Dark/Light Mode

Soal Jatah Menteri, Demokrat Lebih Kalem

Jumat, 24 Mei 2024 08:15 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono. (Foto: Ist)
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai Demokrat menyerahkan sepenuhnya urusan jatah kursi menteri kepada Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Sebagai partai pengusung utama Prabowo bersama Gerindra, PAN, dan Golkar, Demokrat lebih kalem.

Menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada 20 Oktober 2024 mendatang, Prabowo sedang sibuk menyusun kabinetnya. Di tengah pembahasan kabinet tersebut, ada partai politik penghuni Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terang-terangan minta jatah menteri. Ada yang minta 5 kursi, ada yang minta 4 kursi.

Merespon urusan jatah menteri, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, pihaknya tidak mau menuntut banyak kepada Prabowo. Berapapun jatah yang nantinya bakal diberikan, AHY mengaku ikhlas.

“Kami memilih untuk tidak memberikan beban apa pun ataupun beban tambahan kepada bapak Prabowo Subianto, kami menyerahkan kepada beliau yang paling memahami kebutuhan kabinet ke depan seperti apa,” ujar AHY, di Nusa Dua, Bali, Rabu (22/5/2024).

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) ini menjelaskan, sejak masuk jadi anggota KIM pada September 2023, partainya punya komitmen untuk berjuang bersama Prabowo-Gibran demi kemajuan bangsa Indonesia.

Ia pun yakin, Prabowo tidak akan melupakan partai yang telah berjuang bersama di masa kampanye. Dan pastinya diajak untuk ikut menyukseskan pemerintahannya selama lima tahun ke depan.

Baca juga : Dibanding Tambah Jumlah Kementerian, Pengamat Sarankan Ini Ke Prabowo

“Beliau tentu sangat berharap dukungan penuh, bukan hanya saat kampanye tetapi berjalannya pemerintahan ke depan,” ujar AHY.

Kendati demikian, putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menambahkan, pihaknya sudah mempersiapkan kader-kader terbaiknya untuk disodorkan kepada Prabowo menjadi menteri.

Namun, AHY berharap urusan jatah menteri tidak membuat hubungan antar parpol KIM menjadi retak, karena yang paling penting kerjasama politik ini harus langgeng demi menghadapi tantangan kedepannya.

“Penting untuk dijaga dan kekuatan dari Koalisi Indonesia Maju ini ada dalam semangat mengisi satu sama lain dan saling memperkuat,” tutupnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pernah berbicara soal jatah kursi menteri. Dia mengatakan, Beringin mau mendapatkan jatah lima kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran nantinya.

Menteri Koordinator Perekonomian ini mengatakan, partainya punya kontribusi besar dalam memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Dari total 96.214.691 suara yang diperoleh, Airlangga menyatakan partainya menyumbang 25 persen.

Baca juga : Saran Jangan Pilih Orang Toxic Jadi Menteri, Luhut Tak Berani Sebut Nama

Dengan demikian, Airlangga berharap kader Golkar diberi ruang yang luas untuk menjadi menteri dalam kabinet mendatang.

Sementara Ketua DPP PAN, Bima Arya Sugiarto mendengar informasi sudah ada pembagian jatah menteri dalam kabinet Prabowo-Gibran. Menurut Bima Arya, partainya bakal diberi jatah 4 kursi menteri.

“Informasi yang saya dengar begitu,” ujarnya, kepada wartawan, Selasa (21/5/2024).

Ditanya siapa kader PAN yang bakal jadi menteri, Bima Arya mengaku belum mengetahuinya, termasuk Kementerian apa yang diberikan. Sebab, saat ini pihaknya masih fokus membentuk pos-pos kementerian.

Lalu apa kata Gerindra? Sekretaris Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengakui memang sudah ada pembicaraan mengenai formasi kabinet untuk partai-partai pendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.

Namun, Muzani menyebut belum mengetahui bagaimana pembagian jatah kursi menterinya. Sebab, urusan itu jadi kewenangan Presiden terpilih Prabowo dengan para ketua umum partai pengusung.

Baca juga : Sergio Conceicao Makin Dekat Latih AC Milan

“Tentang jumlah saya terus terang tidak mengikuti, itu sepenuhnya hak, itu sepenuhnya pembicaraan antara Ketum partai koalisi dengan presiden terpilih saya belum intip pembicaraan itu,” kata Muzani, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/5/2024).

Sementara, Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis, Agung Baskoro mengakui, pembagian jatah kursi di kabinet Prabowo-Subianto memang rumit. Apalagi, dengan bergabungnya NasDem dan PKB, pasca Pilpres.

Menurut Agung, masuknya dua partai yang berseberangan dalam Pilpres, membuat anggota KIM ingin pamer siapa yang paling bekerja keras memenangkan Prabowo-Gibran. Tentunya, itu ditujukan untuk mendapat jatah lebih besar.

“Wajar bila anggota KIM mengingatkan Prabowo atas kontribusi selama ini agar mendapat jatah yang sesuai, posisi yang strategis di kabinet,” ujar Agung, Kamis (23/5/2024).

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.