Dark/Light Mode

Membangun Negeri Minim Sampah Mulai dari Rumah

Senin, 22 April 2024 22:43 WIB
Tumpukan sampah. (Foto: Dwi Pambudo/RM)
Tumpukan sampah. (Foto: Dwi Pambudo/RM)

Indonesia menduduki negara penghasil sampah kedua terbesar di dunia. Selain karena padatnya jumlah penduduk yang banyak bahkan setara dengan 3,45% penduduk dunia, pengelolaan sampah yang kurang baik juga merupakan problematika yang ada di negeri ini. 

Pengelolaan sampah sendiri merupakan kegiatan untuk mengurangi atau menangani sampah. Sampah adalah barang atau produk yang telah habis nilai kegunaannya sehingga cenderung dibuang. Dengan mengelola sampah, barang yang sudah tidak berguna dapat didaur ulang dan memiliki nilai kegunaan kembali sehingga jumlah sampah akan berkurang. Jika sampah tidak bisa didaur ulang maka dapat diberlakukan penanganan atau tindak lanjut dalam proses pembuangannya sehingga tidak akan mencemari lingkungan sekitar.

Problematika sampah perlu menjadi kesadaran bagi seluruh masyarakat Indonesia. Menurut data yang diolah oleh Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, rumah tangga dinyatakan sebagai sumber utama sampah tertinggi dengan persentase kontribusi sebesar 38,3% dari total sampah di seluruh Indonesia. Dilansir dari economy.okezone.com, Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih mengandalkan TPA sebagai tempat pembuangan akhir sampah. Hal tersebut membuat prediksi bahwa sewaktu-waktu sejumlah TPA akan penuh akibat menumpuknya sampah yang tidak dipilah dan diolah. Hal ini dapat menyebabkan berbagai kerusakan lingkungan yang bisa berakibat fatal dan mengancam makhluk hidup di lingkungan sekitar TPA termasuk manusia.

Permasalahan lingkungan tidak hanya membahas persoalan sampah, namun juga krisis iklim, pemanasan global, kerusakan ekosistem, dan berbagai permasalahan lainnya. Ia dapat mengancam kehidupan makhluk hidup di Bumi, tidak hanya manusia namun juga hewan, tumbuhan, serta lingkungannya. Ironisnya, permasalahan lingkungan yang ada lahir akibat tangan dan ulah manusia itu sendiri. Untuk itu, perlu adanya aksi yang berangkat dari kesadaran masyarakat untuk menghentikan atau minimal mencegah terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih parah dan berkepanjangan. Demi mewujudkan teknologi yang dapat membantu pekerjaan manusia namun bersumber dari energi hijau dan ramah lingkungan, maka lahirlah sebuah konsep bernama green technology.

Green technology, biasa disebut juga clean technology atau teknologi hijau atau ramah lingkungan, merupakan suatu konsep yang mengusung inovasi teknologi dengan prinsip tetap menjaga kelestarian sumber daya alam bumi. Green technology lebih berfokus pada penekanan dampak negatif lingkungan dengan beberapa upaya seperti pencegahan penghasilan limbah, daur ulang, dan pemanfaatan limbah menjadi produk yang bernilai. 

Meskipun istilah “teknologi” identik dengan inovasi dan berkaitan erat dengan ilmu pengetahuan, namun penerapan green technology ini tidaklah sulit. Ada banyak sekali langkah-langkah kecil yang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari yang selaras dengan visi misi green technology. Contoh sederhananya adalah mengelola limbah atau sampah yang ada di rumah.

Pencegahan Penghasilan Limbah

Mencegah lebih baik dari mengobati. Beberapa tahun ke belakang sempat lahir sebuah istilah yang banyak digaungkan oleh para aktivis lingkungan. Istilah tersebut yaitu lesswaste ataupun zerowaste yang berarti gaya hidup yang minim menghasilkan sampah. Gaya hidup ini bisa ditiru untuk mengurangi penghasilan sampah atau limbah rumah tangga yang akhirnya dibuang secara massal ke TPS ataupun TPA.

Minim sampah berarti upaya semaksimal mungkin mencegah dihasilkannya limbah yang terbuang secara sia-sia. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah perwujudan prinsip reuse yaitu pemakaian barang yang bisa digunakan berkali-kali. Contohnya adalah membawa tas belanja sendiri dari rumah. Faktanya, membawa tas sendiri pada saat berbelanja justru bisa menguntungkan para pedagang. Dikutip dari sebuah wawancara pada video saluran YouTube Hijab Alila, para pedagang Pasar Oro Oro Dowo, Kota Malang mengaku senang ketika pembeli membawa tas belanja sendiri dari rumah karena bisa lebih menghemat dalam biaya pembelian kantong plastik. Tidak hanya tas belanja, kita bisa menyiapkan wadah dari rumah untuk membeli perlengkapan yang dijual secara curah sehingga mengurangi penggunaan plastik atau wadah sekali pakai.

