Dark/Light Mode

Kasus Penyelundupan Onderdil Harley Davidson

Samurai Jepang, dan Permintaan Erick Thohir Untuk Bos Garuda

Rabu, 4 Desember 2019 14:13 WIB
Dari kiri: Mantan PM Jepang: Yukio Hatoyama dan Naoko Kan, serta eks Menteri Perdagangan Jepang Isshu Sugawara. (Foto: Istimewa)
Dari kiri: Mantan PM Jepang: Yukio Hatoyama dan Naoko Kan, serta eks Menteri Perdagangan Jepang Isshu Sugawara. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri BUMN Erick Thohir meminta direksi Garuda Indonesia yang bersalah dalam penyelundupan onderdil motor Harley Davidson dan sepeda Brompton dengan pesawat baru milik maskapai nasional yang berjenis Airbus A330-900 NEO, untuk mengundurkan diri.

"Sebelum ketahuan, lebih baik mengundurkan diri. Nah, itu kita seperti Samurai Jepang. Tapi kalau memang bersalah ya. Kita juga mesti ada praduga tak bersalah. Kalau memang bersalah ya kami copot lah," tegas Erick Thohir di Jakarta, Rabu (4/12).

Erick menyerahkan sepenuhnya pengusutan kasus itu kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan. "Biarkan petugas Bea dan Cukai mengusut kasus penyelundupan itu. Kalau benar terbukti, ya harus dicopot," tegas Erick.

Di Jepang, pengunduran diri seorang pejabat publik memang terhitung sering terjadi. Pejabat publik memilih mengundurkan diri secara terhormat jika merasa gagal memenuhi amanahnya sebagai pejabat publik. Atau, ada juga yang mundur karena skandal.

Dikutip dari berbagai sumber, ini adalah prinsip yang dipegang seorang samurai, ksatria kuno Jepang. Namanya, bushido atau “Jalan Kesatria”.

Baca juga : Bos Garuda, Tirulah Ilmu Samurai Jepang

Bushido merupakan kode etik bagi para Samurai yang terdiri dari nilai-nilai seperti integritas, keberanian, hormat, kejujuran, menjaga kehormatan hingga menghargai tradisi.

Jika seorang samurai gagal menjalankan bushido, dia akan melakukan harakiri yang berarti bunuh diri. Biasanya, dengan melakukan seppuku atau mengiris perut sendiri. Cara ini dianggap sebagai cara yang sangat terhormat untuk mati.

Budaya harakiri memang sudah nyaris hilang di Jepang. Tapi spirit untuk malu ketika gagal atau melakukan kesalahan tetap tertanam hingga kini. Sebab, Bushido menjadi landasan etika penduduk Jepang.

Salah satu nilai dalam Bushido adalah Meiyo, yakni nilai dalam menjaga nama baik atau menjaga harga diri dengan memiliki perilaku yang terhormat. Maka, tak heran jika pemimpin Jepang banyak lebih memilih mundur terhormat.

Beberapa pejabat Jepang pernah menempuh jalan itu. Salah satu yang paling diingat mungkin adalah pengunduran diri Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama pada 2010.

Baca juga : Dirjen Bea Cukai Pastikan Investigasinya Nggak Bakal Lama

Hatoyama mundur lantaran gagal memenuhi janjinya saat kampanye pemilu untuk memindahkan sebuah pangkalan militer Amerika Serikat keluar dari wilayah Okinawa. Setelah pengunduran diri Hatoyama, posisi Perdana Menteri Jepang kemudian diisi oleh Naoto Kan.

Namun setelah satu tahun memimpin, Naoto Kan juga memilih untuk mengundurkan diri. Sebabnya, Naoto merasa gagal memulihkan Jepang setelah dihantam tsunami pada Maret 2011 yang menyebabkan krisis nuklir. Pada Maret 2011, Menteri Luar Negeri Jepang alias Gaimu Daijin, Maehara Seiji juga mengumumkan pengunduran dirinya.

Kalau ini, karena skandal sumbangan tidak sah yang telah diterimanya. Dia mengakui kesalahannya, meminta maaf, sekaligus mengundurkan diri.

Terbaru, Menteri perdagangan Jepang, Isshu Sugawara, pada Jumat, 25 Oktober 2019, mengundurkan diri setelah baru sebulan menjabat. Dia mundur setelah media ramai memberitakan kalau dia telah memberi hadiah kepada para pemilihnya di konstituen Tokyo.

Di antara barang pemberian Sugawara itu adalah buah melon dan kepiting. Dia pun menawarkan uang duka cita kepada orang yang mendukungnya.

Baca juga : Inilah Penilaian Indra Sjafri Soal Permainan Timnas U-22 Vs Iran

Tindakan Sugawara itu melanggar undang-undang kampanye. Tak cuma pejabat. Para pebisnis Jepang pun meyakini serta mempraktikkan konsep Bushido yakni "Bushido No Inchigon" yang berarti mereka akan memegang teguh janji atau komitmen tanpa harus menuliskannya dalam kontrak ataupun formalitas hukum lainnya.

Nah, sikap inilah yang diinginkan Erick Thohir terhadap para direksi Garuda Indonesia yang diduga terlibat dalam skandal penyelundupan. Berani nggak, mencontoh para pejabat Negeri Sakura? [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.