Dark/Light Mode

Pneumonia Merebak, Optimalisasi Pencegahan dengan Vaksinasi dan PHBS

Selasa, 30 Januari 2024 18:20 WIB
Dokter spesialis penyakit dalam, Dirga Sakti Rambe (Foto: Istimewa)
Dokter spesialis penyakit dalam, Dirga Sakti Rambe (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wabah pneumonia misterius yang merebak di China telah membuat negara-negara di dunia meningkatkan kewaspadaannya. Apalagi, setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan laporan bahwa telah terjadi peningkatan kasus undiagnosed pneumonia yang menyerang anak-anak di China Utara melalui publikasi di ProMed pada 22 November 2023.

Berdasarkan keterangan WHO, otoritas kesehatan China melaporkan bahwa peningkatan kasus terjadi di antaranya akibat Mycoplasma pneumoniae, yaitu infeksi bakteri umum pada pernapasan yang banyak menyerang anak-anak, sejak Mei 2023. Tak hanya di China, wabah pneumonia anak juga mulai terdeteksi di Eropa, khususnya Denmark dan Belanda.

Menyikapi penyebaran wabah pneumonia di dunia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor PM.03.01/C/4732/2023 mengenai Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia. Surat edaran ini memerintahkan seluruh instansi terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Mycoplasma pneumoniae di Indonesia.

Baca juga : Ganjar Optimis Raih 40 Persen Suara Di Jawa Barat

Pneumonia merupakan peradangan pada paru yang disebabkan infeksi bakteri, virus, dan jamur. Bakteri penyebab pneumonia antara lain, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Mycoplasma pneumoniae, Chlamydophila pneumoniae, dan Legionella pneumophila. Sedangkan, virus penyebab pneumonia antara lain respiratory syncytial virus (RSV), influenza (flu), parainfluenza, dan adenovirus. Sementara jamur penyebab pneumonia di antaranya Candida Aspergillus dan Pneumocystis jiroveci.

Dokter spesialis penyakit dalam, Dirga Sakti Rambe mengatakan, pneumonia dapat disebabkan infeksi lebih dari satu kuman/patogen pada saat bersamaan, baik bakteri, virus, maupun jamur. Infeksi tersebut terjadi di paru-paru dan meluas, menyebabkan penumpukan cairan dan hambatan aliran udara, sehingga menyulitkan proses pernapasan..Pada kondisi ini, bernapas akan terasa berat dan membuat sesak.

"Tentu saja kondisi ini tidak boleh dianggap remeh, terutama apabila dialami anak-anak. Untuk itu, sangat penting bagi orang tua menyadari bahaya dan risiko pneumonia yang sampai dapat menyebabkan kematian. Penting sekali untuk melakukan upaya pencegahan sedini mungkin,” ucapnya, seperti keterangan yang diterima redaksi, Selasa (30/1).

Baca juga : PLN Icon Plus Siap Dukung Digitalisasi Pemkab Aceh Tenggara

UNICEF mencatat, satu anak meninggal akibat pneumonia setiap 43 detik di seluruh dunia, menjadikannya penyebab utama kematian bayi dan anak, lebih banyak dari AIDS, malaria, dan campak sekaligus. Sementara, di Indonesia, pneumonia adalah penyebab 14,5 persen kematian pada bayi dan 5 persen kematian pada anak usia di bawah lima tahun. Meskipun mematikan, pneumonia merupakan salah satu penyakit yang bisa dicegah dan diobati.

Dokter Dirga menerangkan, pneumonia yang umumnya disebabkan bakteri Streptococcus pneumoniae dapat dicegah melalui vaksinasi pneumococcal conjugate vaccines atau PCV. Vaksin PCV dapat diberikan pada anak usia di bawah 1 tahun dengan dosis 3 kali, yaitu pada usia 2, 4 dan 6 bulan.

"Tidak terbatas pada anak-anak, vaksinasi PCV juga termasuk dalam rekomendasi imunisasi dewasa oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). Vaksinasi PCV direkomendasikan untuk semua anak dan orang dewasa untuk melindungi masyarakat Indonesia dari pneumonia,” terangnya.

Baca juga : Perusahaan Smelter Jangan Ugal-ugalan

Di Indonesia, tersedia vaksin PCV13 yang melindungi dari 13 serotipe pneumokokus, dan dengan perkembangan teknologi terbaru. Kini, telah tersedia vaksin PCV15 yang memberikan perlindungan tambahan untuk dua serotipe pneumokokus. Vaksin PCV15 mampu melindungi dari 15 serotipe pneumokokus, dan telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Selain mencegah pneumonia, pemberian vaksinasi PCV juga dapat mencegah penyakit lainnya, seperti radang selaput otak (meningitis), infeksi darah (bakteremia) dan radang telinga (otitis) yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus.

“Selain vaksinasi, masyarakat juga perlu melakukan langkah pencegahan pneumonia dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), di antaranya cuci tangan dengan teratur, membersihkan dan mendesinfeksi permukaan yang sering disentuh, menutup mulut dan hidung saat batuk, tidak merokok dan membatasi kontak dengan asap rokok, serta lebih menjaga kesehatan bagi orang yang imunitasnya lemah,” tutup Dirga.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.