Tidak dapat dimungkiri bahwa terkadang ada waktu tertentu kita tidak bisa menolak keberadaan sampah, sehingga yang bisa dilakukan adalah mengelola sampah tersebut. Secara umum, sampah biasa dibagi menjadi tiga jenis yaitu sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), sampah organik (sampah yang bisa terurai secara alami di lingkungan), dan sampah anorganik (sampah yang sulit terurai atau tidak bisa sama sekali). Untuk meningkatkan efektivitas penanganan sampah, pemilahan dapat diberlakukan secara lebih spesifik, khususnya pada sampah anorganik. Ia dapat dibedakan menjadi beberapa jenis seperti sampah gelas dan botol plastik, kaca, logam, kertas, kardus, serta kantong plastik dan saset bekas. 

Daur Ulang

Beberapa sampah yang sudah dipilah seperti gelas dan botol plastik, kaca, logam, kertas, dan kardus selanjutnya bisa didaur ulang. Daur ulang merupakan proses untuk mengembalikan produk yang sudah tidak berguna menjadi berguna kembali. Ia dapat dilakukan secara mandiri ataupun disalurkan ke bank sampah. Daur ulang dapat menghasilkan produk-produk berguna yang kreatif dan inovatif melalui bahan-bahan yang mudah ditemukan di kehidupan sehari-hari. Jika waktu dan kondisi tidak memungkinkan untuk mengelola sampah secara mandiri, maka alternatif lainnya adalah menyalurkan sampah kepada bank sampah. Bank sampah biasa menerima kategori sampah kering atau anorganik. Ada beberapa keunggulan menyalurkan sampah terpilah ke bank sampah. Selain dapat menghemat waktu, penanganan sampah akan dilakukan secara profesional oleh pihak yang bertanggung jawab.

Baca juga : Kemenhub Berangkatkan Peserta Balik Gratis Dengan Bus dari 9 Terminal

Meskipun begitu, terdapat beberapa jenis sampah anorganik yang sulit didaur ulang, terutama sampah halus seperti kantong plastik, saset bekas, tisu, dan sampah residu lainnya. Sampah jenis ini tidak bisa disalurkan secara langsung ke bank sampah, namun ia dapat dijadikan sebagai ecobrick. Dilansir dari zerowaste.id, ecobrick merupakan botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biologis atau limbah anorganik. Selain menjadi alternatif bata atau blok bangunan, ecobrick dapat dikreasikan menjadi berbagai kerajinan seperti kursi, meja, dll. Sejumlah bank sampah di Indonesia sudah bisa menerima setoran ecobrick. Selain bank sampah, ecobrick yang sudah dipadatkan dengan sampah residu dapat didonasikan kepada komunitas trainer ecobrick terdekat.

Pemanfaatan Limbah

Limbah organik yang dihasilkan di rumah dapat dikelola dan dibuat menjadi kompos. Dikutip dari www.bola.com, kompos merupakan pupuk yang dapat digunakan untuk meningkatkan unsur zat hara tanah yang berguna bagi tumbuhan dan bisa memperbaiki struktur tanah. Dengan membuat kompos di rumah, kita bisa mulai menanam berbagai tumbuhan sayuran secara mandiri. Selain bisa menghemat pengeluaran untuk membeli bahan makanan, tumbuhan sayuran yang ditanam secara mandiri akan lebih sehat untuk dikonsumsi dan bisa membuat suasana rumah semakin asri dan segar.

Baca juga : Jelang Hari Raya Idul Fitri, Uang Baru Mulai Diburu

Permasalahan lingkungan di Indonesia mesti menjadi perhatian bersama. Membangun negeri yang minim sampah dan menyadarkan seluruh masyarakat Indonesia membutuhkan langkah besar untuk diraih. Agar hal tersebut terwujud, maka setiap diri di setiap rumah harus memulai langkah kecilnya terlebih dahulu. Bayangkan jika seluruh rumah-rumah di Indonesia mengusahakan gaya hidup yang minim sampah, maka langkah besar tersebut akan lebih mudah untuk dijalankan dan negeri kita bisa lebih dekat dengan kata eco-friendly atau ramah lingkungan.

Kirani Rizky A. K.
Kirani Rizky A. K.
Kirani Rizky A. K.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.