Dark/Light Mode

Prof. Tjandra Yoga Aditama

Masih Ranking 2 Kasus TB Terbanyak Dunia, Indonesia Perlu Kerja Keras

Rabu, 8 November 2023 22:03 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: dok. Pribadi)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara periode 2018-2020, Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti Global TB Report 2023, yang diluncurkan WHO pada Selasa (7/11/2023). Dalam laporan tahunan perkembangan TB dunia teranyar itu, Indonesia masih menempati peringkat 2 jumlah kasus TB dunia, dengan 10 persen kasus. Sama seperti tahun lalu. Padahal, beberapa tahun sebelumnya, Indonesia berada di posisi 3. 

Peringkat pertama kasus TB dalam Global TB Report 2023, dihuni India dengan 27 persen kasus. Disusul Indonesia (10 persen), China (7,1 persen), Filipina (7,0 persen), Pakistan (5,7 persen), Nigeria (4,5 persen), Bangladesh (3,6 persen) dan Republik Demokratik Kongo (3,0 persen).

Prof. Tjandra menyebut, ada lima data penting dari Global TB Report 2023. Pertama, insiden TB secara global masih terus meningkat.

Baca juga : Prof Tjandra Prihatin Kasus Cacar Monyet Meningkat, Ini 9 Langkah Pencegahannya

"Tadinya, insiden TB dunia adalah 10 juta orang pada tahun 2020, naik menjadi 10,3 juta pada tahun 2021, dan naik lagi menjadi 10,6 juta pada tahun 2022," kata Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini.

Kedua, untuk kenaikan insiden dunia, Indonesia terbukti punya peran. Indonesia adalah satu dari delapan negara dunia, yang menyumbang 68 persen kasus TB di dunia. Selain itu, Indonesia juga merupakan satu dari 10 negara, yang menyumbang 71 persen gap/kesenjangan antara insiden dan kasus TB yang dilaporkan.

Ketiga, kematian akibat TB di dunia memang menurun, tetapi belum sesuai target global.

Baca juga : OSO: Saya Ingin Indonesia Lebih Sejahtera

"Targetnya, turun 75 persen dari data kematian periode 2015-2022. Tetapi kenyataannya, penurunan pada tahun 2015 – 2019 hanya 19 persen. Sementara pada tahun 2010 – 2019, tercatat 33 persen," terang Prof. Tjandra.

Keempat, ada 83 negara di dunia, yang insiden TB-nya turun melebihi atau sama dengan 20 persen. Dengan kata lain, ada lebih dari 100 negara yang angkanya tidak turun. Indonesia, bahkan dikelompokkan ke dalam negara yang angka insidennya naik.

Kelima, jika dibandingkan dengan tahun 2015, terdata 47 negara yang angka kematian TB-nya turun melebihi atau sama dengan 20 persen pada tahun 2022. Artinya, ada sekitar 150 negara yang angka kematian TB-nya tidak turun.

Baca juga : Profil Gibran Rakabuming Raka, Cawapres Termuda Jagoan Koalisi Indonesia Maju

"Indonesia kembali dikelompokkan ke dalam negara, yang angka kematian TB-nya naik. Kita masih harus kerja amat keras dalam pengendalian tuberkulosis!!" ujar Prof. Tjandra, yang juga mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes).

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.