Dark/Light Mode

Semoga Terwujud Di 2024, 3 Capres Lebih Semarak

Selasa, 2 Mei 2023 09:02 WIB
Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. (Foto: Ist)
Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peta politik pilpres 2024 mulai menemukan titik terang setelah PDIP mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres. Jika tidak ada aral melintang, akan ada 3 pasangan capres di pilpres nanti. Pertama kubu Ganjar. Kedua kubu Prabowo Subianto. Ketiga kubu Anies Baswedan. Kalau ini sampai terwujud, pilpres 2024 bisa lebih semarak nih...

Selain oleh PDIP, Ganjar diusung PPP. Lalu Prabowo kemungkinan diusung Koalisi Indonesia Raya yang beranggotakan Gerindra dan PKB. Sedangkan Anies sudah resmi diusung Koalisi Perubahan untuk Kemajuan yang beranggotakan NasDem, Demokrat, dan PKS.

Meski sudah terbentuk tiga poros capres, tapi ketiga poros ini masih belum final, karena belum menentukan posisi cawapres. PDIP yang mengusung Ganjar mengaku tak ingin buru-buru memilih cawapres.

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengatakan, pemilihan pendamping untuk capres yang diusung partainya ini harus dipikirkan secara matang. Saat ini, kata dia, sudah ada 10 nama cawapres yang ada di kantongnya. Dengan berjalannya waktu, Mega yakin daftar cawapres itu akan mengerucut sendiri. "Tunggu saja," kata Mega, di Jakarta, Minggu lalu.

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto juga mengaku, sudah memiliki sosok cawapres yang akan mendampinginya di pilpres nanti. Namun, eks Danjen Kopassus ini belum mau membeberkan calon pendampingnya. Kata dia, pada saatnya nanti akan diumumkan.

Baca juga : Alcaraz Lepas Dari Ketakutan

"Kalau cepat diumumkan, tidak ada seru. Politik harus dibikin seru, tapi indah. Jangan dibikin tegang, santai saja," kata Prabowo, saat temu  kader se-Sumatera Barat di Batusangkar, Sabtu (29/4) malam.

Sementara Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh menyerahkan keputusan cawapres kepada Anies Baswedan. "Dari awal kita serahkan kepada capres. Ya atur aja ama capresnya," ujar Paloh.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda mengatakan, dari hasil survei terlihat persaingan ketiga capres ini sangat kompetitif dengan elektabilitas yang berselisih tipis. Sehingga menurut dia, variable cawapres yang menentukan keberlanjutan seorang capres.

"Jika capres memilih cawapres yang tidak tepat, bisa jadi perolehan suaranya pun akan turun. Cawapres bisa membuat seorang capres mendapatkan dukungan, atau justru menurun," kata Hanta. 

Hanta lalu menunjukkan beberapa cawapres yang muncul dalam survei. Menurut dia, dari simulasi 10 nama cawapres, hanya tiga yang elektabilitasnya berhasil menembus angka dua digit dan cukup kompetitif. Ketiga nama itu adalah Menteri BUMN Erick Thohir 17,1 persen, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno 15,5 persen, dan Ridwan Kamil 13,5 persen.

Baca juga : Sebelum Tewas Di Rel KA, Kasat Narkoba Polres Jaktim Sempat Operasi Empedu

Selain itu ada Mahfud MD (7,8 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (7,7 persen), Khofifah Indar Parawansa (6,8 persen), Puan Maharani (3,5 persen), Airlangga Hartarto (3,1 persen), Muhaimin Iskandar (3,0 persen), dan Andika Perkasa (2,5 persen). 

Survei Poltracking Indonesia menggunakan metode multistage random sampling, dengan jumlah sampel 1.220 responden. Margin of error plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun survei tersebut dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung dengan responden terpilih pada Februari, Maret, dan April 2023. 

Hal senada diungkap Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno. Menurut dia, dari ketatnya persaingan posisi capres saat ini, posisi cawapres akan memegang perang kunci. Soalnya ketiga capres yang ada saat ini belum ada yang punya elektabilitas signifikan di survei melampaui 60 persen. Karena itu, menurut dia, posisi cawapreslah yang bisa mendongkrak posisi para capres. 

"Dengan kata lain bisa disebut juga Pilpres 2024 itu adalah pemilunya para cawapres," kata Adi saat dikontak, tadi malam.

Adi menjelaskan, dari hasil survei diketahui, elektabilitas para capres ini berselisih tipis. Artinya jangan sampai salah memilih cawapres. Salah milih cawapres bisa berdampak fatal bagi ketiga capres.  "Pertarungan para cawarpes akan cukup determinan, karena itu salah memilih cawapres akan kalah," ujarnya.

Baca juga : Airlangga Cawapres Terbuka Lebar

Sementara, Pengamat Politik dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat, Prof Asrinaldi memaparkan, kelebihan dan kekurangan apabila pilpres diikuti tiga pasangan calon. Pertama, kata dia, pilpres akan lebih semarak. Masyarakat mempunyai lebih banyak pilihan untuk memilih. "Itulah demokrasi yang ideal," kata Asrinaldi.

Kelebihan yang lain, lanjut dia, polarisasi yang terjadi di tengah masyarakat akan berkurang. Berbeda misalnya jika pilpres diikuti dua pasang calon seperti yang terjadi pada 2014 dan 2019. Dengan tiga pasang calon artinya, pilihan-pilihan politik masyarakat akan lebih tersalurkan, sehingga dapat menekan timbulnya polarisasi seperti dua putaran pilpres sebelumnya.

Meski begitu, ada juga sisi negatifnya. Jika tiga pasang calon artinya berpotensi terjadi dua kali putaran dan otomatis berimbas pada  biaya, logistik, dan tenaga. Karena itu, ia berharap para pemangku kepentingan harus lebih siap terutama mengedukasi pemilih. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.