Dark/Light Mode

Ketemu Jokowi Di Istana

Syahrul Pamit, Minta Maaf, Kasih Laporan

Senin, 9 Oktober 2023 08:55 WIB
Mantan Mentan Syahrul Yasin Limpo (kiri) bertemu Presiden Jokowi, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu malam (8/10). (Foto: Antara)
Mantan Mentan Syahrul Yasin Limpo (kiri) bertemu Presiden Jokowi, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu malam (8/10). (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo akhirnya bisa bertemu Presiden Jokowi. Minggu malam (8/10/2023), Syahrul diterima Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Syahrul tiba di Istana pukul 18.35 WIB. Politisi Partai NasDem ini, datang numpak Mobil Toyota Vellfire hitam, dengan nomor polisi B 805 ADT.

Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi didampingi Mensesneg Pratikno. Pertemuan berlangsung hingga pukul 19.15 WIB. Dalam foto yang beredar, Syahrul terlihat sedang menjelaskan sesuatu. Jokowi dan Pratikno memerhatikannya dengan serius.

Setelah pertemuan selesai, Syahrul langsung meninggalkan Istana. Dia tidak memberikan keterangan apa-apa pada wartawan yang sudah menunggunya. Namun, tak lama kemudian beredar keterangan pers dari Syahrul tentang isi pertemuan dengan Jokowi. Mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode ini, mengaku menghadap Jokowi untuk berpamitan.

“Menyampaikan terima kasih sekaligus pamit pada Pak Presiden karena tidak dapat membantu beliau sampai akhir masa jabatannya,” tulis Syahrul, dalam keterangan pers tersebut.

Baca juga : Jokowi: Kalau Setiap Pemilu Saling Benci, Kapan Indonesia Jadi Bangsa Besar?

Syahrul, yang mengundurkan diri sebagai Mentan sejak Kamis (5/10/2023) melanjutkan, dalam pertemuan itu, dirinya juga melaporkan kinerja selama duduk di kabinet. Antara lain memaparkan 71 penghargaan dan sejumlah apresiasi yang diraih Kementan. Termasuk dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang memberi Kementan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama 7 kali berturut-turut.

Syahrul menyebut, segala keberhasilan itu dia persembahkan untuk Jokowi. Karena dirinya hanya bertugas untuk melaksanakan visi dan misi Kepala Negara. Sedangkan, jika ada kesalahan, hal itu adalah tanggung jawabnya.

Terkait proses hukum di KPK, Syahrul memastikan bakal menghadapinya dengan penuh tanggung jawab. Dia juga bakal melakukan pembelaan diri secara maksimal atas kasus tersebut. “Hal tersebut akan saya lakukan yang tentu saja dengan penghormatan terhadap hukum yang berlaku,” ujarnya.

Saat ini, KPK dikabarkan sudah menetapkan Syahrul sebagai tersangka kasus korupsi di Kementan. KPK sudah mengeluarkan surat permintaan cekal ke Ditjen Imigrasi atas nama Syahrul dan beberapa anggota keluarganya, serta pejabat di Kementan. Total ada 9 orang yang dicegah bepergian ke luar negeri.

Permintaan cekal ini adalah lanjutan dari langkah penyidik yang telah menggeledah rumah dinas dan rumah pribadi Syahrul. Dari penggeledahan itu, penyidik mengamankan uang Rp 30 miliar, 12 pucuk senjata api, catatan keuangan, serta mobil Audi A6.

Baca juga : Inacraft 2023 Dibuka Jokowi, Pertamina Hadirkan 20 Mitra Binaan Terbaik

Penyidik juga menggeledah rumah Sekjen Kementan Kasdi Subagyono. Kemudian, menggeledah Kantor Kementan, yang menyasar ruang Menteri dan Sekjen. Rumah Direktur Alsintan Muhammad Hatta juga disambangi penyidik. Hasilnya, ditemukan uang tunai senilai Rp 400 juta dalam bentuk mata uang rupiah, dolar Amerika, dan dolar Singapura.

Dari pengungkapan kasus ini, muncul dugaan kasus pemerasan pimpinan KPK terhadap Syahrul. Kasus yang digarap Polda Metro Jaya ini telah meningkat dari penyelidikan ke penyidikan. Namun, belum diketahui siapa yang menjadi tersangkanya.

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan bahwa penyidikan oleh Polda terhadap KPK tidak akan mengganggu penuntasan perkara korupsi di Kementan. Pihaknya memastikan, bakal tetap menjadwalkan pemeriksaan terhadap saksi-saksi untuk mengkonfirmasi segala barang bukti yang diamankan saat penggeledahan.

“Penyidikan perkara pokok tetap dilakukan. Tak ada hambatan. Temuan saat penggeledahan menjadi petunjuk kuat yang jangan dilupakan untuk terus dikawal,” ujar Ali, kepada wartawan, Minggu (8/10/2023).

Sebelumnya dikabarkan, penyidikan di Polda berkaitan dengan dugaan pemerasan yang dilakukan Ketua KPK Firli Bahuri terhadap Syahrul senilai Rp 1 miliar. Tudingan ini semakin santer karena ada foto Firli dan Syahrul ketemuan di lapangan badminton.

Baca juga : Peneliti Unpad Sebut KTT AIS Punya Musuh Bersama, Minta Jangan Dihadapi Sporadis

Firli sudah dengan tegas membantah pemerasan itu. Klarifikasi juga datang dari Eddy Hartono, mantan pemain badminton yang ikut hadir dalam pertemuan Firli dengan Syahrul, di lapangan badminton. Eddy, yang biasa bermain bersama Firli, menerangkan bahwa pertemuan itu disaksikan banyak orang. “Bukan foto berdua melainkan rame-rame,” ujar Edi, Sabtu (7/10/2023).

Eddy menjelaskan, pertemuan terjadi pada 2 Maret 2022. Saat itu, Firli yang sedang bermain badminton bersama atlet badminton lainya seperti, Trikus Haryanto, melihat Syahrul datang tiba-tiba dan ingin bertemu.

Meski enggan, Firli menyempatkan waktu berbincang dengan Syahrul. Tapi, hanya dalam hitungan menit. Setelah itu, menurut Eddy, Firli kembali melanjutkan olahraga badminton. “Mentan sempat menunggu, setelah itu langsung pulang,” tutupnya.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Senin (9/10), dengan judul “Ketemu Jokowi Di Istana, Syahrul Pamitan, Juga Minta Maaf”.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.