Dark/Light Mode

Perangi Corona

Anies, Khofifah, Ganjar, Emil, Siapa Paling Gesit

Senin, 11 Mei 2020 05:15 WIB
Dari kiri: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Foto: Istimewa)
Dari kiri: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Sementara Ganjar melakukan kebijakan berbeda. Politisi PDIP ini menyatakan tidak akan memberlakukan PSBB di Jawa Tengah. Meski tidak menerapkan kebijakan itu, Ganjar bilang warga sudah melakukan aktivitas social distancing. Masyarakat sudah melakukan banyak kegiatan di rumah

. Tak hanya itu, sekolah juga sudah diliburkan. Para pekerja sudah banyak yang melakukan work from home (WFH). Saat ini Ganjar menyatakan bahwa pihaknya sedang fokus menata bantuan sosial. Bantuan sosial harus disalurkan ke seluruh rakyat yang membutuhkan.

Menurut Ganjar, akan lebih baik jika tidak ada pemberlakuan PSBB dan mengalihkan ke tindakan-tindakan pencegahan lainnya. Memperbanyak imbauan kepada masyarakat beserta solusi agar roda perekonomian tidak mangkrak. Dia bilang, para wali kota/bupati dan sudah memberlakukan pembatasan, seperti menata pasar, menjaga jarak.

Baca juga : Khofifah Minta Malang Raya Terapkan PSBB

Dari langkah-langkah itu, gubernur mana yang paling gesit melawan corona? Beberapa hari terakhir muncul hasil survei tentang topik tersebut. Ada yang menyebut Emil lebih sigap, ada juga yang menilai Anies lebih efektif.

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono juga punya penilaian mengenai ini. Pandu tidak menyebut orang-per orang. Dia lebih memaparkan secara umum, yaitu penerapan PSBB di semua provinsi masih belum optimal. Penerapan PSBB untuk menurunkan atau menekan kasus virus corona belum berhasil.

"Belum berhasil karena banyak warga masyarakat yang tidak mematuhi," kata Pandu, saat dihubungi, kemarin.

Baca juga : Berkah Wabah Corona, Elektabilitas Ganjar dan PSI Melonjak

Pandu mengatakan, secara nasional, warga yang patuh untuk tinggal di rumah masih sangat sedikit. Provinsi yang menunjukkan peningkatan kepatuhan warga untuk tinggal di rumah adalah DKI Jakarta.

Menurut dia, ketidakpatuhan masyarakat tersebut disebabkan beberapa hal. Salah satunya, karena mereka tidak mau diatur-atur. Selain itu, perpanjangan PSBB tak diikuti dengan perubahan peraturan yang signifikan. "Sehingga perpanjangan PSBB tidak akan berpengaruh banyak jika tidak diubah mindset-nya dari peraturan itu sendiri," ujar Pandu.

Menurut Pandu, PSBB sebenarnya cukup efektif untuk memutus rantai penyebaran virus corona. Pandu mengatakan, sejak DKI Jakarta menerapkan PSBB pada 10 April, jumlah penduduk yang beraktivitas di rumah hampir 60 persen. Hasilnya, jumlah kasus landai dan turun cepat.

Baca juga : PUPR Rehab 10 Ribu Sekolah, Dari Aceh Sampai Papua

"Ini membuktikan bahwa pengalaman empiris bahwa pembatas sosial itu berdampak," ujarnya. Pandu berharap, pelaksaan PSBB ini harus disadari betul oleh disiplin masyarakat agar kebijakan ini dapat berjalan dalam jangka panjang. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.