Dark/Light Mode

Ketum MUI Minta Candaan Zulhas Soal Amin Tak Dilebih-lebihkan

Kamis, 21 Desember 2023 21:20 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Iskandar buka suara menanggapi viralnya video Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) soal "Amin" dalam shalat.

Anwar Iskandar mengatakan, dalam shalat, membunyikan kata "Amin" di ujung surat Al-Fatihah merupakan sunnah.

Oleh sebab itu, Anwar Iskandar berharap candaan Zulhas itu tidak dilebih-lebihkan dan dipolitisir.

“Suatu kalimat yang disunahkan oleh syariat untuk dibunyikan setelah orang membaca waladdhollin atau ketika orang berdoa. Itu hukumnya sunnah, aslinya seperti itu,” ujar Anwar Iskandar, Kamis (21/12/2023).

“Artinya, Amin (di penghujung surat Al-Fatihah ketika salat) itu 'mudah-mudahan Allah mengijabah permintaan saya, orang tua saya, dan guru-guru saya',” tambahnya.

Pengasuh Ponpes Al-Amien Kediri ini menyatakan, bacaan Amin di penghujung surat Al Fatihah sudah ada sejak zaman dahulu.

“Itu sudah ada sejak partai-partai ini ada, sudah ada sejak Indonesia belum ada, sudah ada sejak dahulu kala, dan akan selalu ada sampai kiamat,” ungkapnya.

Baca juga : Bank DKI Berikan Bantuan Modal Untuk UMKM Disabilitas

Anwar mengatakan, hal biasa ketika para jemaah mengikuti salat tidak menyebut bacaan Amin di penghujung bacaan Al Fatihah.

Ia meminta bacaan Amin tidak dipolitisir oleh semua pihak dan tidak dicampuradukkan dalam politik.

"Jadi itu biasa saja, tidak ada urusannya sama Anies-Muhaimin. Tidak mengucapkan, tidak berarti shalatnya tidak sah, nggak ada urusannya sama politik. Bisa saja orang itu diam karena mulutnya sakit atau apa. Jadi nggak ada urusan, tidak ada larangan orang mengucapkan atau tidak dan tidak ada urusannya sama politik. Saya minta jangan mengait-ngaitkan Amin dalam shalat dengan AMIN Anies Baswedan," jelasnya.

Akhir-akhir ini dalam rangka pilpres ada calon presiden dan wakil presiden, kata dia, kebetulan bernama Anies-Muhaimin, yang disingkat jadi AMIN.

“Tetapi dua kalimat ini tidak sama, yang satu itu nuansa agama murni, yang satu nuansa politik Pilpres 2024," lanjutnya.

Anwar meminta publik tidak melebih-lebihkan dan membuat polemik lebih panjang terkait apa yang disampaikan Ketum PAN Zulkifli Hasan soal bacaan Amin dan jari saat tahiyat. Sebab, itu hanya bercandaan.

"Nah, kemudian akhir-akhir ini pak Kiai Abdul Somad, Ustaz Adi Hidayat, juga Pak Anies Baswedan, dan terakhir Pak Zulhas membuat candaan dengan mengait-ngaitkan orang yang sedang shalat karena cintanya pada paslon tertentu, kemudian tidak mau mengucapkan Amin,” ucapnya.

Baca juga : Ketua PBNU: Penindasan Israel Atas Palestina Harus Dihentikan

Anwar menegaskan, saat ini suasana politik mulai memanas. Banyak hal dikait-kaitkan dengan politik.

Ia juga meminta semua pihak termasuk para capres-cawapres berhati-hati untuk bercanda soal agama.

“Saya minta ketika para ustaz ngaji berhati-hati dalam bercanda. Ketika capres berpidato atau bercanda, hati-hati bercanda. Ketika pimpinan partai bercanda dengan diksi-diksi agama, saya berharap supaya hati-hati,” imbaunya tegasnya.

MUI mengambil posisi memberi nasihat kepada para kiai, ulama, politisi juga kepada calon-calon presiden, cawapres untuk berhati-hati dalam menggunakan diksi-diksi agama.

Karena ada pepatah mengatakan kalamul imam, imamul kalam, ucapan pemimpin itu pemimpinnya ucapan.

"Itu harus hati-hati, dampaknya nggak baik kalau nggak hati-hati. Agama itu kan memberi nasihat, kata Rasulullah, agama itu nasihat," bebernya. 

"Nasihat kepada pemimpin dan rakyat, para pemimpin, politisi, dai, ulama dinasihati Rasulullah agar hati-hati, karena tajamnya mulut lebih berbahaya daripada tajammya pisau," tambahnya.

Baca juga : Bersama Angkie Yudistia, Ganjar Dengarkan Masukan Soal Hak Disabilitas

Anwar juga mengimbau seluruh rakyat Indonesia menjaga persatuan di tahun politik 2024 ini. Ia berpesan agar tidak ada perpecahan selama pemilu.

"Tetap menjaga Indonesia yang damai, pemilu yang damai, Indonesia yang aman. Jangan sampai karena kasus ini kita terprovokasi. Sebab, tentu kita tidak ingin bahwa pemilu ini akan berakibat pecahnya persatuan Indonesia. Persatuan ini mahal sekali," jelasnya.

Rakyat juga dinasihati supaya tidak terprovokasi ke hal-hal yang tidak menguntungkan.

“Kita tetap jaga pemilu damai, aman. Bahwa ada perbedaan pilihan, ya itu bagian dinamika demokrasi tapi tidak berarti membawa akibat hancurnya Indonesia," tandasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.