Dark/Light Mode

Narasi People Power Bentuk Provokasi, Masyarakat Jangan Terbawa-bawa

Sabtu, 24 Juni 2023 23:38 WIB
Ketua Ikatan Kekeluargaan Antar Suku Bangsa (IKASBA) Kalimantan Selatan Aliansyah Mahadi. (Foto: Istimewa)
Ketua Ikatan Kekeluargaan Antar Suku Bangsa (IKASBA) Kalimantan Selatan Aliansyah Mahadi. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Panggung politik Indonesia tengah menghangat menjelang Pemilu 2024. Meski Pemilu masih beberapa bulan lagi, namun keriuhan sudah terasa sejak sekarang. Bahkan ada yang memanfaatkannya dengan memunculkan narasi people power.

Ketua Ikatan Kekeluargaan Antar Suku Bangsa (IKASBA) Kalimantan Selatan Aliansyah Mahadi menyesalkan munculnya narasi ini. Menurutnya, narasi people power yang ditunggangi dengan framing pemakzulan adalah bentuk makar tersembunyi mengatasnamakan rakyat. Apalagi, narasi ini kerap ditunggangi politik identitas demi kepentingan kelompok tertentu.

Karena itu, kata Aliansyah, munculnya narasi ini perlu diantisipasi dan harus segera diselesaikan. “Jangan sampai kita (masyarakat) mengikuti hal-hal yang tidak ada dasar hukumnya, termasuk juga terhadap ajakan atau imbauan people power ini. Karena itu merupakan sebuah hal di luar jalur yang ada,” ujarnya, dalam keterangan yang diterima redaksi, Sabtu (24/6).

Baca juga : People Power, Seruan Bombastis Nonsolutif Yang Miskin Analisis

Aliansyah melanjutkan, sejatinya hingga saat ini pemerintahan sudah berjalan dengan baik. Karena itu, dirinya mewanti-wanti agar generasi muda jeli dan tidak mudah terprovokasi atas ajakan ilegal yang bermuara pada pemakzulan.

“Mereka (pemuda) ini harus benar-benar jeli dan bisa memfilter dalam melihat masalah ini. Jangan sampai mereka terbawa juga atau terpengaruh terhadap provokasi itu, seperti hanya ikut ikutan,” kata pria yang akrab disapa Didit ini

Memasuki tahun politik, narasi people power kembali mencuat ditunggangi kepentingan politik kelompok tertentu. Didit mengimbau agar masyarakat nantinya bijaksana dan tidak terpecah belah akibat perbedaan pilihan politik.

Baca juga : Usbat Ganjar Edukasi Masyarakat Serdang Begadai Tentang Shalat Khusyu

“Harus selalu diingatkan, jangan jadikan perbedaan terhadap pilihan ini akan membuat kita terpecah. Silakan rekan-rekan semuanya sesuai dengan pilihannya masing-masing. Tetapi begitu selesai acara pemilihan umum, kita harus kembali lagi menjadi satu,” ucap Ketua FKPT Kalsel itu.

Untuk itu, dirinya menyaranakan perlu adanya stimulus dari pemerintah terkait bahaya provokasi seperti itu. Itu penting demi persatuan bangsa di tengah masyarakat majemuk di Indonesia.

“Suarakan hal-hal yang demikian. Mana yang bahaya untuk tidak diikuti dan hal mana yang positif untuk menjaga persatuan antar masyarakat, serta bagaimana cara menghadapi gesekan-gesekan yang mutlak terjadi pada bangsa yang beragam ini,” tuturnya.

Baca juga : Satgas TPPO Jangan Gentar

Didit menyampaikan, keberadaan IKASBA Kalsel yang terbentuk di masa kepemimpinan Gubernur Sjachriel Darham juga turut menjadi wadah dalam membangun kewaspadaan dini serta mempererat solidaritas masyarakat Kalimantan Selatan, terhadap ancaman provokasi dan radikalisme melalui peran serta para tokoh suku dan etnis. “Dengan selalu menekankan bahwa kita adalah satu keluarga, mempererat komunikasi antar suku dan etnis serta hubungan dengan pemerintah baik daerah maupun pusat juga terjalin. Jadi kalau ada suatu sedikit gesekan diantara etnis atau suku, kita utamakan komunikasi,” kata Didit, mengakhiri.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.