Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Soal OTT, Luhut Kini Jadi Abu-abu

Kamis, 29 Desember 2022 08:00 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Antara).
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Antara).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kembali bicara soal Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Berbeda dengan sebelumnya yang bilang OTT buruk, kini Luhut bilang OTT bagus. Meski begitu, dia tetap meminta OTT dikurangi. Soal OTT, sikap Luhut jadi abu-abu.

Pernyataan Luhut soal OTT itu, disampaikan pada acara Green Port Awards 2022 yang bertajuk “Indonesia Menuju Pelabuhan Berkelanjutan Kelas Dunia” di Jakarta, kemarin.

Awalnya, Luhut menyampaikan pentingnya perbaikan sistem, termasuk digitalisasi. Luhut bercerita timnya baru saja pulang dari sebuah negara di Timur Tengah. Dia kaget mendengar cerita betapa canggihnya teknologi di sana.

Baca juga : BBM Satu Harga Pertamina Kini Hadir di 123 Kabupaten

“Jadi, bukan hanya face recognition, tapi behaviour pun bisa terbaca, sekarang dunia ini betul-betul dikontrol oleh teknologi, jadi teknologi itu tidak susah ternyata,” sambungnya.

Luhut pun mendorong, semua sektor menghadirkan digitalisasi. Dengan adanya digitalisasi akan membangun satu sistem yang baik untuk menghindari aksi curang pihak tertentu.

“Bukan berani atau tidak berani nangkap OTT, membuat OTT-OTT itu saya kira bagus, tapi kan kalau terus-terusan begitu, kita terus jadinya nanti negara apa kita dibilang orang. ‘Ini negara katanya hebat, tapi masih OTT’, kenapa? Berarti sistem kita enggak baik,” kata Luhut.

Baca juga : Selamat!, Rafa Kini Jadi Ayah

Luhut tidak ingin negara ini masih masuk negara yang OTT. Apalagi kalau dilihat negara-negara maju hampir tidak ada lagi yang melakukan OTT karena sistemnya bagus.

Eks Kepala Staf Presiden ini meminta, agar semua pihak tidak salah paham atas pernyataan OTT yang dia kemukakan sebelumnya. Itu semata untuk mendorong sistem digitalisasi untuk membuat efisiensi, menambah penerimaan negara, membuat lebih disiplin, sekaligus pencegahan.

Luhut mengaku tidak senang melihat orang menderita karena terjerat OTT yang disebabkan sistemnya tidak baik. “Jangan senang melihat orang lain menderita,” kata dia.

Baca juga : Soal Capres NasDem, Puan Fokus Bantu Korban Tragedi Kanjuruhan

Sehari sebelumnya, Ketua KPK Firli Bahuri menanggapi permintaan Luhut yang meminta KPK kurangi OTT. Dia menegaskan, KPK tidak bisa diintervensi. Karena itu, Firli meminta kepada jajarannya untuk tidak ragu melakukan penindakan, termasuk OTT. “KPK tidak tunduk kepada siapapun,” tegasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.