Dark/Light Mode

Ancaman El Nino, Tantangan Besar Amankan Pasokan Pangan

Rabu, 1 November 2023 14:19 WIB
Direktur Ketersediaan Pangan Bapanas kanan atas, bersama Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita kanan bawah dalam webinar Antisipasi Krisis Pangan Di Tengah Ancama El Nino, Selasa (31/10/2023). (Foto: Istimewa)
Direktur Ketersediaan Pangan Bapanas kanan atas, bersama Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita kanan bawah dalam webinar Antisipasi Krisis Pangan Di Tengah Ancama El Nino, Selasa (31/10/2023). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Saranan Pertanian Kementerian Pertanian Rahmanto mengatakan, El Nino tahun ini sejatinya tidak begitu signifikan. Namun akibat kekeringan panjang berdampak waktu tanam padi menjadi mundur.

"Jika biasanya musim tanam Oktober, karena belum hujan tanam mejadi mundur. Kalau tanam mundur berdampak pada panen tahun depan. Ini yang dikhawatirkan tahun depan, Januari, Februari mengalami penurunan produksi. Tahun ini sih tidak signifikan," ucap Rahmanto.

Mengutip data BPS, Rahmanto mengatakan, luas panen ekisisting 10,45 juta ha dengan produksi 54,74 juta ton gabah keringi giling (GKG) atau 31,75 ton beras dengan produktivitas 5,2 ton/ha. Kementerian telah menargetkan produksi sebanyak 35 juta ton beras atau produksi gabah 54,74 juta ton.

"Artinya ada penambahan produksi sebanyak 3,2 juta ton beras tahun depan," katanya.

Baca juga : Gelar Temu Daerah, BEM Nusantara DKI Suarakan Keadilan Hukum dan Sosial

Dalam rangka meningkatkan produksi beras nasional, Kementan pun melakukan strategi. Setidaknya ada dua strategi yaitu meningkatkan indeks pertanaman (IP) padi dan perluasan areal tanam. Saat ini IP lahan sawan irigasi rata-rata baru 1,68. Artinya belum sampai IP 2, kecuali lahan sawah di Bekasi, Karawang dan Indramayu.

"Kalau kita tingkatakn IP jadi 1,92 atau penambahan luas tanam 1.076.125 ha akan menyumbang produksi sebanyak 3,2 juta ton. Jadi target peningkatan produksi bisa dengan mudah tercapai," katanya.

Sedangkan untuk sawah non irigasi yang luasnya mencapai 3 juta ha saat ini rata-rata IP-nya hanya 1. Jika bisa dinaikkan IP menjadi 1,3, maka akan meningakaan luas tanam menjadi 900 ribu ha atau luas panen 858.711 ha dengan tambahan produksi sebanyak 1,34 juta ton beras.

Langkah lain menurut Rahmanto adalah optimalisasi lahan rawa 1 juta ha. Dari lahan tersebut ada potensi penambahan produksi sebanyak 3,1 juta ton. Selain itu optimalisasi lahan tadah hujan seperti lahan perkebunan, Perhutani dan tegalan masyarakat yang luasnya mencapai 7,6 juta ha.

Baca juga : SIM Keliling Tangerang Kota Selasa 31 Oktober, Hadir Di Pospol Pinang Cipondoh

"Jika bisa dioptimalkan 1 juta ha, maka akan menyumbang 2,9 juta ton. Karena itu harus dioptimalisasi dengan pemanfaatan air tanah," ungkapnya.

Sementara itu, Direktorat Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Rachmat mengatakan sektor pertanian Indonesia masih mengalami tantangan besar, terutama dari sektor alih lahan yang masif saat ini.

Selain itu, dia mengatakan produktivitas padi riil Indonesia di lapangan masih belum mencapai potensi hasilnya.

"Posisinya intensitas tanam padi kita ini masih rata-rata belum dua kali ya. Seperti yang disampaikan Pak Rahmanto, ada yang satu ada yang dua. Sebagian ada yang tiga sebagian juga ada yang empat. Tapi rata rata masih di bawah dua," ujar Rachmat.

Baca juga : Relawan Orang Muda Ganjar Sulsel Kembangkan Potensi Pemuda Desa

Untuk meningkatkan produktivitas padi, pemerintah berupaya menggeser varietas yang memiliki produktifitas rendah dengan menyiapkan varietas unggul. Di sawah irigasi saat ini petani masih banyak menanam varietas Ciherang yang produktifitasnya hanya 5-6 ton/ha. 

Untuk itu, Pemerintah menyiapkan varietas Inpari 32 yang produktivitasnya bisa mencapai 7-8 ton/ha.

"Di lahan tadah hujan ada varietas Inpago 8. Di lahan rawa ada Inpara yang produktifitasnya ada bisa mencapai 4-8 ton/ha. Ini yang kita lakukan untuk meningkatkan produktifitas padi," katanya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.