Dark/Light Mode

Merespon Ucapan Wapres

Kehalalan Vaksin Corona Jadi Bahan Debat Panas Warganet

Minggu, 30 Agustus 2020 06:17 WIB
ilustrasi/NET
ilustrasi/NET

RM.id  Rakyat Merdeka - Vaksin Covid-19 Sinovac kudu bersertifikat halal. Sertifikasi juga diperlukan sebagai antisipasi kemungkinan vaksin yang bakal diproduksi untuk diekspor.

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin meminta PT Bio Farma mengurus sertifikasi halal untuk vaksin Covid-19 yang tengah dikerjakan.

Wapres menegaskan, Indonesia sudah memiliki undang-undang yang mengatur, bahwa seluruh produk termasuk produk farmasi wajib memiliki sertifikasi halal.

“Sertifikasi halal untuk memperoleh kepercayaan masyarakat dan karena mayoritas di Indonesia umat Islam,” kata Ma’ruf saat melakukan pertemuan dengan Bio Farma secara virtual di rumah dinas, Kamis (27/8).

Menurut Ketua Umum nonaktif Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini, sertifikasi halal tersebut juga diperlukan sebagai antisipasi kemungkinan produk vaksin yang akan diproduksi diekspor.

Baca juga : Pansus Banjir Lanjut Jaring Masukan Warga

Terutama untuk ekspor ke negara-negara dengan penduduk mayoritas muslim. “Untuk (mendapat sertifikasi) halal sebenarnya tidak sulit kalau memang produk itu sangat dibutuhkan, maka ada jalan keluarnya untuk memperoleh sertifikat halal itu,” tukasnya.

Netizen terbelah menyikapi permintaan sertifikasi halal oleh Wapres. Ada yang merasa sertfikasi perlu, ada yang nggak. “Nunggu sertifikasi (halal) keburu banyak nakes (tenaga kesehatan) gugur dalam tugas,” ujar PurworOjek.

HapnyAndryanti mengatakan, yang dibutuhkan warga saat ini adalah hidup sehat tanpa corona. Dia khawatir, selama sertifikasi halal yang makan waktu lama akan tambah banyak korban corona.

Saat ini, yang penting mereka sembuh dulu dan kita bisa hidup normal seperti sediakala. “Ini wapres apa masih ketua MUI sih, kok masih ngurusin sertifikat halal aja,” ungkapnya.

Tatangsuherlan6 mengungkapkan, akan ada banyak warga yang kebingungan jika vaksin corona dinyatakan tidak halal.

Baca juga : Percepat Anggaran PEN, Kadin Dorong Pemerintah Perkuat Sistem Keuangan

“Bingung nih kalo dinyatakan tidak halal, orang muslim tidak kebagian vaksin dong? Bagi saya bodo amat mau halal/tidak halal kek saya dan keluarga siap divaksin,” tegasnya.

“Iya Pak Wapres, sementara menjabat jadi Wapres, pola pikir halalnya MUI disingkirkan dahulu karena selama periode sampai 2024, anda adalah Wapres untuk seluruh Agama di NKRI ini, nanti kalau udah selesai menjabat, boleh lah balik lagi pola pikir halalnya,” ujar DwipanggangArya.

Dewogustiageng mengatakan, sertifikasi halal tidak perlu diperdebatkan. “Yang mau versi sertifikat, boleh tunda vaksinasinya; yang tak perlu sertifikat boleh duluan; gitu aja kok repot,” ungkapnya.

“Biarlah Vaksin hanya untuk kaum yang tidak meributkan halal harom. Yang mau ya divaksin, tidak yo tidak usah. GITU SAJA KOK REPOT. Urusan obat kok njlimet mikirnya,” tegas arietrend99.

D_MAHEND mengaku setuju dengan sertifikasi halal. Namun, dia mengingatkan, saat ini situasi tidak normal dan darurat. “Saya setuju tapi kalau ternyata ada elemen non halal yang ga bisa digantikan apa harus batal melakukan vaksinasi? Ini darurat Mr vice. Hatur nuhun,” tuturnya.

Baca juga : Pandemi Virus Corona Jadi Pintu Masuk PHK Massal

“Ok, kita sepakat harus ada sertifikat halal. Dalam mengatasi situasi pandemik skala global dan nasional, saran saya; Pak gunakan otoritas kenegaraan sebagai Wakil Presiden RI dan reputasi Bapak sebagai mantan ketua MUI. Untuk ‘jemput bola’, penerbitan sertifikat halal vaksin Covid-19,” ujar GamaelBen.

“Yang melakukan sertifikasi halal untuk vaksin yang akan diproduksi massal sebaiknya lembaga negara supaya hasil dari label itu bisa digunakan untuk kepentingan negara juga,” kata Marijanpr.

Trustrang meminta masyarakat tidak berburuk sangka terhadap Wapres. Kata dia, Wapres justru memberi kesempatan non-muslim untuk mendapat vaksin duluan karena tidak perlu menunggu sertifikat halal.

“Jangan suudzon... Terimakasih Pak Kyai. Kalau bisa sih 2-3 tahun proses sertifikasinya biar afdol kehalalannya,” tuturnya. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.