Dark/Light Mode

Jatim Juara 1 Corona Lagi

Khofifah dan Risma Sudah Akur Kan?

Rabu, 3 Juni 2020 05:47 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri) dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (Foto: Istimewa)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri) dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Jawa Timur (Jatim) kembali jadi juara 1 penambahan kasus Covid-19. Di tengah kondisi ini, semoga saja Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, yang terlibat polemik mobil laboratorium polymerase chain reaction (PCR) bantuan BNPB, sudah bisa akur. Sehingga keduanya bisa bersinergi dan fokus melawan pandemi virus corona.

Dari data Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19, sebenarnya, secara akumulasi, pasien terbanyak corona masih ada di Jakarta. Jumlahnya mencapai 7.383 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 2.246 pasien dinyatakan sembuh dan 521 meninggal.

Namun, dalam dua pekan terakhir, penambahan kasus baru di Ibu Kota mulai melandai. Akhir pekan lalu turun menjadi 118 orang dan kemarin tinggal 60 orang. Kondisi sebaliknya terjadi di Jatim. Per kemarin, ada 213 kasus baru. Jatim jadi provinsi tertinggi di indonesia. Posisi kedua adalah Papua, dengan 94 kasus. DKI Jakarta ada di posisi ketiga dengan 60 kasus baru. “Jawa Timur meningkat daripada kemarin,” kata Jubir Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, di kantornya, kemarin.

Dengan penambahan itu, jumlah kasus positif di Jatim kini mencapai 5.135 kasus positif. Dari jumlah itu, 699 orang dinyatakan sembuh dan 418 orang meninggal dunia. Jumlah tadi menempatkan Jatim sebagai provinsi kedua dengan jumlah positif terbanyak setelah Jakarta.

Baca juga : Rawat Pancasila dengan Perangi Hoaks dan Pererat Persaudaraan

Menurut situs resmi penanganan Covid-19 Pemprov Jatim, jumlah kasus paling banyak ada di Kota surabaya, dengan 2.049 kasus. Sebanyak 100 di an taranya adalah anak-anak. Kondisi ini membuat Surabaya beralih dari zona merah ke zona hitam.

Dari peta sebaran Covid-19 Jatim, hanya Kota Surabaya yang mendapat warna hitam. Sementara, daerah lain seperti Sidoarjo dan Gresik yang masuk dalam kawasan Surabaya Raya berwarna merah tua.

Khofifah Indar Parawansa mengatakan, warna yang tertera di peta bukan hitam tapi merah tua. “Seperti Sidoarjo yang angka kasusnya 500 (kasus) sekian merah sekali. Kalau angkanya 2.000 sekian (Surabaya) merah tua,” ujar Khofifah. Padahal, kalau dilihat di peta, jelas-jelas Kota Surabaya berwarna hitam, bukan merah tua.

Daerah yang mendapat warna merah tua antara lain Malang, Kota Malang, Tulungagung, Bojonegoro, Tuban. Sedangkan daerah dengan warna merah antara lain Nganjuk, Kota dan Kabupaten Blitar, Banyuwangi, Sumenep.

Baca juga : Nusantara Mengaji Lahirkan Generasi Milenial Pecinta dan Seniman Al-Qur`an

Tri Rismaharini menyatakan, jumlah kasus Covid-19 di daerahnya masih terkendali. Dia yakin akan segera menyelesaikan kasus ini. “Saya percaya dengan ketepatan dan kecepatan maka kita bisa menyelesaikan masalah ini secepat mungkin,” ucapnya, kemarin.

Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin PNF Prof Chaerul Anwar Nidom berharap, Khofifah dan Risma menyudahi polemik mobil laboratorium polymerase chain reaction (PCR). Menurut dia, dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, tak sepatutnya Risma maupun Khofifah melontarkan narasi-narasi dan kebijakan yang tak perlu di hadapan masyarakat.

Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga ini mengatakan, narasi yang tak baik hanya akan mencederai hati dan perasaan masyarakat. “Saat ini yang dibutuhkan adalah soliditas. Butuh sinergi semua pihak agar bisa melewati pandemi yang tak tahu kapan berakhir ini,” kata Chaerul, kemarin.

Menurut dia, konflik elite akan memengaruhi kesolidan di tingkat bawah, terutama rakyat. akhir pekan kemarin, terjadi kisruh mobil tes Covid-19 antara Pemkot Surabaya dengan Pemprov Jatim. Saat itu, Risma tidak terima dengan kebijakan Jatim memindahkan mobil bantuan untuk tes corona dari Gugus tugas Covid-19 ke Tulungagung dan Lamongan. Risma ngomel-ngomel bahkan sampai nangis ke pejabat Pemrov Jatim.

Baca juga : Selama Wabah Corona, ASDP Ferry Kehilangan 3 Juta Penumpang

Meski Risma murka, Khofifah cuek saja. Dia tidak menanggapi Risma. Dia mengatakan, dua mobil lab tes PCR Bantuan BNPB memang sudah harus bergeser dari Surabaya. Menurutnya, mobil lab PCR dihibahkan untuk Jatim. Sedangkan Surabaya mendapatkan dua unit mobile lab dari BIN. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.