Dark/Light Mode

Sat Set Cari Mitra Joint Development, BRIN Nggak Mau Bikin PLTN Kayak Mainan

Selasa, 26 Maret 2024 13:53 WIB
Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir Topan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Topan Setiadipura dalam acara ATOMEXPO XIII-2024 di Sochi, Krasnodar Krai, Rusia, Senin (25/3/2024). (Foto: Firsty Hestyarini/Rakyat Merdeka/RM.id)
Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir Topan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Topan Setiadipura dalam acara ATOMEXPO XIII-2024 di Sochi, Krasnodar Krai, Rusia, Senin (25/3/2024). (Foto: Firsty Hestyarini/Rakyat Merdeka/RM.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Topan Setiadipura menegaskan, pihaknya berencana membangun reaktor nuklir demo, sesuai tugasnya sebagai lembaga riset. Namun, BRIN tidak mau gegabah dalam memformulasikan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). BRIN tidak mau membikin sesuatu yang hanya mainan.

“Kita nggak mau, udah capek-capek bikin, tapi nggak bisa dikomersilkan lembaga lain. Sudah di tahapan demo atau pilot project, tapi nggak bisa dikomersilkan. Kita maunya, reaktor demo nggak perlu di-develop lagi, kalau mau dikomersilkan. Kenapa? Karena development itu, kelihatannya saja sederhana. Tapi, kalau kita lihat China, mereka butuh waktu dua dekade. Lama,” papar Topan kepada wartawan Rakyat Merdeka/RM.id Firsty Hestyarini, usai tampil sebagai pembicara dalam sesi Energy Track Generation IV: Already A Reality, ATOMEXPO XIII di Sochi, Krasnodar Krai, Rusia, Senin (25/3/2024).

Pertimbangan inilah yang membuat BRIN hati-hati dalam menyusun rencana pengembangan reaktor nuklir demonstrasinya, serta mencari mitra untuk joint development.

Baca juga : Usung Green Development, BRI Komit Salurkan KPR Green Financing

"Kita ini punya desain yang setengah matang, kita kolaborasikan. Arahan Bapak Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, kita harus joint development dengan pihak yang berpengalaman. Kalau di Indonesia, kita punya pengalaman CN, Cassa Nurtanio. Makanya, kita juga aktif menjajaki mitra untuk joint development. Salah satunya, dengan hadir di acara Rosatom (Badan Energi Nuklir Rusia) ini” ujar Topan.

Dalam kesempatan tersebut, Topan juga menyinggung belum adanya pengembangan PLTN dalam daftar Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN periode 2021-2030.

Sehingga, belum ada power purchase agreement (PPA) atau perjanjian jual beli listrik, yang menjadi salah satu daya tarik utama bagi investor.

Baca juga : Diminta Mundur Dari Kabinet, Mahfud Nunggu Momentum, Nggak Bisa Colong Playu

“Tapi, reaktor demo itu kan bisa dibangun tanpa harus masuk RUPTL. Yang semacam PPA-nya itu, bisa didapat dari perjanjian jual beli hidrogen, misalnya. Reaktor demo tidak memproduksi listrik. Karena itu, yang dijual bukan listrik, tapi hidrogennya. Hidrogen kan juga punya pasar tersendiri saat ini,” terang Topan.

ATOMEXPO XIII-2024 yang digelar pada 25-26 Maret 2024 diikuti 4.500 partisipan, termasuk pebisnis, pejabat pemerintah, dan organisasi internasional. Tiga media Indonesia: Rakyat Merdeka, Kompas, dan ANTARA diundang langsung oleh Rosatom untuk meliput acara bergengsi ini.

Event yang mengusung konsep ramah lingkungan ini juga dihadiri Deputi Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Mikhail Chudakov, Menteri Hidraulik, Energi, dan Pertambangan Burundi Ibrahim Uwiyeze, Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hongaria Peter Szijjarto, dan Menteri Kesehatan Serbia Danica Grujicic.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.