Dark/Light Mode

Tes Corona

DPR Diduluin, Rakyat Belakangan, Parah Lu !

Selasa, 24 Maret 2020 07:53 WIB
Ilustrasi Rapid Test. (Foto: Antara)
Ilustrasi Rapid Test. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pekan ini, seluruh anggota DPR bakal menjalani rapid test alias test cepat corona. Rencana ini diprotes keras. DPR harusnya memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada rakyat yang telah memilihnya untuk melakukan tes corona.

Rencana rapid test ini disampaikan Sekjen DPR, Indra Iskandar. Awalnya, hanya Anggota Dewan dengan usia di atas 50 tahun yang akan dites. Namun, anggota yang lain juga ingin. Akhirnya, diputuskan seluruhnya akan menjalani tes.

Bukan hanya itu, seluruh keluarga mereka pun ikut dites. “Jumlah Anggota Dewan 575. Kalau kali 4 saja, rata-rata sekitar di atas 2.000 keseluruhan, dengan pembantu dan driver barang kali,” ungkap Indra, kemarin.

Alat rapid test akan diterima DPR hari ini. Tesnya akan dilakukan pada lusa atau Jumat (27/3). Tes akan digelar di Kompleks Rumah Dinas DPR, yang terletak di Kalibata dan Ulujami, Jakarta Selatan.

Indra menjelaskan, keluarga Anggota Dewan akan dites secara bergilir. Tes yang dilakukan berupa pengambilan sampel darah (rapid test), bukan pengambilan sampel lendir hidung atau tenggorokan (Polymerase Chain Reaction/PCR).

Baca juga : Kenapa DPR Didahulukan?

Sebanyak empat dokter dan empat paramedis ditugaskan mengawal pemeriksaan itu. “Kalau itu negatif, langsung dirujuk ke beberapa rumah sakit untuk divaksin antiflu dan antipneumonia,” tuturnya.

Bagaimana soal anggaran rapid test itu? Indra menjelaskan, tak ada uang negara yang dikeluarkan untuk tes kesehatan para wakil rakyat. Dananya berasal dari patungan anggota DPR. “Tapi kalau penanganannya itu ya tentu itu ada dengan intern dokter dan paramedis kami,” ujarnya.

Pemerintah tidak mempermasalahkan rapid test anggota Dewan itu. “Ya nggak ada masalah. Kan mereka habis reses, pulang dari daerahnya masing-masing,” ujar Juru Bicara Pemerintah terkait Penanganan Wabah Corona, Achmad Yurianto, kemarin.

Yuri memastikan, jumlah alat rapid test Covid-19 masih cukup jika memang para anggota DPR melakukan tes itu. “Dari 125 ribu (rapid tes), kemudian datang lagi 150 ribu. Nggak ada masalah,” tuturnya.

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansyah, menilai, rapid test terhadap para anggota DPR itu merupakan bentuk diskriminasi. “Ini ada diskriminasi. Meskipun ada permohonan dari DPR, tetap saja yang harus diutamakan adalah tenaga medis dan rakyat dulu,” ucapnya, kemarin.

Baca juga : Mau Rapid Test, Harusnya DPR Dahulukan Rakyat

Trubus mengingatkan, anggota DPR dipilih rakyat. Maka, mereka harusnya mengutamakan rakyat. “Jangan sampai anggota Dewan duduk-duduk, enak-enak doang. Padahal, mereka duduk di situ karena dipilih konstituennya. Sekarang konstituennya menghadapi bencana, harusnya dia tanggung jawab dong,” tegasnya.

Harusnya, tambah dia, para wakil rakyat di Senayan dapat mencontoh langkah para pejabat di luar negeri yang merelakan gajinya untuk penanganan wabah Virus Corona. Atau paling tidak, anggota DPR bisa dipotong gajinya sebesar 30 persen. “Itu bisa diambil dari tunjangan sehari-hari, perjalanan dinas, kemudian uang reses,” tandas Trubus.

Pengamat Politik Ujang Komarudin juga menyayangkan sikap DPR yang lebih mementingkan kepentingan diri dan keluarganya ketimbang rakyat yang membutuhkan. Menurut Ujang, harusnya para anggota Dewan mengutamakan rakyat yang membutuhkan dan sedang mengalami kesulitan. “Harusnya utamakan rakyat dulu. Rakyat yang sedang kesulitan,” ujarnya, kemarin.

Sebab, saat ini banyak masyarakat yang masuk daftar Orang Dalam Pengawasan (ODP) hingga Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang memiliki tingkat kerawanan tertular Virus Corona yang tinggi. Sebagian mereka juga bukan orang mampu. Tidak punya banyak uang. Beda dengan anggota Dewan. “Sungguh menyedihkan jika para elite politik lebih mengutamakan diri dan keluarganya,” sesalnya.

Atas hak itu, tidak salah jika rakyat memberi stempel buruk terhadap DPR. Sebab, selama ini, peran mereka hanya mewakili privilege, fasilitas, dan kemewahan sendiri. “Semua diwakili sama mereka. Fasilitas-fasilitas mewah, gaji besar, mobil, rumah, jalan-jalan ke luar negeri. Sampai rapid test pun diwakili. Nanti masuk neraka juga diwakili mereka,” sindirnya.

Baca juga : Perangi Covid-19, PWI Peduli Galang Dana

Di jagat Twitter, warganet juga mengecam rencana rapid test anggoat Dewan. Akun @nathanaelmu menyebut, risiko para anggota DPR ini terkena corona, jauh lebih kecil ketimbang pengemudi ojek online.

Akun @fathurdoaibu mencuit lebih ekstrim. “Wah DPR diduluin tes corona, rakyat belakangan. Parah Lu!” tegasnya. Sementara, akun @ObiWan_Cat nobi mencuit satire. “Alhamdulillah, tes untuk rakyat & keluarga akan diwakilkan oleh wakil rakyat & keluarga,” sindirnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.