Dark/Light Mode

Ke Capres-Cawapres, KPK Blak-blakan Korupsi Masih Marak Bahkan Tak Lagi Tabu

Rabu, 17 Januari 2024 21:34 WIB
Ketua sementara KPK Nawawi Pomolango di acara Penguatan Antikorupsi untuk Penyelenggara Negara Berintegritas PAKU Integritas pada Rabu (17/1). (Foto: YouTube/KPK RI)
Ketua sementara KPK Nawawi Pomolango di acara Penguatan Antikorupsi untuk Penyelenggara Negara Berintegritas PAKU Integritas pada Rabu (17/1). (Foto: YouTube/KPK RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) blak-blakan memaparkan masih maraknya korupsi di hadapan tiga pasang calon presiden dan wakil presiden di acara Penguatan Antikorupsi untuk Penyelenggara Negara Berintegritas (PAKU Integritas) pada Rabu (17/1).

Ketua sementara KPK Nawawi Pomolango, misalnya. Ia menyebut penguatan KPK sebagai lembaga supervisi pemberantasan korupsi belum berjalan optimal.

Karena itu, praktik korupsi di lapangan masih marak. Mulai dari praktik jual beli jabatan, suap perizinan, hingga fee proyek pembangunan serta pengadaan barang dan jasa yang bahkan dimulai sejak tahap perencanaan.

"Dengan kata lain pemberantasan korupsi saat ini belum optimal pada masalah utama dan implementasi," kata Nawawi.

Baca juga : Debat Capres 2024, Prabowo Tekankan Perbaikan Kesejahteraan TNI dan Polri

Karena itu, ia berharap KPK secara kelembagaan terus diperkuat. Mulai dari regulasi hingga mekanisme pemilihan pimpinan KPK.

Termasuk komunikasi intensif antara KPK dengan Kejaksaan, Polri dan TNI yang diharapkan juga dapat difasilitasi langsung oleh presiden.

Sementara Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyoroti perilaku korupsi yang kian permisif dan tidak lagi tabu di tengah masyarakat.
Kondisi ini, sebut Ghufron memang kerap terjadi di negara-negara yang ekonominya memerlukan relasi pengusaha dengan penguasa. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) di negara-negara seperti ini relatif stagnan.

Persekongkolan jahat antara pengusaha dan penguasa kerapkali menghambat tujuan bernegara. Dari sanalah lahir koruptor-koruptor di berbagai lini, termasuk ketika memilih penyelenggara negara. 

Baca juga : Debat Capres, Prabowo: Agar Masyarakat Hidup Layak, Kekayaan Negara Harus Dijaga

"Di mata koruptor tidak penting integritas, kapasitas, yang penting isi tasnya," ungkap Ghufron.

Berbeda dengan negara yang ekonominya mengandalkan jasa dan perdagangan. Dalam catatannya, rata-rata negara seperti ini IPK nya bagus.

Selain itu, ia juga menyoroti regulasi pemberantasan korupsi yang belum menyentuh pihak-pihak asing yang turut serta menunjukkan perilaku koruptif yang merugikan negara.

"UU kita hanya mengkriminalkan suap terhadap pejabat kita," tandasnya.

Baca juga : BRIN Ngarep Capres Perkuat Pertahanan Udara Dan Laut

Dalam acara PAKU Integritas ini, hadir capres-cawapres nomor urut 1 Anies Basweda-Muhaimin Iskandar. Lalu capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Ketiga paslon juga menyampaikan gagasan dan pandangannya terhadap penanganan korupsi di Indonesia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.