Dark/Light Mode

Menjaga Kesehatan Kulit, Rambut, dan Mulut dengan Memanfaatkan Bahan Organik melalui Eco Enzyme

Senin, 22 April 2024 22:11 WIB
Cara membuat eco enzyme (Sumber: enzymesos.com)
Cara membuat eco enzyme (Sumber: enzymesos.com)

Jumlah Sampah Makanan Rumah Tangga pada Lingkup Global dan Indonesia

Tentu saja tidak asing lagi di telinga kita bahwa setiap rumah tangga pasti menghasilkan limbah yang berupa sisa makanan sehari-hari. Namun, siapa sangka hal kecil yang kita lakukan ini menjadi masalah serius dalam lingkup global, karena sampah makanan ternyata menyumbang lebih dari seperempat sampah di Asia, khususnya di Asia Selatan dan Tenggara (FAO, 2013). Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi, ternyata Indonesia merupakan negara penyumbang sampah makanan terbanyak pada Tahun 2021 di Asia Tenggara dengan total produksi 20.938.252 ton per tahun (UNEP, 2021). 

Berdasarkan informasi yang disajikan dalam Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional–SIPSN (2020), komposisi sampah terbesar berdasarkan jenisnya adalah sampah makanan rumah tangga yang mencapai 40%. Persentase ini akan terus bertambah jika setiap pihak tidak memiliki kesadaran akan pentingnya pengolahan sampah makanan. 

Eco Enzyme Menjadi Solusi yang Masih Asing di Telinga Masyarakat

Eco enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula cokelat, gula merah atau gula tebu), dan air. Cairan ini berwarna cokelat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat. Eco Enzyme kali pertama diperkenalkan oleh Dr. Rosukan Poompanvog, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand dan dipopulerkan oleh Dr. Joean Oon, yang merupakan peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia. Sang penemu juga menyarankan metode ini tidak diperjualbelikan, tetapi diberikan secara gratis agar dapat dimanfaatkan secara luas untuk kesejahteraan Masyarakat.

Eco enzyme bisa menjadi cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah tangga, pertanian, peternakan, dan bahkan kesehatan. Pada dasarnya, eco enzyme mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim dengan memanfaatkan sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang lebih bermanfaat. 

Cara Pembuatan Eco Enzyme

Baca juga : Toshiba Hadir dengan Kemudahan Memasak melalui Produk Unggulannya

Proses pembuatan eco enzyme tidaklah sulit, karena yang terpenting adalah kita sadar bahwa apa yang kita lakukan semata-mata untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Selain itu, proses pembuatannya juga cukup ekonomis, karena tidak memerlukan lahan maupun wadah yang khusus.

Salah satu cara pembuatan eco enzyme dapat dilakukan dengan memanfaatkan limbah organik seperti kulit jeruk dan nanas. Adapun  bahan yang dapat disiapkan untuk pembuatan eco enzyme tersebut yaitu sebagai berikut (Maurilla, 2022) : 

                                                           

                                                                           Sumber: enzymesos.com

Bahan yang dibutuhkan :

  1. 500 ml air (air sumur, air hujan, air buangan AC, maupun air galon)
  2. 50 gram gula merah/molase
  3. 150 gram kulit buah, sisa sayuran, buah afkir, maupun buah memar

 Alat yang digunakan :

  1. Botol plastik bekas ukuran 1 liter
  2. Timbangan digital
  3. Corong

Langkah pembuatan Eco Enzyme :

  1. Gunakan wadah plastik, jangan pakai wadah logam karena kurang elastis.
  2. Masukkan 500 ml air ke dalam wadah plastik dan 50 gram gula.
  3. Masukkan sisa kulit buat atau sayur ke dalam wadah.
  4. Sisakan  ruang untuk proses  fermentasi sehingga wadah tidak perlu diisi dengan penuh. 
  5. Aduk perlahan isi wadah plastik yang sudah terisi dengan larutan air dan gula, tidak perlu dikocok.
  6. Buka tutup wadah setiap hari selama satu bulan pertama setelah diaduk. 
  7. Dalam satu bulan pertama, gas akan dihasilkan dari proses fermentasi.
  8. Simpan  wadah di tempat dingin, kering, dan memiliki  ventilasi  yang baik. 
  9. Hindari sinar matahari langsung dan jangan disimpan di dalam kulkas.
  10. Setelah 3–6 bulan, panen eco enzyme akan selesai dan dapat digunakan. (akrel.ac.id)

