Dark/Light Mode

Omongin Obat Covid-19

Netizen Serempak Ngajak Dukung Karya Anak Bangsa

Sabtu, 22 Agustus 2020 07:49 WIB
Ilustrasi vaksin corona. (Foto: ist)
Ilustrasi vaksin corona. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Obat Covid-19 temuan tim peneliti Universitas Airlangga (Unair), TNI AD dan Badan Intelijen Negara (BIN) belum bisa diedarkan. Masih harus mengulang pelaksanaan uji klinis.

“Peneliti harus mengulang pelaksanaan uji klinis,” ujar Kepala Badan pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito dalam konferensi pers virtual, Rabu (18/8).

Penny membeberkan, pihaknya telah melakukan inspeksi terhadap proses uji klinis pada 28 Juli 2020. Adapun uji klinis dimulai 3 Juli lalu. Dari hasil inspeksi itu, muncul temuan kritis berupa tidak terpenuhinya unsur randomisasi atau pengacakan subjek uji klinis.

“Subjek dari suatu riset harus memenuhi unsur pengacakan agar merepresentasikan populasi,” jelas dia.

Baca juga : Sputnik V, Vaksin Covid-19 Pertama Dunia Milik Rusia Laris Manis

Belum validnya hasil uji klinis obat Covid­-19 yang dikembangkan unair bersama TNI AD dan BIN bikin kaget netizen. “Waduh tidak valid hasil uji klinis­nya? Gimana nih mosok sih bisa rendom samplingnya gak terpenuhi,” tanya Ro­minovandra.

“Buat obat itu harus ada uji klinisnya dan jelas data­datanya. Harus sesuai prosedur jangan asal coba­coba,” saut Muhammad SH. “Buktikan, jangan bikin kacau aja..huh..! ntar malu,” tantang Mr Oglex.

Liku Liku Laki Laki mengaku heran den­gan TNI AD yang terkesan mau tampil paling depan soal vaksin corona ini. Dia meminta publik menunggu saja hasil uji klinis resmi pemerintah dengan sinovac.

“Jangan samakan daya tahan tubuh tentara dengan masyarakat sipil pada umumnya,” saran dia

Baca juga : Di Tengah Covid-19, Medco E&P Berhasil Ngebor Sumur Kaci-2 Di Natuna

Wani Piro menyambung. Dia menegaskan, masalah kaidah ilmiah penelitian obat, datanya harus valid. termasuk, memenuhi beberapa prinsip seperti random, derajat penyakit, efek­ tivitas di derajat penyakit tertentu.

“Karena nanti data itu yang membuktikan uji klinisnya bener atau cuma asal­-asalan,” jelasnya.

Menurut Rudy Mulia, misi riset Obat Covid­-19 erat kaitannya dengan misi kemanusiaan untuk negara. untuk lebih mempercepat proses, sebaiknya ada pendampingan dari para ahli BPOM.

“Namun tentunya ini harus juga sejalan dengan segi etika yang berlaku,” saran Rudy. “Namanya juga Badan pengawas, ya harus independen donk,” saut Frasa.

Baca juga : Pasien Sembuh Covid di Secapa AD Bandung Sudah 1.194 Orang

Linus Heratmo berharap BPOM bersih dari intervensi. “Seharusnya kita bangga dengan produk Indonesia,” harap dia.

Sementara, Qoyum Oke membela tim peneliti Unair, BIN dan TNI AD. Dia mengaku, heran bahwa obat yang berasal dari dalam negeri selalu saja dipermasalahkan. “Ayo kita dukung bersama,” tandasnya.

Purbandre menyambung. Dia bingung, ke­napa ada temuan obat Covid­-19 dipermasalah­ kan terus. “Bagus kan kalau ada jalan selain vaksin,” kata dia.

Firmandad87 menyesalkan vaksin Covid­-19 dari luar negeri malah diam saja. Giliran dari dalam negeri malah diributin. “Harusnya upadate terus dong perkembangan vaksinya,” saran dia. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.