Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Tolak Bantuan Selandia Baru
Di Papua, TNI Ogah Direcokin Asing
Jumat, 10 Maret 2023 08:00 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono terus berupaya mencari Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens yang diculik Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Beragam cara ditempuhnya. Namun, dia menolak bantuan Selandia Baru--negara asal si pilot--yang sudah menawarkan diri siap membantu. Yudo memastikan, pihaknya masih sanggup mencari dan membebaskan si pilot.
Yudo mengatakan, penawaran bantuan Selandia Baru itu, disampaikan Duta Besar Selandia Baru Y.M Kevin Burnett kepada Yudo, saat keduanya bertemu di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (3/3) lalu.
Mendapat tawaran bantuan itu, Yudo mengatakan, pihaknya masih mampu membebaskan Kapten Philip yang disandera kelompok teroris Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Baca juga : Prabowo Sukses Hadirkan Hercules Baru untuk TNI, Pengamat: Patut Diapresiasi
“Mereka menawarkan bantuan, tapi saya masih mampu menyelesaikan. Akhirnya, mereka menyerahkan kepada kita, percayakan kepada kita,” kata Yudo, di Mabes TNI, Jakarta Timur, Rabu (8/3)
Dalam pertemuan itu, kata eks KSAL ini, Pemerintah Selandia Baru juga berpesan agar pembebasan sandera tidak memakan korban. Mereka meminta pilot Susi Air tersebut agar selamat.
Menurut Yudo, pihaknya terus berupaya melakukan pembebasan. Bahkan, dilakukan oleh tim gabungan TNI-Polri.
Baca juga : Kapolda Metro Cek Posko Koramil Koja, 4 Orang Masih Dinyatakan Hilang
“Jadi ini bukan penyelamatan di tempat seperti penyelamatan sandera di suatu pesawat, nggak, ini dibawa pindah-pindah dan bersama dengan masyarakat,” sambungnya.
Untuk itu, dia memerintahkan personel TNI-Polri menyebar ke titik-titik yang menjadi daerah pelarian dari rombongan Egianus Kogoya. “Kita tidak bisa menentukan ‘ohh di sini, ohh di sini’, tapi dari deteksi dari surveilans tadi kita dapat,” ujarnya.
Hanya saja, sambung dia, dalam operasi penyelamatan Kapten Philip, pihaknya sangat berhati-hati. Tidak serta merta mengambil tindakan terukur berupa operasi militer terhadap Egianus cs. Dikarenakan khawatir dapat membahayakan sandera ataupun masyarakat setempat.
Baca juga : Pemerintah Dorong Pembangunan Rendah Karbon Di Papua
“Kalau kita mau operasi istilahnya (penyerbuan) serentak, itu khawatir penduduk yang akan terkena karena mereka ini bersama-sama dengan penduduk,” jelas dia.
Ia menambahkan, apabila memang ingin mengambil opsi penyerbuan, hal tersebut sejatinya sudah akan dilakukan sejak lama. Pasalnya, TNI mempunyai prajurit dan alutsista yang memadai untuk menunjang operasi tersebut.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya