Dark/Light Mode

Dampak Corona, Ekonomi Sakit Obatnya Ambyar

Jumat, 13 Maret 2020 07:50 WIB
Foto Ilustrasi: Istimewa
Foto Ilustrasi: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Wabah virus corona membuat ekonomi kita yang sedang meriang langsung jatuh sakit. Celakanya, obat-obatan yang disediakan pemerintah ambyar, kurang manjur.

Sudah lama ekonomi di negara ini mengalami meriang gara-gara dampak perang dagang China-AS. Belum pulih meriangnya, datang hantaman wabah virus corona.

Pemerintah sebenarnya sudah meracik dua paket kebijakan untuk membalikkan keadaan. Paket pertama, memberikan stimulus dan insentif di sektor pariwisata. Paket kebijakan kedua diluncurkan Rabu lalu yaitu kebijakan menggratiskan pajak gaji buruh manufaktur atau PPH 21 selama 6 bulan.

Namun, dua racikan obat tersebut dinilai belum tokcer menghentikan perlambatan ekonomi. Wajar kalau kemudian ekonomi langsung jatuh sakit. Berbagai indikator menunjukkan ekonomi kita saat ini sedang “sakit”.

Gejala sakit paling teranyar terlihat di pasar saham. dalam perdagangan kemarin, indeks Harga saham Gabungan (IHSG) makin tenggelam ke zona merah atau terjun 5,01 persen ke level 4.895. Sebanyak 398 saham rontok dan 80 saham tak bergerak. Hanya 39 saham yang merayap ke zona hijau.

Baca juga : Sylviana Murni Minta Swasta Tingkatkan Peran

Karena IHSG anjlok lebih dari 5 persen, Bursa Efek Indonesia (BEI) buru-buru mengambil tindakan darutat. Menghentikan sementara pasar saham pada 15.33 WIB atau setengah jam sebelum pasar tutup. Karena waktu penghentian berdekatan dengan waktu penutupan, penghentian sementara dilakukan bersamaan dengan penutupan pasar.

Keputusan melakukan penghentian sementara perdangangan baru pertama ini terjadi sepanjang sejarah pasar modal di Tanah Air. Dalam sepekan IHSG memang mengalami penurunan . RTI Infokom mencatat IHSG sudah anjlok 13,17 persen. Ini adalah penurunan terparah dalam empat tahun terakhir.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK, Fakhri Hilmi mengatakan penghentian sementara (trading halt) itu sudah sesuai dengan aturan BEI. Aturan itu intinya menerangkan kalau IHSG anjlok 5 persen, perdagangan mesti dihentikan sementara. Tujuannya untuk meredam gejolak agar IHSG tidak turun semakin dalam.

Hari 26K13alau tidak dihentikan, bisa-bisa IHSG anjlok makin dalam. Fakhri menjelaskan, penerapan halting ini juga sudah mengacu pada beberapa bursa saham global, seperti Wall Street di AS yang menghentikan perdagangan setelah indeks Dow Jones amblas 7,5 persen.

“intinya kita menekan harga supaya tidak turun signifikan,” kata Fakhri, kemarin. Analis Sucor Sekuritas, Hendriko Gani mengatakan penurunan IHSG disebabkan kepanikan investor karena merebaknya virus corona. Terlebih, Organisasi kesehatan Dunia (WhO) secara resmi menetapkan virus corona sebagai pandemi global.

Baca juga : Takut Corona, JK dan Sri Mulyani Salam Siku Di Depan Wapres

“IHSG sangat merespons berita-berita negatif terkait virus corona,” kata Hendriko, kemarin. Sektor lain yang paling terasa dari hantaman wabah corona adalah pariwisata dan manufaktur. industri pariwisata babak belur. Kamar banyak yang kosong gara-gara penerbangan dari dan ke China disetop seluruhnya sementara waktu.

Akibatnya, sektor pariwisata Indonesia terpukul. Di Bali, sejumlah pengusaha hotel dan villa telah merumahkan sebagian karyawan. Begitu pula di Bintan, kepulauan Riau.

Ketua Umum Perhimpunan Hotel & Restoran indonesia (PHRI) Hariyadi B Sukamdani mengungkapkan sampai hari ini kerugian hotel dan restoran mencapai 1,5 miliar dolar AS atau sekitar  Rp 21 triliun. Kerugian itu baru berdasarkan perkiraan wisatawan China yang menghabiskan sekitar 1.100 dolar AS dalam sekali perjalanan ke Indonesia. Ditambah lagi wisatawan lokal juga menahan bepergian.

Sektor manufaktur juga menghadapi masalah karena impor dari China terhambat. Nilainya sekitar 37 miliar dolar AS. “Jadi memang luar biasa dampak virus corona ini,” kata Hariyadi, di Jakarta, kemarin.

Ketua Apindo ini pun memprediksi ekonomi 2020 akan mengalami perlambatan. Bahkan, sangat mungkin ekonomi hanya tumbuh di bawah 4,5 persen. Padahal Apindo awalnya memperkirakan ekonomi bisa tumbuh 5,2 persen.

Baca juga : Cegah Corona, Bank DKI Kurangi Transaksi Tunai

Menurut dia, seberapa parah perlambatan tergantung dari cara pemerintah menyiapkan sederet antisipasi juga menjadi faktor penentu.

Mantan Wapres Jusuf kalla (JK) menyebut dampak virus corona lebih parah dari perang dagang AS-China. “Saya kira dari dampak perang dagang AS-China, ini (virus corona) puluhan kali lebih hebat,” kata JK, tanpa menyebut lebih rinci.

Direktur Eksekutif Riset Core Indonesia Piter Abdullah menilai stimulus fiskal masih belum efektif. Pasalnya masih bersifat menahan perlambatan bukan melawan. Padahal penurunan daya beli sudah terjadi sejak 2015.

Perlambatan semakin besar lantaran pemerintah menaikan cukai rokok dan plastik. kondisi ini yang bikin ekonomi kita agak sulit disembuhkan. Saat kondisi ekonomi lesu, datang wabah virus corona yang membuat pergerakan sektor manufaktur dalam negeri terhambat. “Ekonomi kita ibarat sudah jatuh tertimpa tangga,” kata Piter, di kantornya, Jakarta, kemarin. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.