Dark/Light Mode

Kasus Harian Meningkat Lagi, Ini Catatan Prof. Tjandra Tentang Pola Varian Covid

Kamis, 20 April 2023 10:36 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Dok. Pribadi)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti fakta meningkatnya jumlah kasus harian Covid-19 belakangan ini. 

Dua hari terakhir, angkanya melebihi 1.000. Pada 18 April 2023, tercatat 1.343 kasus positif dengan 6 kematian. Pada 19 April 2023, terdapat 1.242 kasus positif dengan 12 kematian.

Sebulan sebelumnya, pada 18 Maret 2023, jumlah kasus baru masih berada di angka 355, dengan 1 kasus meninggal. Sementara pada 19 Maret, terdata 272 kasus harian dengan 2 angka kematian.

"Artinya, dalam sebulan, ada sekitar tiga kali peningkatan kasus dan lebih dari lima kali angka kematiannya. Tentu, harusnya ada alasan, kenapa ini bisa meningkat. Karena kita harus mengambil sikap yang tepat. Apalagi, dengan pergerakan lebih dari 100 juta penduduk kita, yang mudik di hari-hari ini," papar Prof. Tjandra, yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI.

Baca juga : Kasus Covid Nanjak Lagi, Malaysia Ingatkan Warganya Pakai Masker

Dia menduga, salah satu pemicu kenaikan kasus adalah kemunculan varian atau subvarian baru, termasuk Arcturus atau lainnya.

Sekadar info, pada 17 April lalu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril mengumumkan lima kasus Covid baru, yang disebabkan oleh subvarian Arcturus. Sehingga, total kasus Arcturus yang diumumkan pemerintah, kini ada tujuh. 

"Tentu akan baik, kalau ada informasi pola varian/sub varian lain yang kini beredar," ucap Prof. Tjandra.

Terkait hal tersebut, kita juga dapat memakai data laporan rutin GISAID, yang mengumpulkan varian dari berbagai dunia.

Baca juga : Terus Meningkat, Elektabilitas Prabowo Sentuh 30 Persen di Survei LSI

Laporan GISAID per 19 April 2023 menjelaskan rincian varian Covid di benua Asia, dalam periode 22 Maret - 19 April 2023. Berdasarkan data 4.615 sekuensing dari berbagai negara Asia. Berikut rinciannya:

- 64,81 persen Variants under Monitoring VOM (Omicron BA.2.75, BQ.1, CH.1.1, XBB, XBF, dan semua turunannya)

- 24,01 persen Omicron jenis lain (bukan-Variant of Concern VOC/Variant of Interest VOI/Variant under Monitoring VUM)

- 11,16 persen Variants of Interest VOI (Omicron XBB.1.5 dan turunanya)

Baca juga : Kasus Polio Di Purwakarta Bertambah, Prof. Tjandra Sampaikan 4 Hal Ini

- 0,02 persen lain-lain.

Laporan tersebut membagi dua kelompok negara dengan sekuen baru yang ada di negara mereka.

Pertama, yang memasukkan lebih dari 400 sekuen ke GISAID. Kedua, kelompok umum. Indonesia dengan 152 clade GRA, masuk di antaranya.

"Tentu akan baik, kalau jumlah sekuen yang kita sampaikan ke GISAID dapat meningkat. Sehingga, pola varian dan subvarian dapat lebih menggambarkan keadaan sebenarnya di lapangan," pungkas Prof. Tjandra. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.