Dark/Light Mode

Rawan Bencana Alam

Bandara Yogya Segera Terlindungi Sabuk Alami

Minggu, 26 Januari 2020 23:31 WIB
Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (PNPB) Doni Monardo (kedua kanan) saat berkunjung ke Bandara New Yogyakarta International Airport, Minggu.
Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (PNPB) Doni Monardo (kedua kanan) saat berkunjung ke Bandara New Yogyakarta International Airport, Minggu.

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo berkunjung ke New Yogyakarta Internasional AirPort (NYIA) Kulon Progo, Minggu.

Tujuannya, memastikan perencanaan mitigasi bencana menggunakan vegetasi alami berjalan dengan baik. Sehingga dipastikan NYIA menjadi bandara yang aman terhadap ancaman bencana.

Sebelumnya telah banyak diinformasikan bahwa Bandara NYIA mempunyai risiko terhadap gempa bumi, tsunami, dan abrasi tinggi.

Sementara saat ini kondisi di sekitar bandara sama sekali tidak ada vegetasi yang melindungi dari ancaman tersebut.

Baca juga : Marak Kerajaan Palsu, Romo Benny Harap Kepala Daerah Aktif Lindungi Masyarakat

Di sisi lain, NYIA juga menjadi bandara rujukan para wisatawan yang ingin berkunjung ke Yogyakarta dan Jawa Tengah, dimana Candi Borobudur disiapkan sebagai destinasi wisata super prioritas.

Belajar dari peristiwa tsunami 2004 lalu, kawasan wisata Phuket di Thailand dapat terlindungi oleh adanya vegetasi alami yang tumbuh di pinggir pantai. Oleh sebab itu, mencontoh apa yang telah menjadi bukti nyata, maka salah satu solusi yang diambil adalah menggunakan vegetasi alami sebagai sabuk pantai untuk mengurangi risiko bencana alam sesuai wilayah dan potensi ancamannya.

“Pengalaman Phuket, Thailand pada saat tsunami 2004 itu ada kawasan vegetasi yang melindungi kawasan wisata di sana, sehingga dapat meminimalisir korban. Dengan demikian penanaman vegetasi di sepanjang area YIA menjadi penting,” ungkap Doni.

Dalam melaksanakan program mitigasi vegetasi tersebut, BNPB membuat struktur organisasi yang mengkolaborasikan unsur pentahelix, baik itu sipil, militer, dunia usaha, pemerintah, akademisi termasuk masyarakat.

Baca juga : 2020, Bandara Kertajati Jadi Embarkasi Haji

Struktur tersebut sekaligus menindaklanjuti apa yang sudah tertuang dalam Grand Desain Mitigasi YIA. Struktur tersebut diketuai oleh Bupati Kulon Progo dengan tim-tim teknis di bawahnya meliputi dari berbagai unsur, seperti, TNI, Polri, BPDAS, BPBD Kulonprogo, Kodim Kulonprogo, Fakultas Kehutanan UGM, BBWS PUPERA, BPBD Yogyakarta.

sebagainya yang bisa terlibat. Sesuai kesepakatan, sebagai operasional taktis di lapangan akan dibagi menjadi 7 sektor di mana pada tiap sektor semua melibatkan masyarakat termasuk tokoh-tokoh kunci dari daerah-daerah yang telah berhasil menerapkan vegetasi di tepi pantai. Misalnya tokoh-tokoh dari komunitas di Banyuwangi dan Kebumen.

Langkah selanjutnya ialah membuat perencanaan penanaman vegetasi dengan pembuatan layer berdasarkan jenis tanaman yang dapat hidup di sepanjang pantai kawasan NYIA, seperti tanaman pinago untuk layer pertama, kemudian layer kedua tanaman cemara udang, dan layer ketiga tanaman pule.

Perencanaan tersebut segera diselesaikan dalam waktu dua minggu ke depan dikoordinir oleh Universitas Gadjah Mada.

Baca juga : Rumahnya Ikut Terendam Banjir, Bamsoet: Jangan Saling Salahkan

Sedangkan sebagai mekanisme perawatan dan pengairan untuk wilayah pesisir, tim teknis akan membuat sumur bor, pompa dan truck tangki untuk mengairi tanaman. Sehingga sabuk pantai vegetasi alami dapat menjadi pengaman dan mengurangi risiko bencana di NYIA. [KRS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.