Dark/Light Mode

Gelar Latihan Perang, Koarmada I Kirim 9 Kapal Dan 1 Pesawat Ke Natuna 

Rabu, 25 November 2020 19:57 WIB
Konvoi kapal perang Komando Armada I (Koarmada I) saat menuju Perairan Natuna Selatan, Rabu (25/11). (Foto: Dispen Koarmada l)
Konvoi kapal perang Komando Armada I (Koarmada I) saat menuju Perairan Natuna Selatan, Rabu (25/11). (Foto: Dispen Koarmada l)

RM.id  Rakyat Merdeka - Komando Armada I (Koarmada I) menggelar latihan Operasi Dukungan Tembakan TA 2020 di Perairan Natuna Selatan dan sekitarnya, Rabu (25/11). Dalam gelar latih ini sedikitnya ada sembilan kapal perang dan satu pesawat yang dikirim ke kawasan tersebut.

Kapal-kapal perang itu diantaranya KRI Bung Tomo -357, KRI John Lie-358, KRI Sutedi Senoputra-378, KRI Tjiptadi-381, KRI Barakauda-633, KRI Kujang-642, KRI Surik-645, KRI Parang-647, dan KRI Bubara-868.

Sementara, pesawat udara yang dikirim adalah Pesud CN-235 P-8303 yang akan melaksanakan kegiatan Manuver Lapangan dengan materi latihan Communication, Leaving harbour, Mine Field Transit, ADEX, Photex, Screnex, DCEX, AAROFEX, Flashex, OOWEX, NSIC, Prep Gunex, Gunex 1, Gunex 2, Tacman, Asuwex, Aswex, dan Pubex.

Baca juga : Israel Kembali Lancarkan Serangan Udara Ke Gaza

Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid mengatakan, pelaksanaan giat latih ini dimaksud untuk mengukur tingkat kemampuan personel, dan mendapat gambaran tentang operasi macam apa yang kelak dilakukan di kawasan tersebut.

"Makanya, semua unsur Koarmada I kita libatkan agar dalam pelaksanaan mendukung tugas-tugas TNI dan TNI Angkatan Laut kedepan bisa semakin maksimal,” ujarnya.

Rasyid menyebut, Koarmada I sendiri merupakan kotama operasional yang tak hanya mengemban misi menjaga pertahanan laut, tapi juga menjaga keutuhan dan kedaulatan negara dari ancaman militer serta ancaman bersenjata.

Baca juga : Jelang Nataru, Kemenhub Uji Kelaikan Kapal Di 51 Pelabuhan

"Gelar Operasi Militer Perang (OMP) Koarmada sendiri sangat dipengaruhi kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Karena itu, latihan ini sifatnya interoperability antar satuan sehingga dibutuhkan kerjasama taktis yang meliputi komando, pengendalian dan komunikasi, dan pelaksanaan latihan mengutamakan prosedur secara cermat dan benar guna terwujudnya zero accident," ujarnya.

Dia juga menjelaskan, sesuai kebijakan dan Prioritas Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono, TNI Angkatan Laut harus menjadi kekuatan yang siap dioperasionalkan atau operational ready force.

“Maka sudah menjadi tugas dan tanggung jawab TNI AL untuk membuktikan kepada rakyat dan negara bahwa TNI AL selalu siap siaga dan dapat diandalkan setiap saat untuk mengawal setiap kebijakan pemerintah dan membentengi kedaulatan Negara," pungkasnya. [DNU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.