Dark/Light Mode

Ratusan Warga Papua Ngungsi

Jenderal, Teroris Papua Semakin Ngelunjak Tuh!

Sabtu, 14 Januari 2023 07:28 WIB
Evakuasi warga di Papua. (Foto: Istimewa)
Evakuasi warga di Papua. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Teroris Papua semakin ngelunjak. Kini, mereka tidak hanya menyerang pos pengamanan. Mereka mulai menyerang warga. Akibatnya, warga ketakutan. Terpaksa, ratusan warga Papua mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, ayo segera tumpas para teroris itu!

Dalam dua, ratusan warga, yang didominasi perempuan dan anak-anak dievakuasi dari Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. Hal ini imbas eskalasi teror dari teroris Papua yang meningkat di wilayah tersebut. "Sudah 150 (warga yang dievakuasi)," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, kemarin. 

Upaya evakuasi dilakukan dari Kamis hingga kemarin pagi. Warga terpaksa meninggalkan wilayah Oksibil dalam waktu sementara imbas ancaman teroris Papua. "Ini kan rata-rata anak-anak sama ibu hamil, sama orang tua," ungkapnya. 

Benny menyebutkan, warga merasa keselamatannya terancam karena Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB) melancarkan sejumlah serangan belum lama ini. "Tentunya karena ada peningkatan keamanan dari kelompok Kriminal Bersenjata ini," terangnya. 

Baca juga : Teroris Papua, Ayo Tumpas!

Namun, tidak semua warga mengungsi. Ada juga yang masih bertahan. Menurut Benny, mereka khawatir tempat usahanya dijarah teroris Papua. "Masih banyak masyarakat di sana yang tetap bertahan. Artinya tetap tinggal di Oksibil melanjutkan usahanya," tambah dia.

Langkah warga Papua mengungsi bukan tanpa alasan. Setidaknya, di awal 2023 ini, teroris Papua telah beberapa kali melancarkan serangan di Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, hingga melukai 3 personel kepolisian. 

Diawali pada Sabtu (7/1). Insiden yang menyebabkan tiga personel kepolisian terluka berawal dari laporan tukang ojek yang mengaku telah terjadi pemblokiran jalan dengan kayu besar di dekat SMKN setempat. Aksi itu dilakukan teroris Papua yang terlihat membawa tiga pucuk senjata api laras panjang. Mereka bahkan sempat menembaki saksi, tapi tidak kena.

Setelah itu, saksi melaporkan insiden yang dialaminya ke Polres setempat. Kemudian, anggota TNI-Polri ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) hingga terjadi baku tembak yang menyebabkan tiga personel Polri terluka. Ketiga aparat kepolisian itu adalah Briptu F Romsumbre terkena tembakan di lengan kanan atas, Ipda Jenudin mengalami luka tembak di telinga kanan, dan Brigpol Freying J terkena serpihan peluru di bagian tangan.

Baca juga : Bobby Rizaldi: Atasi Teroris Papua PR Bersama, Bukan Panglima Saja

Tiga hari kemudian, Senin (9/1), teroris Papua kembali melancarkan serangan dengan cara membakar Gedung SMK Negeri 1, di Pegunungan Bintang. Pembakaran sekolah dilakukan sekitar pukul 10.00 WIT. Tak ada korban jiwa akibat pembakaran, tapi aktivitas belajar mengajar dihentikan.

Tak lama setelah pembakaran, teroris Papua juga menembaki pesawat kargo yang hendak mendarat di Bandara Oksibil. Akibatnya, pesawat tersebut gagal mendarat dan kembali ke Tanah Merah Boven Digoel. 

Menanggapi hal ini, anggota Komisi I DPR Dave Laksono mengingatkan agar aparat gabungan TNI-Polri lebih ketat dalam memberikan keamanan kepada masyarakat Papua. "TNI-Polri tentunya dituntut untuk lebih meningkatkan kehadirannya untuk menstabilkan situasi," ucap Dave, kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Dia meminta aparat gabungan yang bertugas tak ngeper dengan teroris Papua. Keamanan dan ketentraman warga Papua harus segera dikembalikan sehingga mereka bisa hidup normal kembali. "Jangan sampai aparat Gakkum kalah dengan gerombolan teroris yang hanya ingin memecah belah bangsa," tegas politisi Partai Golkar itu. 

Baca juga : Teroris Papua Sadisnya Kelewatan

Sementara, Ketua Kajian Papua dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Adriana Elisabeth menyatakan, seharusnya elite TNI dan Polri mafhum dengan permasalahan Papua. Apalagi Panglima TNI dan Kapolri rajin mengunjungi Papua dan bertemu langsung dengan warga Papua.

"Sesuai arahan Presiden, sebelumnya penanganan Papua harus dengan pendekatan humanis tetapi tegas. Saya tidak paham apa maksudnya. Karena dugaan saya, akan berbeda maknanya antara sudut pandang dan kepentingan negara dengan masyarakat," ucap Adriana, saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.