Dark/Light Mode

Corona Diramal Molor Ke September

Tuh Kan, Makanya Jangan Pada Ngeyel

Rabu, 6 Mei 2020 07:05 WIB
Meski sedang diterapkannya PSBB di DKI Jakarta, tampak masih padatnya kendaraan di Jembatan Layang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (4/5).  (Foto: Tedy O.kroen/RM)
Meski sedang diterapkannya PSBB di DKI Jakarta, tampak masih padatnya kendaraan di Jembatan Layang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (4/5). (Foto: Tedy O.kroen/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ilmuwan di Singapura memperbaharui prediksi akhir wabah corona di Indonesia. Awalnya, wabah corona diramal akan berakhir Juni 2020. Kini, diramal jadi molor ke September. Mundurnya akhir pandemi ini ditenggarai karena belum maksimalnya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tuh kan, ma kanya jangan pada ngeyel deh...

Hasil penelitian Singapore University of Technology and Design (SUTD) awal April lalu memprediksi, wabah corona di Indonesia akan berakhir 6 Juni. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sejumlah universitas di Tanah air bahwa puncak pandemi ada di Mei dan berakhir di Juni. Berbagai hasil penelitian ini membuat pemerintah optimis, wabah akan berakhir Juli.

Baca juga : Anies Jangan Girang Dulu

Seperti yang dilaporkan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19,  Letjen Doni Monardo, kepada Presiden Jokowi, awal pekan ini. Apalagi penambahan jumlah pasien positif Covid-19 mulai melandai.

Berangkat dari kajian itu, pemerintah sudah melakukan ancang-ancang pelonggaran atau relaksasi PSBB. Membuka lagi tempat wisata dan sebagainya. Teranyar, pemerintah sedang mengkaji memindahkan cuti bersama Lebaran ke Idul Adha.

Baca juga : Melawan Corona: Meredam Stigma, Menguatkan Sikap Pro-Sosial

Di tengah rencana itu, STUD merevisi hasil penelitiannya. Dari data teranyar menyebutkan, pandemi di Indonesia akan berakhir total pada September nanti. Hasil penelitian itu menyebut, 97 persen pandemi di Indonesia akan selesai pada 13 Juni 2020, 99 persen pada 1 Juli 2020, dan 100 persen pada 23 September 2020. Di Singapura, pandemi diprediksi selesai 100 persen pada 12 Juni 2020.

Dalam hasil penelitiannya, Profesor SUTD, Jianxi Lou, mengatakan, prediksi pada dasarnya tidak pasti. karena itu, hasil penelitian mereka harus diperlakukan secara hati-hati. “Terlalu optimis bisa berbahaya. Karena dapat melonggarkan disiplin dan kontrol kita dan menyebabkan perputaran virus dan infeksi, yang seharusnya dihindari,” tulis SUTD, dalam situsnya.

Baca juga : Ada Corona, KPU Siapkan 3 Opsi Waktu Pengganti Pilkada Serentak

Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan, hasil penelitian SUTD itu harus jadi masukan bagi pemerintah. Agar jangan salah mengambil kebijakan. Dari penelitian itu mestinya pemerintah konsisten penerapkan PSBB. Selama belum ada penurunan kasus Covid-19, ia meminta pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan relaksasi PSBB.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.