Dark/Light Mode

Stok Darah Cuma Buat 2 Hari, Pertiwi Indonesia Gelar Donor

Sabtu, 5 September 2020 15:05 WIB
Ketua Umum PMI Pusat, M. Jusuf Kalla (JK)  saat meninjau suasana kegiatan donor darah.
Ketua Umum PMI Pusat, M. Jusuf Kalla (JK) saat meninjau suasana kegiatan donor darah.

RM.id  Rakyat Merdeka - Gerakan Donor Darah Perempuan Indonesia (GDDPI) menggelar acara donor darah yang melibatkan berbagai organisasi perempuan, bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI).

Acara ini diadakan demi memenuhi kebutuhan yang terus meningkat di masa pandemi akibat Covid-19, sementara pasokan darah cenderung menurun. Hal ini disampaikan Shinta Omar, Ketua Umum Pertiwi Indonesia.

“Kita harus upayakan agar kebutuhan vital untuk menjaga kesehatan ini dapat tercukupi. Salah satunya, dengan menggerakkan para pendonor yang sempat berkurang karena khawatir situasi pandemi,” katanya, usai penandatanganan deklarasi GDDPI oleh para pimpinan organisasi yang terlibat di Golf Gallery Ballroom, Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Menurut Shinta, ide membentuk GDDPI datang dari Penasehat Pertiwi Indonesia, yakni Yanti Airlangga Hartarto. Sebelumnya, perkumpulan ini selalu berupaya membantu masyarakat yang terdampak pandemi. Selain menyalurkan sembako, memenuhi kebutuhan Alat Perlindungan Diri (APD) bagi tenaga medis, dan membuat pelatihan bagi pelaku usaha mikro kecil, organisasi yang memiliki perhatian tinggi pada peningkatan kualitas hidup perempuan ini juga selalu mendukung berbagai kegiatan yang dibutuhkan dan atau membutuhkan kehadiran perempuan Indonesia.

Baca juga : Ngobras Bareng Pengrajin Rumah Kayu di Bali, Bamsoet: Karya Ukir Indonesia Lebih Bagus dari Impor

Sementara Ketua Umum PMI Pusat, M. Jusuf Kalla (JK) menjelaskan, kebutuhan darah untuk seluruh Indonesia per tahunnya mencapai 5 juta kantong darah. Khusus untuk Jakarta, diperlukan 1.000 kantong per hari, karena ada 192 rumah sakit.

“Memang ada penurunan kebutuhan karena orang takut ke rumah sakit. Tapi jumlah orang yang mendonorkan darah juga berkurang. Bulan April dan Mei saat puasa ditambah pandemi, penurunan pasokan darah mencapai 50%,” ungkapnya.

Karena itu, ujar JK, PMI minta bantuan pada TNI Polri untuk berdonor melalui PMI sehingga bertambah menjadi 80%.

Hal ini juga dijelaskan oleh dr. Linda Lukitari Waseso, Ketua Bidang Unit Donor Darah, Pengurus Pusat PMI. Sejak Indonesia dilanda pandemi Covid-19 Maret 2020, pasokan darah dari pendonor menurun drastis. Berbagai kegiatan donor darah banyak yang dibatalkan karena kekhawatiran tertular virus Corona.

Baca juga : Indonesia Berduka, Alfatihah

“Dalam situasi normal sebelum pandemi, ketersediaan darah bisa untuk empat hari. Saat ini hanya bisa satu sampai dua hari saja,” katanya.

Bahkan, lanjut Linda, kekurangan stok darah sekitar 20% hingga 50% terjadi di daerah episentrum Covid-19 seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.

Namun menurutnya masyarakat tidak perlu khawatir, karena PMI memiliki sistem regional yang saling mendukung. Dengan cara itu, ketersediaan darah di daerah yang kekurangan, terutama untuk penderita demam berdarah, kanker, thalasemia, trauma dan kebutuhan rutin Rumah Sakit dapat terpenuhi.

Pada kesempatan tersebut, Shinta Omar menjelaskan, ada sembilan organisasi perempuan yang menyatakan komitmennya mendukung GDDPI, yaitu Pertiwi Indonesia, Perempuan Untuk Negeri, Yayasan Batik Indonesia, Dharma Wanita Persatuan, Perempuan Jenggala, Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia, Alumni SMA 1 PSKD, Pernik Nusantara dan Geronimo.

Baca juga : Titik Temu Budaya Jepang dan Budaya Indonesia (2)

“GDDPI yang dipimpin Ibu Vicky W. Kartiwa ini akan menyelenggarakan kegiatan donor darah di Jakarta tiga bulan sekali. Selain itu, kami juga akan bergerak ke daerah-daerah lain di Indonesia,” lanjutnya.

Kondisi yang berkembang saat ini, masih menurut Shinta, memang membatasi gerak masyarakat. Kantor dan area publik banyak yang tutup sementara orang-orang juga tidak berani ke luar rumah karena merasa tidak aman dan tidak nyaman. Akibatnya, kegiatan donor darah yang selama ini diadakan melalui berbagai komunitas, nyaris tidak berjalan.

“Pendonor banyak yang khawatir tertular Covid-19 saat menyumbangkan darah. Namun, kami mengupayakan semaksimal mungkin penerapan protokol kesehatan di masa pandemi ini seperti pengecekan suhu tubuh, penggunaan masker dan jaga jarak. Bahkan alas velbed akan disemprot disinfektan setiap kali pergantian peserta donor. Antar velbed pun dipasang sekat pembatas,” ujar Shinta seraya menambahkan bahwa darah juga akan dicek sebelum diberikan kepada yang membutuhkan.

Sebagai salah satu protokol keamanan, para pendonor mendaftar melalui aplikasi online, atau menghubungi panitia melalui nomor telepon yang sudah diumumkan sebelumnya. Kalaupun terpaksa mendaftar di lokasi, disediakan mekanisme khusus dengan standar keamanan tinggi. Semua peserta juga diwajibkan mengisi data menyangkut kesehatan mereka, yang mencakup 40 pertanyaan. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.