Dark/Light Mode

Peringatan Hari Internasional Al-Quds

Mengapa Dipilih di Jumat Terakhir Ramadan

Jumat, 22 Mei 2020 14:19 WIB
Anggota Dewan Syuro IJABI Miftah Fauzi Rakhmat. ( Foto: Istimewa)
Anggota Dewan Syuro IJABI Miftah Fauzi Rakhmat. ( Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dipilihnya Jumat terakhir Ramadan sebagai Hari Internasional Al-Quds, bukannya tanpa alasan. Bulan Ramadan bagi umat Islam adalah waktu terbaik dalam setahun. Lalu waktu terbaik selama Ramadan adalah pada 10 hari terakhir. Kemudian waktu terbaik dalam sepekan adalah hari Jumat.

Hal ini dijelaskan Anggota Dewan Syuro Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI), Miftah Fauzi Rakhmat, salah satu narasumber Diskusi Online bertema ‘Quds; antara Keyakinan dan Kemanusiaan, Rabu (20/5).

Diskusi yang diprakarsai oleh Konsulat Kebudayaan Republik Islam Iran di Jakarta, bekerjasama dengan seluruh Iran Corner di Indonesia ini, dilaksanakan dalam rangka peringatan Hari Internasional Al-Quds. Hari Internasional Al-Quds adalah sebuah acara tahunan yang diadakan pada Jumat terakhir bulan Ramadan.

Acara ini diinisiasikan oleh Republik Islam Iran pada 1979. Tujuannya, menunjukkan dukungan untuk bangsa Palestina dan menentang Zionisme dan Israel. Secara simbolis, hari tersebut diadakan untuk menentang perayaan Hari Yerusalem yang dicetuskan Israel pada Mei 1968 dan hukum Knesset (parlemen Israel) menjadikannya hari libur nasional sejak 1998.

Baca juga : Iran Harap Indonesia Istiqamah Dukung Palestina

Al-Quds merupakan sebutan untuk Kota Yerusalem dan sekitarnya di Palestina, yang di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsha (Baitul Maqdis), tempat suci ke-3 umat Islam.

“Seolah Imam Khomeini ingin menyatakan kepada umat Islam, ketika kalian melakukan berbagai amal kebaikan, tapi tanpa peduli pada nasib sesama, seluruh amal kalian itu malah tidak bermakna,” jelasnya.

Besarnya perhatian Iran terhadap nasib bangsa Palestina ini, ingat Miftah, bisa dirunut, bahkan ketika Iran masih sibuk dengan berbagai kesulitannya. Karena hanya sekitar tujuh bulan setelah kemenangan Revolusi Islam Iran pada 1979, insiatif dukungan terhadap Palestina ini langsung diambil oleh Sayyid Ayatollah Ruhollah Khomeini, tokoh Revolusi Iran, sekaligu Pemimpin Agung Iran pertama.

“Inisiatif ini boleh dibilang, tidak ada kepentingan nasionalnya sama sekali bagi bangsa Iran. Tapi semata menunjukkan besarnya perhatian Iran pada nasib Palestina,” ujarnya.

Baca juga : Dukung Kemerdekaan Palestina, Progres Perjuangan Diplomatik Wajib Terus Dipantau

Termasuk ketika setahun kemudian, Irak menginvasi Iran. Iran masih tetap konsisten meneriakkan Hari Al-Quds. Bahkan ketika demonstran peringatan Al-Quds dibom oleh Irak, Iran terus konsisten menggelar peringatan ini. Inisiatif dan konsistensi Iran ini, harap Miftah, bisa diikuti dengan munculnya persatuan umat Islam seluruh dunia.

“Mungkin dalam banyak hal kita berbeda. Penentuan awal Ramadan dan Syawal saja misalnya, sering beda. Tapi dalam urusan Palestina, kemanusiaan, kita harus sama. Inilah sebenarnya pesan besar Hari Al-Quds ini,” tegasnya.

Sebagai bentuk solidaritas dan kesadaran akan pentingnya persatuan antar umat Islam ini pula, narasumber lainnya, Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (MPI PWM DIY), H Robby H Abror mengungkapkan, Forum Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar, Sulawesi Selatan pada 2015, dalam salah satu dari 13 rekomendasi untuk ditindaklanjuti Pengurus Pusat Muhammadiyah periode 2015-2020 adalah menjembatani dialog Sunnah-Syiah.

Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Muhammadiyah DI Yogyakarta H Robby H Abror. (Foto: Istimewa)

Apalagi, lanjutnya, ‘Kesepakatan Abad Ini’ pada 28 Januari 2020 antara Presiden AS Donald Trump dan PM Israel Benjamin Netanyahu, tak lebih dari upaya penghancurna sistematis bangsa Palestina secara lebih nyata.

Baca juga : Hari Internasional Al-Quds, Jawaban Umat Muslim Terhadap Pendudukan dan Penindasan

Selanjutnya, sebagai bentuk nyata dukungan Muhamamdiyah terhadap Palestina, terang dosen Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga ini, Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) konsisten menyalurkan bantuan ke Palestina.

Termasuk pada Ramadan ini, menyalurkan bingkisan Paket Sembako selama Ramadan baik ke Gaza maupun Tepi Barat, Palestina. Bantuan itu diberikan dengan beragam peruntukan. Di antaranya, seperti beasiswa pendidikan dan kesehatan. [RUS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.