Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Turun Rp 11.000, Harga Emas Dibanderol Rp 1.343.000 Per Gram
- Akhir Pekan, Rupiah Melemah Ke Rp 15.985 Per Dolar AS
- Indra Karya Jempolin Manfaat Bendungan Multifungsi Ameroro Di Sulteng
- Pertamina EP Pertahankan Kinerja Positif Keuangan Tahun Buku 2023
- PGN Saka Kantongi Perpanjangan Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas
RM.id Rakyat Merdeka - Sehubungan Puncak peringatan Hari Malaria Sedunia dilaksanakan di IKN pada 15 Juni dan pada peringatan itu disebut Indonesia akan bebas dari malaria pada 2030, maka ada 3 hal yang dapat disampaikan.
Pertama, Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, ada 415.140 kasus malaria di Indonesia pada 2022. Jumlah tersebut melonjak 36,29 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 304.607 kasus.
Baca juga : 10 Indikator Kesehatan Berisiko Tidak Tercapai & Cara Mengatasinya
Kedua, Menteri PPN/Kepala Bappenas dalam rapat dengan DPR pada 15 Juni 2023 mengatakan bahwa eliminasi malaria masuk dalam indikator RPJMN kesehatan yang berisiko tidak tercapai. Disebutkan bahwa eliminasi malaria baru sebesar 372 per kabupaten/kota pada 2022, padahal target tahun depan 2024 adalah sebanyak 405 per kabupaten/kota.
Ketiga, karena peringatan Hari Malaria Sedunia ini diperingati di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara maka akan baik kalau dilakukan kajian ilmiah mendalam tentang dampak perubahan hutan menjadi kota ini terhadap habitat dan pola hidup vektor nyamuk penular malaria.
Baca juga : Pemerintah Tak Lagi Wajibkan Masker, Prof. Tjandra Kasih Catatan Ini...
Kajian dampak lingkungan pada kesehatan ini tentu bukan hanya untuk malaria, tetapi berbagai aspek perubahan lingkungan dari hutan menjadi kota dan kaitannya dengan konsep pendekatan One Health yang memang menyelarasikan kesehatan manusia, kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan.
Apalagi Indonesia pada waktu memegang presidensi G7 sudah berhasil dengan Policy Brief One Health G7, dan sebagai Keketuan ASEAN maka kita juga sudah berhasil meluncurkan ASEAN Leader Declaration on One Health Initiative. Kesuskesan kita di dunia internasional ini (G7 dan ASEAN) tentu perlu diimplementasikan secara nyata di dalam negeri, termasuk dalam pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara ini.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Baca juga : Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 dan Penanganan Masalah Kesehatan
Penulis adalah Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Guru Besar FKUI, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Mantan Kabalitbangkes.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya