Dark/Light Mode

Setelah Gibran Jadi Calon Wali Kota Solo

PDIP Bakal Dapat Tambahan Menteri, Fakta Apa Hoaks Ya

Sabtu, 18 Juli 2020 06:14 WIB
Gibran Rakabuming Raka saat acara pembekalan calon kepala daerah oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (Foto: net)
Gibran Rakabuming Raka saat acara pembekalan calon kepala daerah oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (Foto: net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah lama ditunda, akhirnya PDIP mengajukan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon Wali Kota Solo. Terpilihnya putra sulung Presiden Jokowi ini memunculkan banyak spekulasi. Bahkan ada yang mengaitkan dengan reshuffle kabinet. Dengan mencalonkan Gibran, PDIP digosipkan akan mendapat tambahan jatah menteri. Hmmm, fakta atau hoaks ya....

PDIP resmi mengusung Gibran dan Teguh Prakosa sebagai calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo dalam Pilkada 2020. Penunjukan Gibran menjadai Calon Wali Kota Solo dibacakan Ketua DPP Bidang Politik Puan Maharani. Acara pengumuman digelar di Kantor DPP PDIP dan disiarkan langsung secara virtual. Hadir dalam kesempatan itu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Sekjen Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDIP Prananda Prabowo dan Puan Maharani. 

Total ada 45 calon kepala daerah yang diumumkan. Pengumuman calon disampaikan oleh Puan dilanjutkan dengan wejangan oleh Megawati Soekarnoputri. “Untuk Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka dengan Teguh Prakosa," kata Puan. 

Setelah nama Gibran-Teguh diumumkan, Mega lalu memberi wejangan kepada 45 pasangan calon yang mendapat rekomendasi. Dalam pidatonya, Mega minta para calon yang diusung, termasuk Gibran menjadi pemimpin yang mumpuni. 

Baca juga : Djoko Tjandra Dapat Surat Jalan Dari Oknum Instansi

Selain itu, Mega berharap mereka mampu menjalankan tata kelola pemerintahan yang baik, mengerti seni memimpin birokrasi, dan mengerti aspek perencanaan kebijakan. "Dan jangan lupa selalu berada bersama rakyat," imbuhnya. 

Kenapa mengusung Gibran-Teguh? Hasto mengatakan, pemilihan Gibran-Teguh sudah dipertimbangkan masak-masak. Keduanya merupakan pasangan yang cocok dan dinilai dapat bekerja untuk rakyat dengan baik. 

"Pendamping Mas Gibran namanya Teguh Prakoso, itu kan kokoh, Prakoso itu kuat. Keduanya saling memperkuat untuk kepentingan rakyat," kata Hasto. 

Ia mengatakan, Gibran-Teguh juga akan mengikuti sekolah partai, sama seperti pasangan calon kepala daerah lainnya. "Nanti juga keduanya harus ikut sekolah calon kepala daerah," ujar Hasto. 

Baca juga : Dilaporkan Hilang, Wali Kota Seoul Ditemukan Tewas di Gunung

Hasto mengatakan, PDIP menargetkan kemenangan 60 persen dalam Pilkada 2020. Ada 270 daerah yang menggelar pilkada pada 9 Desember mendatang.

Gibran terlihat senang. Ia salah satu calon kepala daerah yang menyampaikan pernyataan dalam rapat tersebut. Pengusaha katering ini mengaku bersyukur dan menghaturkan terima kasih sudah dipilih. Rekomendasi ini adalah suatu kehormatan sekaligus tanggung jawab untuk bisa memenangkan kontestasi pilkada Kota Surakarta 2020. 

Warganet ikut mengomentari penunjukan Gibran. Misalnya akun @Ruwet368 yang mengaitkan dengan reshuffle. “Jokowi Ancam Reshuffle Menteri. Para Ketua Umum Partai Pucat Pasi. Jadilah Gibran Calon Tunggal Wali Kota Solo Menuju Gubernur DKI Dan Presiden Selanjutnya,” ujarnya. Sementara @fathurdoaibu mengaitkan dengan kursi menteri. “Kursi menteri PDIP Bisa nambah kih," katanya.

Dikonfirmasi mengenai penunjukan Gibran dikaitkan dengan kursi menteri? Wasekjen PDIP Arif Wibowo membantahnya. Menurutnya, tidak ada barter jabatan lantaran PDIP mengikhlaskan kursi Cawalkot Solo ke putra Jokowi, Gibran Rakabuming. "Kok timbal balik- timbal balik. Ikuti saja penjelasan Sekjen," tegasnya, kemarin.

Baca juga : Sambangi Curug Parigi, Wakil Wali Kota Bekasi Geleng-geleng Lihat Tumpukan Sampah

Dia menegaskan, PDIP tidak menyodorkan calon menteri sebagai alat tukar Gibran yang maju Cawalkot Solo lewat tiket PDIP. "Nggak ada. Nggak ada. Jadi apa yang disampaikan Sekjen itu penjelasan resmi," jelasnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin mengatakan, tak ada makan siang yang gratis. No free lunch. Begitu juga dalam politik. “Politik itu kata Harold Lasswel, soal siapa mendapat apa, kapan, dan bagaimana," ujarnya, kemarin.

Akan tetapi, Ujang memprediksi bukan posisi menteri yang akan diperoleh PDIP. Sebab kursi menteri bagi PDIP sudah terlalu gemuk. "Mungkin barternya jabatan lain. Bisa saja PDIP ingin memasukkan orang-orangnya di BUMN dan lain-lain. [BCG/UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.