Dark/Light Mode

Tiket Pesawat Saja Minta Dibeliin

Harun Masiku Kere

Jumat, 14 Februari 2020 07:54 WIB
Politisi PDIP Harun Masiku. (Foto: Facebook)
Politisi PDIP Harun Masiku. (Foto: Facebook)

RM.id  Rakyat Merdeka - Harun Masiku dituduh memberikan suap Rp 900 juta ke eks komisioner KPU, Wahyu Setiawan. Namun, ada yang ragu caleg PDIP itu bisa mengeluarkan uang sebanyak itu. Soalnya, Harun yang saat ini masih buron itu, bukan orang tajir. Dia itu kere. Untuk beli tiket pesawat saja, dia masih minta dibayarin orang lain.

Soal kondisi keuangan Harun yang seret ini terungkap dalam sidang lanjutan gugatan Praperadilan di Pengadilan Negeri, kemarin.

Gugatan itu diajukan Masyarakat Sipil Antikorupsi (MA­KI). MAKI menggugat KPK yang belum menetapkan tersangka baru kasus dugaan suap proses PAW anggota DPR yang menjerat Wahyu Setiawan dan Harun.

Dalam persidangan, diperlihatkan bukti print dari gambar tangkapan layar komunikasi Whatsapp (WA) antara Harun dengan temannya yang bernama Budi. Dalam percakapan tersebut, Harun meminta Budi membelikannya tiket pesawat.

“Atas bukti tersebut, menunjukkan Harun Masiku adalah sosok biasa dari sisi keuangan. Dikarenakan untuk sekadar kebutuhan tiket pesawat, meminta kepada temannya. Sehingga sangat muskil apabila Harun Masiku mampu menyediakan uang suap Rp 900 juta kepada Wahyu Setiawan,” ujar Koordinator MAKI, Boyamin Saiman.

Boyamin mengaku sudah bertemu dengan Budi. Dalam pertemuan itu, Budi menceritakan, Harun berprofesi sebagai pengacara. Namun, Harun jarang bersidang. Terakhir, Harun menangani klien perusahaan milik orang asing. Namun, Harun tidak bisa membantu kasus hukum perusahaan tersebut. “Harun pun tidak dibayar oleh perusahaan milik orang asing tersebut,” ungkap Boyamin.

Baca juga : Harun Masih Bisa Shopping

Atas kondisi tersebut, Harun tidak berduit selama 6 bulan terakhir. Sehingga sangat diragukan punya uang untuk dipakai menyuap Wahyu Setiawan. Dengan demikian, MAKI meyakini, uang suap dengan total Rp 900 juta berasal dari pihak lain.

Hal ini sebagaimana pokok permohonan praperadilan MAKI yang menyatakan ada pihak lain yang membiayai uang suap untuk meloloskan Harun ke Senayan.

“Untuk itu, KPK harus segera menetapkan tersangka baru orang yang diduga membiayai uang suap antara Harun Masiku dan Wahyu Setiawan,” tegasnya.

Di tempat terpisah, mantan Pimpi- nan KPK, Laode M Syarif, mengkritisi Firli Bahuri cs yang hingga kini belum menemukan Harun. Syarif menuturkan, pada eranya, sebagian besar tersangka yang masuk dalam DPO ditemukan.

Malah, KPK kerap membantu Kejaksaan untuk mendapatkan buron. “Jadi, seharusnya kalau dia ada di dalam Indonesia, bisa didapat seharusnya,” ujar Syarif, kemarin.

Itu karena KPK memiliki peralatan yang super canggih. Selain itu, komisi antirasuah itu juga memiliki sumber informasi yang sangat akurat. “KPK juga bisa bekerja sama dengan Polisi. Kan di Kepolisian ada intelejen. Jadi, bahkan lari ke luar negeri pun jaringan KPK lumayan lengkap,” tutur Syarif.

Baca juga : KPK Merasa Terbantu Polisi se-Indonesia Kejar Harun Masiku

“Ya jadi yang high profile seperti Harun Masiku ini kalau dia di Indonesia ya berdasarkan dulu-dulu tidak sulit sih,” imbuhnya.

Di KPK, penyidik masih melanjutkan pemeriksaan terhadap para kader PDIP. Kemarin, mereka menggarap Kepala Sekretariat DPP PDIP, Yoseph Aryo Adhi Dharmo. Yoseph diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Wahyu Setiawan.

Usai diperiksa, Yoseph hanya berseloroh.”Ngeri kali, ngeri kali kawan,” ujarnya saat dicecar asal usul uang suap untuk Wahyu.

Dia mengaku, dalam pemeriksaan tak ditelisik soal aliran uang. Yang ditanya hanya soal rapat di internal DPP PDIP.

“Biasa soal mekanisme, soal rapat pleno. Itu saja, mekanisme- mekanisme rapat,” tandasnya.

Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri, mengungkapkan, penyidik mencecar Yoseph terkait mekanisme PAW. Juga, proses administratif di DPP PDIP.

Baca juga : Sewa Pesawat, AS Evakuasi Diplomat dan Warganya dari Wuhan

“Sehingga kemudian ada pengusulan PAW untuk caleg yang saat itu meninggal dunia yang kemudian kita tahu ada peristiwa OTT yang dilakukan KPK,” ungkap Ali di Gedung KPK, semalam.

Namun Ali tidak mau menyampaikan lebih detail soal pemeriksaan tersebut. “Pada waktunya akan disampaikan,” ucapnya. Soal sumber dana suap ke Wahyu, Ali menyatakan akan didalami penyidik.

“Pastinya penyidik sudah memperkirakan apa yang perlu didalami ketika seorang saksi menyampaikan sekali pun itu di luar meja pemeriksaan ya,” beber Ali. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.