Dark/Light Mode

Jokowi Lebih Dengerin Relawan, Kata Projo Nih, Banteng Baperan

Sabtu, 15 Juni 2024 08:12 WIB
Presiden Jokowi bersama Bendahara Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Panel Barus. Foto: Istimewa
Presiden Jokowi bersama Bendahara Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Panel Barus. Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Wasekjen PDI Perjuangan, Utut Adianto menyebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih mendengar relawannya daripada lembaga semacam Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dan Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas).

Bendahara Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Panel Barus menilai, pernyataan politisi Banteng ini tidak proporsional.

"Mengapa selalu memojokkan Pak Jokowi. Ini sikap baperan yang berkelanjutan dari elite PDI Perjuangan," kata Panel kepada Rakyat Merdeka, Jumat (14/6/2024).

Baper yang dinilai Panel merata di elite PDI Perjuangan ini karena, relasi Banteng dengan Jokowi yang amat dicintai rakyat, memburuk sejak sebelum Pilpres 2024. Taktik menjelekkan dan memojokkan Jokowi terus dilakukan hingga menjelang Pilkada 2024. Padahal sudah terbukti usang dan tidak efektif.

Baca juga : Idul Adha, Jokowi Sebar Hewan Kurban Ke Setiap Provinsi Hingga IKN

"Nanti malah terulang kejadian Pilpres di Pilkada 2024. Calon-calon Kepala Daerah yang diusung tak dipilih rakyat karena partainya terus memojokkan Jokowi yang publik puas terhadap kinerjanya," ungkapnya.

Di luar itu, lanjut Panel, hak Presiden Jokowi meminta masukan, nasihat, dan arahan kepada siapapun dan kelompok manapun. Apalagi, sejak dulu Jokowi memang kerap bertemu akar rumput hingga kalangan elite.

"Pak Jokowi ini ketemu rakyat di pasar, ketemu kiai di pondok pesantren, ketemu buruh, pekerja di rumah sakit, termasuk relawan. Sah-sah saja. Artinya dari pernyataan Pak Utut, masukan Projo positif dan patut dipertimbangkan. Dan keren juga diperbandingkannya dengan Wantannas dan Lemhannas," ujarnya sembari tertawa.

Senada dengan Panel, Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Utje Gustaaf Patty menegaskan, relawan tak punya kewenangan untuk memengaruhi lembaga di Pemerintahan, apalagi Presiden.

Baca juga : Jokowi Akan Pensiun, KSP Harap Program Kartu Prakerja Dilanjutkan

Dikatakan, relawan berdiskusi dengan Jokowi juga dalam bidang yang dikuasai. Artinya, tak mungkin juga relawan berbicara soal ketahanan dan keamanan.

"Bara JP kalau bertemu ya tentang pemberdayaan masyarakat, relawan. Bukan soal ketahanan keamanan," sindirnya.

Sebelumnya, Utut yang juga Wakil Ketua Komisi I DPR RI menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan Gubernur Lemhannas dan Sesjen Wantannas, Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (14/6/2025).

Utut awalnya mengungkap kembali pernyataan Sesjen Wantannas, Laksdya TNI Hutabarat, terkait anggota tetap Wantannas. Dimulai Presiden Jokowi berada di tingkat tertinggi sebagai Ketua Dewan, sementara lainnya seperti Wapres KH. Ma'ruf Amin, Menko Polhukam Hadi Tjahjanto, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto hingga Mendagri Tito Karnavian sebagai anggota tetap.

Baca juga : Rayu Khofifah Minta Cawagub Jatim, Banteng Bertepuk Sebelah Tangan

"Saya pastikan semua itu tak pernah ketemu. Kalau benar saya kasih Rp 10 juta, Rp 100 juta, kalau bapak yang nggak bener bapak kasih saya Rp10 juta. Susah Pak, ada Pak Laoly (Menkumham), Pak Mendikbud, Panglima, Kapolri, nggak mungkin," ujarnya.

Utut kemudian menyinggung Presiden Jokowi lebih mendengar relawannya ketimbang Wantannas dan Lemhannas. "Presiden lebih dengar Projo ketimbang Wantannas. Lebih dengerin Bara JP ketimbang Gubernur Lemhannas. Lantas kita mau letakkan di mana?" kata Utut.

"Mohon maaf ini bukan soal keberpihakan. Tetapi bernegara nggak bisa begini, hanya di atas kertas ada 8 menteri dan Bapak Sekretaris, komunikasi dengan presiden, di lapangannya tidak!" ucap Utut.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.