Dark/Light Mode

BNPB Sosialisasikan Peta Risiko Bencana Sekunder Erupsi Gunung Ibu

Minggu, 9 Juni 2024 14:46 WIB
Tim BNPB saat melakukan sosialisasi peta resiko bencana Gunung Ibu, Halmahera Barat. Foto: Ist
Tim BNPB saat melakukan sosialisasi peta resiko bencana Gunung Ibu, Halmahera Barat. Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Tim pemetaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melakukan sosialisasi hasil monitoring visual menggunakan drone di wilayah rawan bencana sekunder erupsi Gunung Ibu

Sosialisasi ini menyasar warga pengungsi dan penduduk desa yang terdampak potensi aliran sungai dari gunung api berketinggian 1.325 mdpl itu.

"Hasil pemetaan sementara dicetak besar-besaran dan dipasang di pos pengungsian agar masyarakat dapat melihat dengan jelas kondisi geografis dan topografi wilayah mereka," bunyi petikan siaran pers BNPB, yang dikutip Minggu (9/6)

Baca juga : Pertamina Sosialisasikan QR Code Pertalite di Wilayah Regional Jawa Bagian Barat

Selain itu, tim juga memberikan penjelasan rinci melalui perangkat komputer jinjing mengenai potensi risiko bencana dan langkah mitigasi yang dapat diambil.

Bagi masyarakat di kaki Gunung Ibu, sosialisasi ini memberikan pemahaman baru tentang potensi dampak risiko bencana sekunder dari aktivitas vulkanik yang saat ini berada pada level IV atau "Awas".

Tim BNPB juga telah memotret aliran sungai yang berhulu ke Sungai Ibu dan menghasilkan peta permukiman beresolusi tinggi untuk enam desa terdampak. Yaitu Desa Duono, Desa Togoreba Sungi, Desa Togoreba Tua, Desa Naga, Desa Podol dan Desa Togowo.

Baca juga : Pasokan Nikel Terganggu, Sentimen Positif Bagi NICL

Hasil monitoring ini menjadi dasar rekomendasi bagi masyarakat untuk selalu memantau kondisi sungai, terutama saat hujan deras.

"Apabila debit air semakin besar dan air berubah warna menjadi cokelat keruh kehitaman, segera laporkan ke pemerintah desa dan ambil langkah kesiapsiagaan," imbau BNPB.

Selain itu, warga juga diminta menjaga lingkungan sungai, meningkatkan kesiapsiagaan terhadap gempa bumi, dan berkoordinasi dengan pihak berwenang.

Baca juga : Pupuk Kujang Bantu Petani Kopi Selamatkan Hutan di Gunung Malabar

Hasil pemetaan BNPB akan dianalisis lebih lanjut oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk kajian deformasi kawah dan arah lelehan material vulkanik. Data ini akan menjadi dasar rekomendasi potensi bahaya erupsi Gunung Ibu dan bencana turunannya.

Kementerian PUPR juga akan menggunakan data pemetaan ini untuk penanganan jangka panjang lahar dingin dengan pemasangan sabo dam dan kantung pasir. 

Sementara itu, BPBD Kabupaten Halmahera Barat bersama Kodim 1501 dan Polres Halmahera Barat akan terus melakukan sosialisasi dan monitoring daerah rawan bencana.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.