Dark/Light Mode

Tantangan Pendidikan Harus Diatasi dengan Sinergi

Senin, 18 November 2019 23:54 WIB
Muktiono Waspodo (Foto: Istimewa)
Muktiono Waspodo (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Pusat Penelitian Kebijakan (Kapuslitjak) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Muktiono Waspodo, mengatakan, tantangan kebijakan pendidikan ke depan antara lain mempertahankan akses pendidikan yang terus meningkat. Menurutnya, di era disrupsi sekarang, sumber daya pendidikan harus adaptif dan memiliki kemampuan belajar terus menerus.

“Semakin beragamnya pelaku pendidikan menuntut karakter kebijakan yang lebih fleksibel, dapat dikustomisasi, dan mampu merangsang partisipasi yang luas dari segenap pihak," katanya, di sela seminar yang bertema 'Tantangan Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan dalam Era Disrupsi', di Royal Padjadjaran Hotel, Bogor, Senin (18/11).

Baca juga : Bupati Maluku Tenggara Sabet Anugerah Kihajar 2019

Tantangan ini, lanjut Muktiono, harus diatasi dengan sinergi strategis antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. "Dalam periode lima tahun ke depan, sektor pendidikan dan kebudayaan akan menjadi sorotan semua orang. Bukan hanya karena menterinya paling muda dan milenial, tapi juga karena fokus pemerintah akan diarahkan pada pembangunan sumber daya manusia, sesuatu yang menjadi core business Kemendikbud," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Muktiono, penelitian-penelitian kebijakan ke depan harus bersifat responsif sekaligus antisipatif. "Para peneliti juga perlu memiliki mentalitas 'pembelajar sepanjang hayat' yang mampu beradaptasi dengan metode dan cara-cara penelitian baru yang lebih progresif," katanya.

Baca juga : KPK Evaluasi Penerapan Pendidikan Antikorupsi di Sekolah

Salah satu caranya, ujar Muktiono, adalah dengan melakukan penelitian-penelitian kolaboratif yang bersifat lintas lembaga, lintas sektor, dan lintas disiplin. "Oleh karena itu, untuk mendorong proses dan hasil penelitian yang lebih berkualitas, penelitian Puslitjakdikbud pada tahun 2019 sejak awal dilakukan dengan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan," katanya.

Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemendikbud menyelenggarakan Seminar Nasional Hasil Penelitian tahun 2019 pada 18-20 November 2019. Seminar bertema “Tantangan Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan dalam Era Disrupsi” di Royal Padjadjaran Hotel, Bogor, Jawa Barat. Seminar dihadiri 39 orang penyaji dan 165 orang peserta yang terdiri dari unsur birokrat, akademisi, praktisi, dan pemerhati bidang pendidikan dan kebudayaan. 

Baca juga : Pangeran Harry Sekeluarga Lewatkan Natal dengan Ratu Elizabeth

Topik-topik penelitian sebagaimana juga diangkat dalam seminar ini mencakup pendanaan pendidikan, penguatan kualitas pembelajaran, penguatan pendidikan karakter, tata kelola guru dan tenaga kependidikan, pengembangan pendidikan vokasi, kebijakan afirmasi pendidikan, dan apresiasi, pelestarian serta pemajuan kebudayaan. 

Selain mengemukakan berbagai temuan dan analisis dari hasil penelitian mereka, para penyaji dalam seminar juga menyampaikan sejumlah rekomendasi kebijakan yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pengambil kebijakan pendidikan dan kebudayaan. Sebagai langkah tindak lanjut, Puslitjakdikbud akan menyosialisasikan berbagai rekomendasi kebijakan yang dihasilkan melalui seminar ini kepada para pemangku kepentingan terkait, terutama para pengambil kebijakan di lingkungan Kemendikbud. Semua rekomendasi yang muncul dalam seminar akan ditelaah dan dipilah menurut skala prioritas. Beberapa rekomendasi yang dinilai sangat strategis akan diprioritaskan untuk disampaikan kepada pimpinan satuan kerja yang relevan agar dapat segera ditindaklanjuti. [KW]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.