Dark/Light Mode

Hapus UN Mulai 2021

Nadiem Dijewer JK

Kamis, 12 Desember 2019 08:35 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim. (Foto: Patra Rizky Syahputra/Rakyat Merdeka)
Mendikbud Nadiem Makarim. (Foto: Patra Rizky Syahputra/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Nadiem Makarim membuktikan janjinya menghapus UN alias Ujian Nasional. Mulai 2021, UN yang selama ini jadi syarat kelulusan, tak akan dipakai lagi.Tak semua pihak setuju dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini. Bahkan mantan Wapres Jusuf Kalla langsung ‘menjewer’ Nadiem.

Alasan JK-sapaan akrab Jusuf Kalla, menolak penghapusan UN karena akan membuat semangat belajar siswa turun. “Itu pasti,” tegas JK, kemarin.

Kenapa bisa turun semangatnya? Kata JK, para siswa tidak mau bekerja keras lagi lantaran tak ada ujian akhir yang menentukan kelulusan. Penghapusan UN juga akan berdampak pada penurunan mutu pendidikan nasional.

Berdasarkan riset Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan (OECD) lewat Programme for International Student Assessment (PISA), peringkat Indo nesia turun pada 2018. Karena ujian nasional sudah tidak menjadi penentu kelulusan.

Baca juga : Nadiem Putar Kaset Kusut

Berbeda pada 2015 lalu. “PISA menyebut mutu pendidikan kita tahun 2018 turun? Apa yang terjadi antara 2015 ke 2018? Itu karena Ujian Nasional tidak lagi menjadi penentu kelulusan. Akhirnya semangat belajar berkurang,” ujar mantan Ketum Partai Golkar ini.

Karena itu, JK menyarankan, kebijakan menghapus UN pada 2021 ditunda. “Akan menciptakan generasi muda yang lembek,” tegas JK.

Terkait kritikan JK itu, Nadiem menjawabnya dengan santai. Menurutnya, prediksi, kesenjangan mutu sekolah antar wilayah semakin tinggi. Padahal, UN dirancang agar variasi yang ada antar sekolah mendekati sama.

Perubahan sistem UN lebih bikin siswa dan sekolah tertantang. Bukan malah bikin lembek. Nantinya, setelah sistem anyar ini diterapkan, sekolah wajib menerapkan pembelajaran yang sesungguhnya. Bukan pembelajaran yang selama ini berlaku, yang cuman berdasarkan hapalan.

Baca juga : Pelaku Bom Medan Pernah 2 Tahun Jadi Driver Ojol

“Ujian Nasional itu diganti assessment kompetensi di 2021. Malah lebih men-challenge (menantang) sebenarnya,” kata Nadiem di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, kemarin sore.

Pengamat pendidikan, Prof. Edy Suan di Hamid menyayangkan, keputusan Nadiem. Dia yakin, pendidikan Indonesia akan berjalan mundur. “Pendidikan akan berjalan mundur, kalau setiap menteri bisa buat kebijakan substantif yang merombak semua yang terdahulu,” ujar Prof. Edy. Bekas Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) dan mantan Rektor UII Yogyakarta ini mem “Variasi atau kesenjangan sekolah-sekolah kita sangat tinggi. Artinya kita perlu punya standar yang sama.

UN dirancang agar variasi yang ada antar sekolah mendekati sama. Apakah kebijakan sebesar ini hanya ide seorang dan diputus tanpa kajian mendalam,” ujar Rektor Universitas Widya Mataram Yogyakarta ini.

Wakil Ketua Komisi X Abdul Fikri Faqih menilai, tak ada yang baru dari kebijakan baru ini. Wacana penghapusan UN sudah lama digulirkan Presiden Jokowi sejak periode pertama. Tapi, faktanya masih berjalan. Saat Mendikbud-nya Anies Baswedan, UN sudah tak lagi menentukan kelulusan. Namun hanya sebagai bahan pemetaan.

Baca juga : Ngaku Kurang Vitamin D, Mantan Bupati Kudus Minta Pindah Lokasi Tahanan

Untuk diketahui, penghapusan UN, salah satu dari empat poin dalam paket kebijakan anyar Nadiem yang disebutnya program Merdeka Belajar. Alasan UN dihapus, karena dalam pelaksa naannya sarat masalah. Materi UN terlampau padat.

Akibatnya,siswa hanya berfokus menghafal materi. Bukan meningkatkan kompetensi. Program pengganti ujian nasional mulai berlaku di 2021.Untuk 2020, UN dilaksanakan seperti tahun sebelumnya.

Secara umum, pengganti UN tahun 2021, akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter.

Pelaksanaan ujian format anyar ini akan dilakukan oleh siswa yang berada di tengah jenjang sekolah. Misalnya kelas 4, 8, dan kelas 11. Dengan begitu, guru dan sekolah terdorong untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Hasil ujian juga tidak digunakan untuk basis seleksi siswa ke jenjang selanjutnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.