Baca juga : Ini 10 Keutamaan Bulan Ramadhan Yang Perlu Diketahui, Manfaatkan Sebaik-baiknya

     Eco enzyme tidak mengenal kadaluarsa selama tidak terkena air. Eco enzyme yang gagal akan berwarna hitam serta mengeluarkan bau busuk. Sedangkan eco enzyme yang berhasil akan beraroma seperti tapai. Namun, tidak perlu khawatir karena eco enzyme yang gagal masih dapat digunakan untuk pupuk organik dengan mencairkan enzyme-nya. (rri.co.id)

Menjaga Kesehatan Kulit, Rambut, dan Mulut dengan Memanfaatkan Bahan Organik melalui Eco Enzyme

Cairan fermentasi kaya enzim ini seringkali dimanfaatkan pada bidang pertanian dan kehidupan rumah tangga. Pada sektor pertanian digunakan sebagai pupuk alami, pengusir hama, juga membantu mempercepat pertumbuhan tanaman. Sedangkan pada kehidupan rumah tangga eco enzyme digunakan sebagain cairan pembersih kompor dan area dapur, pencuci dan penghilang noda, serta membantu mengurai bakteri dalam septik.

Selain itu, siapa yang menyangka meski terbuat dari sampah organik, cairan eco enzyme ternyata juga mampu membantu menjaga organ-organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan mulut.  Diketahui bahwa cairan eco enzyme 50–100% yang terbuat dari kulit nanas, jeruk, dan papaya sama efektifnya dengan cairan natrium hipoklorit (NaOCl) 2,5% dalam menghambat pertumbuhan bakteri (Enterococcus faecalis International Journal of Environmental Research and Public Health, 2020). Dengan kemampuan antibakteri tersebut, cairan enzim ini juga bisa diformulasikan dalam bentuk sabun antibakteri atau antiseptik alami, baik dalam bentuk batangan maupun cair.

Namun, dengan campuran yang lebih mudah kita masih tetap bisa mendapatkan manfaat dari cairan eco enzyme ini untuk kesehatan kulit. Yakni dengan mencampurkan eco enzyme dengan sabun mandi, sabun cuci tangan, maupun sabun cuci muka, serta ditambahkan dengan air. Perbandingan yang digunakan adalah 1:1:5. Campuran ini dapat membantu mencegah kulit kering. 

Sedangkan untuk menjaga Kesehatan rambut, mengurangi kerontokan, serta gatal di kulit kepala, kita dapat mengganti campuran sabun dengan shampoo menggunakan perbandingan yang sama. Tetapi, jika ingin menumbuhkan rambut pada kepala yang botak dapat menggunakan campuran eco enzyme dan shampoo saja menggunakan perbandingan 1:1.

Penggunaan eco enzyme pada mulut antara lain untuk menyegarkan mulut, mencegah pendarahan gusi, sariawan, sakit tenggorokan, dan bahkan sebagai pengganti pasta gigi dan obat kumur, campuran yang digunakan adalah 10 ml eco enzyme dan segelas air. 

Baca juga : Jangan Puasa Ikut Yang Belakangan, Lebaran Ikut Yang Duluan

Penutup

Dengan proses pembuatan yang tergolong mudah, tanpa memerlukan lahan luas, dan tentunya tidak berbau, diharapkan eco enzyme ini akan menjadi solusi utama dalam membantu mengatasi sampah makanan rumah tangga yang terus mengalami peningkatan.

Memanfaatkan sisa-sisa dapur seperti kulit buah untuk dijadikan eco enzyme juga mampu mengurangi polusi. Hal ini karena gas metana yang dikeluarkan oleh sampah yang dibuang dapat memerangkap 21 kali lebih banyak panas daripada CO2.

Begitu banyak manfaat yang bisa kita peroleh dengan mengolah sampah organik menjadi eco enzyme, baik dari sektor pertanian, rumah tangga, dan bahkan kesehatan. Akan tetapi tujuan yang paling utama adalah menjaga kelestarian bumi dengan membantu mengatasi permasalahan sampah agar kelak kita dapat mewariskan alam yang indah untuk generasi mendatang.

Wiwin Maratul Mukosodah
Wiwin Maratul Mukosodah
Siswi Kelas XII SMA Negeri di Tulungagung, Jawa Timur.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.