Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kurangi Impor Bahan Baku Obat

Menteri Muhadjir Minta UMKM Kembangkan Jamu Anti Covid-19

Minggu, 11 Oktober 2020 08:32 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy (Foto: Istimewa)
Menko PMK Muhadjir Effendy (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Alat kesehatan (alkes) dan obat-obatan untuk penanganan Covid-19 masih banyak bergantung pada impor. Demikian diakui Menteri Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy. Saat ini, ujarnya, pemerintah berupaya mengarusutamakan obat tradisional dan jamu menjadi leading sector dalam penyelenggaraan kesehatan nasional. Itu dilakukan demi mengurangi ketergantungan terhadap obat-obatan impor, termasuk bahan bakunya. 

Menurut Muhadjir, saat ini bahan baku pembuatan obat di Indonesia sangat didominasi bahan impor. Sedangkan bahan lokal digunakan hanya sedikit. Padahal, Indonesia kaya flora fauna. “Itu bisa menjadi sumber bahan baku obat yang selama ini belum begitu dimanfaatkan,” jelasnya, saat berdialog dengan pelaku UMKM di Kabupaten Sukoharjo, kemarin. 

Baca juga : PLN Mesti Periksa Kontraktor Di Proyek Kelistrikan

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tiga periode ini menegaskan, harus ada terobosan. “Untuk mengarusutamakan obat-obat tradisional dan jamu-jamuan, agar betul-betul menjadi tuan rumah sendiri di Indonesia. Ini tugas kita,” tekannya. 

Dalam kesempatan itu, Muhadjir menyerahkan Sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik Bertahap (CPOTB) serta Nomor Izin Edar Obat Tradisional kepada sejumlah pelaku UMKM jamu di Kabupaten Sukoharjo. 

Baca juga : Khawatir Jadi Klaster Baru, Ganjar Minta KPU-Bawaslu Pertimbangkan Usulan Tunda Pilkada

Program ini, lanjutnya, akan terus digalakkan hingga seluruh Indonesia. Agar pelaku UMKM jamu bisa menghasilkan jamu dan obat tradisional yang bermutu, dan turut memberdayakan masyarakat. Selain itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga meminta pelaku UMKM jamu, agar terus mengembangkan inovasi produk sampai menghasilkan obat tradisional yang telah teruji klinis dan mendapatkan grade fitofarmaka. “Kita akan dukung penuh pelaku usaha di bidang obat tradisional dan jamu ini,” yakinnya. 

Selain itu, Muhadjir menegaskan, pengembangan tanaman obat dan herbal di masa pandemi Covid-19 ini sangat penting. Menurutnya, saat ini Presiden Jokowi berfokus pada pengembangan obat-obatan yang bersumber dari bahan baku asli Indonesia. “Kalau bisa, dikembangkan bukan hanya sebagai obat tradisional. Tapi juga sebagai obat fitofarmaka (obat dari bahan alam yang telah dibuktikan keamanannya dengan uji klinis),” jelasnya. 

Baca juga : Camat Kelapa Gading Jakut Meninggal Akibat Covid-19

Bahkan, untuk meningkatkan kesejahteraan petani tanaman obat, kata Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Pendidikan dan Kebudayaan ini, nantinya pemerintah akan mendesain korporasi khusus untuk tanaman obat. Hal itu dilakukan agar para petani bisa memasarkan produknya secara kontinyu dan memiliki pasar yang tetap. 

Dengan demikian, masih menurut Muhadjir, produk petani itu mulai dari proses penanamannya, pembibitannya, kemudian sudah menjadi produk harus dibimbing, sampai ada jaminan, bahwa produknya nanti hasil petani itu akan terbeli. “Sehingga petani akan merasa aman dan nyaman dalam bekerja. Sementara produknya juga akan berstandar sesuai kebutuhan obat,” ujarnya. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.