bahan baku batrei kendaraan listrik sebagai transportasi masa depan.

Baca juga : Revisi Pengaturan Subsidi BBM Sedang Dibahas Antar Kementerian, Bakal Segera Disahkan?

Salah satu bentuk perhatian pemerintah adalah memastikan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) milik perusahaan tambang berjalan dengan baik. Peleburan ini merupakan pengolahan hasil tambang yang tugasnya meningkatkan konsentrasi hasil tambang. Tidak dapat dipungkiri bahwa menjalankan smelter memiliki dampak terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar (Abdullah et al., 2019). Seiring pertumbuhan dan pembangunan smelter nikel di Sulawesi Tenggara, semakin banyak pula limbah yang akan dihasilkan. Salah satu limbah tersebut adalah logam berat yang dibuang sebagai limbah. Logam-logam yang dimaksud adalah timbal (Pb), kromium (Cr), kadmium (Cd) dan tembaga (Cu). Limbah tersebut menyebabkan pencemaran lingkungan yang serius bila kandungan logam berat di dalamnya melebihi ambang batas, serta memiliki sifat toksik yang sangat berbahaya dan menimbulkan penyakit serius pada manusia bila terakumulasi di dalam tubuh (Abidin et al., 2020). 

Pabrik smelter PT Aloi Nikel di adalah salah satu smelter nikel yang sedang dalam masa pembangunan di Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Pabrik smelter tersebut berdekatan dengan beberapa desa di Kecamatan Moramo salah satunya adalah Desa Ranooharaya yang merupakan desa wisata bahari sebagai tempat budidaya lobster. Pembangunan smelter nikel akan memiliki dampak lingkungan bagai perairan desa tersebut apabila limbah cair smelter tidak dikelola dengan baik. Salah satu pengolahan limbah cair smelter adalah dengan manggunakan adsorben. Kebanyak adsorben yang digunakan dalam proses adropsi adalah karbon aktif, alumina silica gel dan zeolit. Adsorben tersebut mempunyai kemampuan adsorpsi yang baik tetapi tidak ekonomis.

Dewasa ini, sedang dikembangkan riset mengenai penggunaan adsorben alternatif yang berasal dari alam, yang dimana selain memiliki kemampuan adsorbsi yang baik juga memiliki harga yang relative lebih murah (Abidin et al., 2020). Salah satu adsorben dari alam yang dapat dikembangkan adalah adsoben dari sekam padi. Kandungan silica dalam sekam padi dapat dimanfaatkan sebagai adsorben limbah cair yang mengandung logam berat. Sekam padi digunakan sebagai sumber silika karena kandungan silikonnya yang tinggi (86,90-97,30 persen), ketersediaan yang murah, ketersediaan yang melimpah, dan tidak beracun. Silika yang diperoleh dari sekam padi bersifat amorf, sehingga pencairan abu sekam padi tidak membutuhkan waktu yang lama dan suhu yang tinggi (Trivana et al., 2015). Namun dalam penggunaan silica sekam padi sebagai adsorben kurang efektif dikarenakan membutuhkan lahan dan kolom adropsi yang cukup besar. Saat ini pengolahan limbah menggunakan teknologi nano telah banyak dikembangkan, dimana nano material memiliki kelebihan-kelebihan seperti mempunyai luas permukaan spesifik yang besar, reaktivitasnya tinggi, kinetika dan afinitas spesifiknya tinggi untuk berbagai macam kontaminan (Sulistiyowati dan Prayitno, 2021).

Baca juga : Limbah APD Dan Masker Cemari Teluk Jakarta

Menurut Zhang et al (2016), adsorben konvensional memiliki kekurangan yaitu rendahnya kapasitas dan selektivitas adsorpsi. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh berbagai peneliti dengan menggunakan nano material jauh lebih efektif yaitu nano zeolite alam yang diaktivasi menunjukan persen ion logam Cu2+  yang terserap sebesar 99,86 persen dan kapaistas adsopsi sebesar 7,789 mg/g dan material nano kitosan adsorben memiliki adsorpsi ion logam Zn(II) dan Cu(II) pada kitosan bead lebih cepat dibandingkan kitosan serbuk (Yulianis et al., 2017; Cahyaningrum et al., 2011). 

Proses pembuatan nano-adsorben silika dari sekam padi yang dilakukan dengan metode green synthesis, yang terdiri dari empat tahap.

Untuk membuat nano partakel, sekam padi digiling secara terpisah menjadi bubuk halus. Dua prekursor dicuci untuk menghilangkan kotoran. Serbuk kemudian disaring dan dikeringkan dengan udara pada suhu 70 °C selama 4 hari. Serbuk yang dihasilkan kemudian dikalsinasi pada suhu 600 dan 700°C selama 3 jam untuk mendapatkan partikel nanosilika sebagai serbuk putih tanpa karbon. Tiga variasi kemudian dibuat untuk kalsinasi berikutnya, yaitu pertama dikalsinasi pada 600°C selama 3 jam, kedua direaksikan dengan asam sulfat selama 3 jam dan dikalsinasi pada 600°C selama 3 jam, dan yang ketiga direaksikan dengan natrium hidroksida selama 2 jam dan dikalsinasi pada 600°C selama 3 jam. (Assefi et al., 2015; Hidayati et al., 2022).

Baca juga : Tebar Inspirasi Ganjar, Ribuan Srikandi Gelar Sports Fest Di Sumut 

Nano-adsorben silika sekam padi adalah produk yang sangat mempertahankan kelestarian lingkungan. Nano-adsorben silika sekam padi juga meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial dalam meningkatnya perekonomian khususnya masyarakat desa dalam memanfaatkan limbah sekam padi, sekaligus mengurangi risiko lingkungan secara signifikan sehingga mendukung ekonomi hijau. Melihat hal tersebut diharapkan Nano-adsorben silica sekam padi dapat menjadi solusi dalam pengolahan limbah cair smelter nikel sebagai upaya meningkatkan ekonomi hijau untuk Indonesia khususnya Sulawesi Tenggara yang lebih maju. Indonesia Bankit, Indonesia Tumbuh!. Sulawesi Tenggara maju, Sulawesi Tenggara tumbuh!.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.