Dark/Light Mode

Prof. Tjandra: Kendalikan Flu Burung, Indonesia Bisa Manfaatkan Keketuaan ASEAN

Senin, 17 Juli 2023 13:14 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Prof. Tjandra Yoga Aditama mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap wabah flu burung (avian influenza). Meski saat ini baru menyerang hewan, di masa depan bisa saja membahayakan manusia. Terlebih, lima hari lalu, tepatnya pada 12 Juli 2023, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerbitkan rilis “Ongoing Avian Influenza Outbreaks In Animals Pose Risk to Humans”.

Dalam konteks ini, Badan Dunia The Food and Agriculture Organization (FAO), the World Health Organization (WHO), dan juga World Organisation for Animal Health (WOAH) mengharapkan negara-negara, termasuk Indonesia, untuk bekerja bersama lintas sektor. Menyelamatkan hewan sebanyak mungkin, dan melindungi kemungkinan bahaya pada manusia.

Karena Indonesia sedang memegang Keketuaan ASEAN, Prof. Tjandra menyarankan, agar negara kita mengkoordinir kesehatan kawasan Asia Tenggara. Baik kesehatan manusia, hewan dan kesehatan lingkungan, dengan menggunakan konsep pendekatan One Health. Hal ini dapat dilakukan, dengan menggunakan momentum peningkatan kasus flu burung, seperti diwanti-wanti tiga organisasi dunia.

Baca juga : Percepat Kebangkitan Indonesia, Prabowo Siapkan Dasco Jadi Ketua DPR

"Normalnya, flu burung hanya menyebar di antara unggas. Tapi, belakangan ini, mulai dilaporkan penularan pada mamalia (binatang menyusui). Ini menjadi semacam alarm kemungkinan penularan ke manusia," kata Prof. Tjandra dalam keterangannya, Senin (17/7).

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI ini menjelaskan, sebagian mamalia dapat menjadi semacam mesin pencampur - mixing vessels. Sehingga, virus influenza menjadi lebih berbahaya dan atau lebih mudah menular. Baik ke hewan atau ke manusia juga nantinya.

Untuk diketahui, sejak 2020, varian flu burung yang banyak ditemui adalah H5 clade 2.3.4.4b, yang kemudian menyebar di Afrika, Asia dan Eropa. Tahun 2021, flu burung menyebar ke Amerika Utara, dan pada 2022 ke Amerika Tengah dan Selatan.

Baca juga : Bidik Gamers Indonesia, BantuSaku Kembangkan Produk Layanan

Tahun 2022, ada 67 negara yang melapor ke Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH), mengenai adanya semacam wabah (outbreaks) H5N1 high pathogenicity avian influenza pada peternakan dan unggas liar, dengan kematian lebih dari 131 juta hewan.

Tahun 2023, ada 14 negara lain yang melaporkan wabah serupa. Meski masih terbilang jarang, infeksi sporadis akibat virus influenza A(H5N1) clade 2.3.4.4b sudah dilaporkan terjadi pada manusia. Tercatat, ada 8 kasus sejak Desember 2021.

Prof. Tjandra menutrurkan, kejadian flu burung pada manusia, dapat mengakibatkan penyakit parah dan bahkan kematian. Meski belum ada bukti bahwa virus ini mudah menular antar manusia, Prof. Tjandra mengingatkan, kewaspadaan tetap harus dijaga.

Baca juga : Pertemuan Digelar Hari Ini, Indonesia Sambut Menlu Negara ASEAN

"WHO mengharapkan, agar semua negara, termasuk Indonesia, untuk memonitor virus flu burung dan melakukan deteksi awal kasus pada manusia. Juga analisis mendalam laboratorium, untuk kemungkinan evolusi virus," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.