Dark/Light Mode

Prof Komaruddin Hidayat Di Webinar RM

Kalau Yang Kecil Kelaparan, Yang Kaya Bakal Ikutan Mati

Kamis, 4 Juni 2020 05:59 WIB
Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia Prof Komaruddin Hidayat saat menjadi pembicara di Webinar Rakyat Merdeka, Rabu (3/6). (Foto: Istimewa)
Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia Prof Komaruddin Hidayat saat menjadi pembicara di Webinar Rakyat Merdeka, Rabu (3/6). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Jika masyarakat miskin tidak dibantu, tambah Komaruddin, yang merugi bukan hanya kelompoknya, tapi negara dan orang kaya. Jika masyarakat bawah tidak diberi fasilitas, dibiarkan miskin, dibiarkan pengangguran, maka akhirnya akan mengancam semuanya.

"Dengan demikian, perlu affirmative action, baik dikomandoi negara maupun inisiatif orang kaya. Siapa pun itu orangnya, harus memperdayakan yang bawah agar ekonomi berjalan dan kerjaan berjalan," ujar Komaruddin.

Komaruddin menerangkan, saat ini, masyarakat bawah butuh suplemen dari golongan atas maupun pemerintah untuk terbiasa hidup di tengah pandemi.

Baca juga : Kang Emil Minta Warganya Jangan Lengah dan Takabur

"Kenapa Jepang perlu membantu ekonomi rakyat Indonesia, ya agar ekonominya tumbuh. Kalau sudah tumbuh, ya agar rakyat Indonesia bisa membeli produk mereka. Sebaliknya, kalau tidak tumbuh, bangkrut juga perusahaan mereka," cetus pria kelahiran Magelang 66 tahun silam itu.

Dia menambahkan, berulang kali Indonesia diterpa musibah bencana alam, namun masih bisa bangkit karena semangat gotong royong. Dia berharap, semangat gotong royong ini juga terus pupuk untuk mengentaskan pademi yang sedang terjadi.

Untuk pemerintah, Komaruddin juga berpesan, harus menangkap suara masyarakat. Saat ini, sebagian masyarakat terkesan tidak percaya dengan kebijakan yang diambil pemerintah. Sebab, kebijakan yang diambil sering berbeda-beda antara satu instansi dengan intansi lain. "Jangan sampai kebijakan sesama pembantu Presiden berbeda. Serta kebijakan pembantu Presiden dengan Kepala Daerah berbeda. Hendaklah lebih kompak," pesannya.

Baca juga : Yang Kambuh Sedikit, Yang Khawatir Banyak

Webinar ini juga diikuti Sekjen Kementerian Komunikasi dan Informatika Niken Widiastuti. Dia menyatakan, masyarakat perlu beradaptasi dengan kondisi baru yang terjadi saat ini. Dia mengajak masyarakat untuk sama-sama memerangi pandemi ini.

"Ini tidak bisa selesai hanya dengan marah atau menyalahkan siapa pun. Tapi, bagaimana peran individu memutus mata rantai pandemi. Kalau semua orang disiplin, maka kondisi ini akan cepat selesai," ucapnya.

Bagaimana pandangan pengusaha atas pernyataan Komaruddin tadi? Ketua Umum HIPMI Mardani Maming mengatakan, pihaknya terus berupaya meminimalisir PHK. Bahkan, dia meminta kepada pengusaha yang tergabung di HIPMI untuk menekan angka pengangguran.

Baca juga : Anies Yang Berencana, Jokowi Yang Batalkan

"Jangan sampai karena ada PHK masal ini, maka terjadi bencana baru di tengah pandemi. Kira-kira inilah yang bisa kami lakukan. Karena HIPMI ini organisasi pengusaha, jadi kita menjaga karyawan-karyawan dari PHK," ujar Mardani, kepada Rakyat Merdeka, semalam.

Pandangan lain diutarakan Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani. Dia mengatakan, untuk mencegah kemiskinan karena pandemi, negara harus mengintervensi. "Kalau situasi normal, Apindo berkontribusi. Tapi, karena kondisi sekarang cash flow kami berantakan, artinya cash flow kami tidak pada posisi berbuat banyak," ujarnya, kepada Rakyat Merdeka, semalam.

Dia menegaskan, dalam situasi ini, jaring pengaman sosial harus dipersiapkan negara. "Kalau perusahaan dalam situasi ini namanya survival," ungkapnya. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.