Dark/Light Mode

Corona, The New Poor dan Diaspora

Rabu, 20 Mei 2020 08:21 WIB
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dan mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal (Foto: Istimewa)
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dan mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Kita berharap, semua program tersebut dapat meringankan beban yang berat, meski belum sama sekali dapat menghapusnya. Program Diaspora Peduli Dalam konteks inilah, pemerintah merintis suatu program yang memberi ruang bagi para diaspora untuk menjadi bagian dari solusi.

Program Diaspora Peduli merupakan upaya mempersandingkan dua segmen bangsa, yaitu : 1) diaspora Indonesia dengan 2) pekerja korban PHK di tanah air.

Diaspora Indonesia adalah jejaring komunitas global besar dengan spektrum yang beragam, beranggotakan 6-8 juta orang yang kaya modal, ilmu dan aset.

Diaspora umumnya berkarakteristik nasionalis, idealis dan murah hati. Kalau diibaratkan kota, diaspora lndonesia adalah salah satu kota terbesar dan paling kaya di Indonesia. Banyak dari mereka yang lahir dan besar di Indonesia, kemudian melanjutkan hidupnya di negeri orang.

Baca juga : Siapkan SOP New Normal dengan Jelas

Banyak juga generasi kedua dan ketiga yang lahir di negeri orang, tapi tetap berjiwa Indonesia. Mereka hanya jauh dari negeri ini dalam jarak, bukan dalam hati. Kita sedang merakit jembatan agar mereka saling berjumpa dan saling menolong.

Program Diaspora Peduli adalah semacam pasukan zeni yang menyusun kepingan jalan untuk dapat dilewati tentara yang tengah bertarung hidup mati.

Warga Merah Putih di Utara diperjumpakan dengan saudaranya di Selatan yang tengah muram hari-harinya. Saudara kita yang kehilangan penghasilan dipertemukan dengan teman sebangsanya di Barat, yang hidupnya mungkin sedikit atau masih jauh lebih baik.

Kedua segmen bangsa ini disandingkan dalam suatu skema di mana keluarga diaspora memberikan sumbangan dana 50 dolar AS per bulan kepada keluarga korban PHK di tanah air, selama minimal 3 bulan.

Baca juga : Takut Corona, Fletcher Pilih Pensiun

Program Diaspora Peduli ini mengadopsi format baru yang inovatif: yaitu bantuan dari keluarga diaspora kepada keluarga PHK (family to family) melalui transfer langsung ke rekening bank penerima (virtual account).

Tidak ada satu sen pun yang diambil pemerintah atau yang menjadi fasilitator. Target bantuan juga tidak muluk-muluk: jumlah 50 dolar AS di luar negeri sama dengan harga t-shirt atau headphone, biaya sekali makan siang, atau beli es krim untuk sekeluarga.

Ini mungkin pertama kalinya di dunia ada bantuan dalam format family to family dalam manajemen suatu krisis nasional. Platform-nya juga dirancang sesuai dengan DNA diaspora, yaitu transparan, jelas, cepat dan tepat sasaran. Di sini, donatur diaspora akan tahu persis siapa keluarga korban PHK yang dibantu di tanah air.

Dan, kalau diinginkan, bisa menjalin kontak silaturahmi dengan keluarga tersebut serta memonitor perkembangan nasib mereka. Dengan demikian, bantuan ini menjadi skema yang sangat humanis sekaligus personal.

Baca juga : FC Koln vs Mainz 05, The Billy Goats Tanpa Maskot

Nilai ekonomi dari bantuan ini tentunya akan terasa di lapangan. Namun nilai tambah sosial dan psikologisnya bisa lebih tinggi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.