Dark/Light Mode

Flu Burung Picu Kematian Di Kamboja, Ini 7 Fakta Influenza Yang Perlu Anda Tahu

Kamis, 2 Maret 2023 10:03 WIB
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Prof. Tjandra Yoga Aditama menjelaskan tujuh hal penting terkait influenza. Menyusul kasus flu burung yang sudah menyebabkan kematian di negara ASEAN Kamboja.

"Pertama, influenza disebabkan oleh virus, yang namanya adalah H sekian dan N sekian," kata Prof. Tjandra dalam keterangannya, Kamis (2/3).

Kedua, setelah pandemi flu terbesar dengan korban yang dahsyat pada 1918, muncul 3 pandemi influenza. Yaitu H2N2 pada 1956-7, H3N2 pada 1968, dan H1N1 pada 2009.

Baca juga : Heru Pede Kualitas Pelayanan Kesehatan RSUD Koja Melebihi Standar Pemerintah

Ketiga, para pakar dunia memperkirakan, pandemi setelah Covid-19, sangat mungkin disebabkan oleh tiga penyakit: zoonosis, penyakit X, dan influenza.

"Entah H berapa dan N berapa," ujar Prof. Tjandra, yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI.

Keempat, sejauh ini, virus influenza yang menyerang burung/unggas adalah jenis virus influenza A. Lima di antaranya juga menyerang manusia. Yaitu H5, H6, H7, H9, dan H10 viruses.

Baca juga : Ketum KADIN Ingatkan Tantangan Yang Bayangi Pelaku Usaha Tahun Depan

Kelima, dari berbagai jenis virus di atas, yang paling banyak menjadi masalah pada manusia adalah A(H5N1) dan A(H7N9).

Keenam, jenis virus influenza lain yang juga dilaporkan menyerang manusia adalah HPAI A(H5N6) dan LPAI A(H9N2).

Pada 2021, Rusia melaporkan jenis H5N8 menyerang manusia.

Baca juga : Dukungan Ganjar Pranowo Presiden Kita Membahana Di Kota Serdang Bedagai

Ketujuh, kita memang belum dapat memprediksi secara pasti, apakah H5N1 di Kamboja (dan beberapa negara lain) akan terus merebak atau tidak.

"Tapi jelas, kita perlu amat waspada. Jangan sampai lengah, yang mungkin saja berakibat buruk bagi kesehatan masyarakat," pungkas Prof. Tjandra. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.